Perang Obor Jepara, Saling Pukul Api Demi Sedekah Bumi
Merdeka.com - Bunga api beterbangan ke seluruh penjuru arena pertarungan. Menghasilkan pemandangan indah bak kembang api di atas aspal. Tradisi unik ini bernama perang obor, duel saling pukul dengan semburat nyala api. Meski terlihat berbahaya, para pemain sangat antusias mengikuti tradisi. Semakin malam kemeriahan semakin terasa. Perang obor jadi tradisi tahunan masyarakat Desa Tegalsambi, Tahunan, Jepara, Jawa Tengah.
Diselenggarakan di jalan desa tempat sebuah petilasan, perang obor selalu mencuri perhatian. Dalam hati penonton pasti heran dan bertanya-tanya tidakkah mereka sakit dan kepanasan?. Namun yang harus dikhawatirkan adalah bunga api yang memercik ke segala penjuru. Tak jarang pemain hingga penonton terluka karena percikan panas bunga api.
Resiko yang ada tak menyurutkan antusias para pemain dan penonton untuk lebih dekat dengan tradisi perang obor. Semuanya merupakan ritual dalam rangkaian sedekah bumi warga Desa Tegalsambi.
-
Apa yang dibakar dalam tradisi obong-obong? Dalam upacara itu, berbagai barang milik almarhum seperti baju, kasur, aksesoris, serta barang-barang lainnya dibakar. Begitu pula dengan boneka yang disimbolkan sebagai almarhum juga dibakar dalam upacara itu.
-
Apa yang dibakar oleh penonton? Kesal sudah membeli tiket namun tidak bisa menonton band idola, sejumlah penonton konser mengamuk. Mereka hilang kendali, menumpahkan kekesalan dengan membakar sound system dan panggung.
-
Apa yang dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Bagaimana cara tradisi bakar gunung api? Menyusun Batok Kelapa Mengutip dari kanal Liputan6.com dan beberapa sumber lainnya, bakar gunung api ini merupakan sebuah ritual membakar batok kelapa yang sudah tersusun rapi.
-
Apa makna tradisi bakar gunung api? Tentunya setiap tradisi yang berkembang di masyarakat memiliki arti, tujuan, simbol, dan juga makna mendalam.
-
Mengapa kembang api dibuat pertama kali? Mereka sebenarnya mencari resep untuk hidup kekal, tapi apa yang mereka ciptakan tetap mengubah dunia.
©2021 Merdeka.com/Munfarid
Perang obor dilakukan secara duel berpasangan. Pemainnya hanya berasal dari para pria. Peserta juga harus memenuhi persyaratan khusus untuk menjadi pemain perang obor. Hanya mereka yang berusia minimal 17 tahun yang memiliki sehat jasmani dan rohani. Orang yang tak mudah emosi menjadi persyaratan yang wajib dipenuhi. Pasalnya para pemain harus melaksanakan tradisi dengan hati yang bersih.
Para pemain bersiap menunggu giliran mereka. Setidaknya ada lebih dari 200 obor yang digunakan untuk berduel. Itu berarti ada 200 peserta yang saling memukul obor pada lawan mereka masing-masing. Kemeriahan semakin terasa saat pimpinan desa mulai menyulut satu obor sebagai pembuka acara. Semburat apinya menjadi penerang suasana gelap malam.
©2021 Merdeka.com/Munfarid
Perang obor dimulai, pasangan duel bersiap pada arena. Dikelilingi para penonton yang antusias melihat dengan dekat. Kibasan obor mulai beradu membuat api yang membakar obor beterbangan. Percikannya menjadi pemandangan yang begitu mengagumkan.
Tiap pemain dilarang untuk menyasar tubuh lawan. Obor hanya boleh dipukulkan pada obor lawan. Percikan bunga api dan potongan daun terbakar bisa beterbangan mengenai siapa saja. Apinya mampu menempel di pakaian bahkan langsung mengenai kulit.
Para pemain biasanya memakai celana panjang dan jaket panjang dengan hodie. Beberapa pria bahkan memakai caping. Jika pemain maupun peserta terluka, hanya boleh diobati dengan ramuan campuran kelapa dan bunga telon sesaji pusaka desa. Konon, hanya minyak tersebut yang mampu menyembuhkan luka perang obor.
©2021 Merdeka.com/Munfarid
Bentuk obor memang tak seperti pada umumnya dari bambu. Namun berasal dari blarak atau daun kelapa kering diikat dengan klaras atau daun pisang kering. Pelepah daun kelapa sengaja tidak dipotong panjang obor leih dari 2 meter. Durasi permainan kurang lebih 3 menit bersamaan habisnya obor dilalap api.
Makna mendalam tertuang pada tradisi perang obor warga Desa Tegalsambi. Wujud syukur dan doa akan hasil bumi yang melimpah. Juga makna mengingat dan mendoakan para leluhur seperti pendiri, penyebar agama dan tokoh lain yang berjasa besar pada desa.
Di Desa Tegalsambi terdapat 16 petilasan yang dikunjungi saat perayaan sedekah bumi. Biasanya hanya 7 petilasan yang dikunjungi untuk menyingkat waktu dan biaya ziarah ke petilasan.
©2021 Merdeka.com/Munfarid
Tradisi perang obor bermula dari Legenda perkelahian Mbah Gemblong dan Kiai Babadan. Keduanya bertengkar karena ternak Mbah Gemblong sakit-sakitan di kandang. Kelakuan Mbah Gemblong memicu kemarahan Kiai Babadan dan keduanya beradu saling serang dengan obor.
Hingga kadang terbakar dan membuat ternak berhamburan. Baiknya, ternak menjadi sehat dan gemuk berkat merumput di luar kandang. Tradisi perang obor diselenggarakan tiap bulan Dzulhijjah pada Hari Senin Pahing malam Selasa Pon. Sering bertepatan menjelang penyelenggaraan Idul Adha umat Muslim. (mdk/Ibr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sepak bola api merupakan tradisi di kala Bulan Ramadan
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai marak terjadi di Sumatera Selatan bersamaan dengan datangnya puncak musim kemarau.
Baca SelengkapnyaWarga mengevakuasi mereka ke rumah sakit terdekat. Namun karena keterbatasan peralatan, keduanya dirujuk ke Palembang.
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaSelain karena faktor alam berupa gesekan ranting saat musim kemarau, juga kerap disebabkan aktifitas perburuan liar.
Baca SelengkapnyaKonon anak-anak Betawi dulu sering melihat meriam Belanda dan mempraktikkan cara menggunakannya di bleduran.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan video yang diterima, api tampak memerah seperti lava pijar yang mengalir dari puncak Gunung Telomoyo.
Baca SelengkapnyaMemasuki musim kemarau, kebakaran hutan dan lahan dilaporkan terjadi Ogan Ilir.
Baca SelengkapnyaSetiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran
Baca SelengkapnyaKondisi saat ini, api telah berhasil dipadamkan setelah petugas gabungan melakukan pemadaman, baik di kawasan Bukit Anak Dara dan Bukit Selong kawasan Sembalun.
Baca SelengkapnyaRatusan hektare lahan di Sumatera Selatan terbakar sepanjang musim kemarau tahun ini. Kebakaran terparah terjadi di Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir (OKI).
Baca SelengkapnyaRicuh saat malam Tahun Baru, warga di Bali bakar tiga sepeda motor Pecalang
Baca Selengkapnya