Ritual Tiap Tahun Penduduk Desa Ini Pindahkan Pulau dengan Perahu Boat, Terungkap Tujuannya
Saban tahun penduduk desa ini bergotong-royong melakukan rangkaian akvititas ini demi sesuatu yang baik.
Saban tahun penduduk desa ini bergotong-royong melakukan rangkaian akvititas ini demi sesuatu yang baik.
Ritual Tiap Tahun Penduduk Desa Ini Pindahkan Pulau dengan Perahu Boat, Terungkap Tujuannya
Sebuah desa yang terletak di Medina Country, Ohio, Amerika Serikat (AS) terdapat pulau terapung. Pulau ini merupakan pulau buatan yang mengapung di danau Chippewa.
Pulau buatan tersebut tumbuh bersama vegetasi alam dari waktu ke waktu.
Mengutip IFLScience & Northern News Now, Senin (18/9), saban tahun, masyarakat di sana harus bergotong-royong menggeser pulau dengan 20 perahu boat.
Hal ini karena pulau tersebut menghalangi jembatan utama antara sisi Timur dan Barat danau. Ribet, kan?
-
Apa yang dilakukan di Tradisi Labuhan? Tradisi Labuhan adalah ritual yang dilakukan di Pantai Parangtritis setiap 8 tahun sekali untuk menjaga keselamatan Sultan Hamengkubuwono dan masyarakat sekitar. Dalam tradisi ini, sesaji berupa makanan, minuman, kain, dan bunga ditampilkan dan diarak ke tengah laut sebagai tanda penghormatan kepada Nyi Roro Kidul, sang Ratu Laut.
-
Dimana tradisi Perahu Bidar dilakukan? Sungai Musi merupakan sebuah aliran sungai lintas provinsi yang melewati wilayah Bengkulu dan Sumatra Selatan.
-
Kenapa Labuhan Lawu dilakukan? Mengutip YouTube Kraton Jogja, Hajad Dalem Labuhan Lawu ini merupakan bentuk ketaatan Kraton Yogyakarta terhadap para pendahulu.
-
Apa tradisi unik di Pulau Masakambing? Selain pesona alam, wisatawan bisa belajar tentang tradisi sedekah telur ayam dan pisang di tepi pantai. Tradisi ini dipercaya bisa menyembuhkan penyakit.
-
Mengapa warga lebih suka menyeberangi sungai dengan perahu? 'Sebenarnya di sana sudah dibangun jembatan. Tapi tampaknya warga lebih suka menyeberangkan motor dengan perahu,' kata pemilik kanal YouTube Vista Holic.
-
Bagaimana pulau itu bisa tenggelam? Seiring berjalannya waktu, seiring menurunnya aktivitas gunung berapi, dataran tinggi tersebut perlahan-lahan melayang ke arah barat melintasi Samudera Atlantik dan akhirnya tenggelam di bawah gelombang.
Karena keribetannya itu, para pembenci rawa di Minnesota telah menyarankan untuk meledakkan pulau-pulau terapung tersebut untuk mengatasi permasalahan yang selalu terulang lagi.
Namun tak semudah itu. Rawa besar di Chippewa Flowage telah ada selama beberapa dekade dan telah banyak dihuni oleh spesies hewan dan tumbuhan untuk dijadikan mereka sebagai rumah. Oleh karenanya, otoritas satwa liar setempat lebih memilih penanganan terhadap masalah ini dengan cara yang tidak berdampak negatif terhadap satwa liar.
Terlebih, pulau ini telah dilindungi undang-undang karena perannya sebagai habitat hewan dan tidak dapat dipisahkan.
Pada 2022, saat angin bertiup kencang, mampu menggeser pulau itu. Sehingga dibutuhkan 25 perahu untuk memindahkannya kembali ke ‘tempat semula’.
Danau Chippewa tercipta pada tahun 1923. Pulau-pulau terapung yang unik di danau ini berawal dari dataran lumpur yang muncul dari rawa di dasar danau.Namun seiring berjalannya waktu, vegetasi mulai tumbuh, dan pulau-pulau tertua bahkan memiliki pepohonan yang besar sebagai layar saat angin bertiup.
Kala angin bertiup itu, mampu menggerakkan seluruh permukaan yang mengambang di sekitar danau.
"Hampir setiap tahun. Dibutuhkan upaya masyarakat dan Anda harus mempunyai kekuatan untuk mendorong mereka (Pulau-red) masuk ke tempatnya,"
Seorang pria setempat.
Pasalnya pulau terapung itu dapat menghalangi jembatan penting yang merupakan satu-satunya jalan antara sisi Timur dan Barat danau.
Bila hal itu terjadi, satu-satunya cara untuk memindahkannya adalah dengan perahu.