Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perang Obor Jepara, Saling Pukul Api Demi Sedekah Bumi

Perang Obor Jepara, Saling Pukul Api Demi Sedekah Bumi Perang Obor Jepara. ©2021 Merdeka.com/Munfarid

Merdeka.com - Bunga api beterbangan ke seluruh penjuru arena pertarungan. Menghasilkan pemandangan indah bak kembang api di atas aspal. Tradisi unik ini bernama perang obor, duel saling pukul dengan semburat nyala api. Meski terlihat berbahaya, para pemain sangat antusias mengikuti tradisi. Semakin malam kemeriahan semakin terasa. Perang obor jadi tradisi tahunan masyarakat Desa Tegalsambi, Tahunan, Jepara, Jawa Tengah.

Diselenggarakan di jalan desa tempat sebuah petilasan, perang obor selalu mencuri perhatian. Dalam hati penonton pasti heran dan bertanya-tanya tidakkah mereka sakit dan kepanasan?. Namun yang harus dikhawatirkan adalah bunga api yang memercik ke segala penjuru. Tak jarang pemain hingga penonton terluka karena percikan panas bunga api.

Resiko yang ada tak menyurutkan antusias para pemain dan penonton untuk lebih dekat dengan tradisi perang obor. Semuanya merupakan ritual dalam rangkaian sedekah bumi warga Desa Tegalsambi.

perang obor jepara

©2021 Merdeka.com/Munfarid

Perang obor dilakukan secara duel berpasangan. Pemainnya hanya berasal dari para pria. Peserta juga harus memenuhi persyaratan khusus untuk menjadi pemain perang obor. Hanya mereka yang berusia minimal 17 tahun yang memiliki sehat jasmani dan rohani. Orang yang tak mudah emosi menjadi persyaratan yang wajib dipenuhi. Pasalnya para pemain harus melaksanakan tradisi dengan hati yang bersih.

Para pemain bersiap menunggu giliran mereka. Setidaknya ada lebih dari 200 obor yang digunakan untuk berduel. Itu berarti ada 200 peserta yang saling memukul obor pada lawan mereka masing-masing. Kemeriahan semakin terasa saat pimpinan desa mulai menyulut satu obor sebagai pembuka acara. Semburat apinya menjadi penerang suasana gelap malam.

perang obor jepara

©2021 Merdeka.com/Munfarid

Perang obor dimulai, pasangan duel bersiap pada arena. Dikelilingi para penonton yang antusias melihat dengan dekat. Kibasan obor mulai beradu membuat api yang membakar obor beterbangan. Percikannya menjadi pemandangan yang begitu mengagumkan.

Tiap pemain dilarang untuk menyasar tubuh lawan. Obor hanya boleh dipukulkan pada obor lawan. Percikan bunga api dan potongan daun terbakar bisa beterbangan mengenai siapa saja. Apinya mampu menempel di pakaian bahkan langsung mengenai kulit.

Para pemain biasanya memakai celana panjang dan jaket panjang dengan hodie. Beberapa pria bahkan memakai caping. Jika pemain maupun peserta terluka, hanya boleh diobati dengan ramuan campuran kelapa dan bunga telon sesaji pusaka desa. Konon, hanya minyak tersebut yang mampu menyembuhkan luka perang obor.

perang obor jepara

©2021 Merdeka.com/Munfarid

Bentuk obor memang tak seperti pada umumnya dari bambu. Namun berasal dari blarak atau daun kelapa kering diikat dengan klaras atau daun pisang kering. Pelepah daun kelapa sengaja tidak dipotong panjang obor leih dari 2 meter. Durasi permainan kurang lebih 3 menit bersamaan habisnya obor dilalap api.

Makna mendalam tertuang pada tradisi perang obor warga Desa Tegalsambi. Wujud syukur dan doa akan hasil bumi yang melimpah. Juga makna mengingat dan mendoakan para leluhur seperti pendiri, penyebar agama dan tokoh lain yang berjasa besar pada desa.

Di Desa Tegalsambi terdapat 16 petilasan yang dikunjungi saat perayaan sedekah bumi. Biasanya hanya 7 petilasan yang dikunjungi untuk menyingkat waktu dan biaya ziarah ke petilasan.

perang obor jepara

©2021 Merdeka.com/Munfarid

Tradisi perang obor bermula dari Legenda perkelahian Mbah Gemblong dan Kiai Babadan. Keduanya bertengkar karena ternak Mbah Gemblong sakit-sakitan di kandang. Kelakuan Mbah Gemblong memicu kemarahan Kiai Babadan dan keduanya beradu saling serang dengan obor.

Hingga kadang terbakar dan membuat ternak berhamburan. Baiknya, ternak menjadi sehat dan gemuk berkat merumput di luar kandang. Tradisi perang obor diselenggarakan tiap bulan Dzulhijjah pada Hari Senin Pahing malam Selasa Pon. Sering bertepatan menjelang penyelenggaraan Idul Adha umat Muslim. (mdk/Ibr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tradisi Sepak Bola Api ala Santri di Mojokerto, Ternyata Ini Rahasianya
Tradisi Sepak Bola Api ala Santri di Mojokerto, Ternyata Ini Rahasianya

Sepak bola api merupakan tradisi di kala Bulan Ramadan

Baca Selengkapnya
Karhutla Mulai Marak di Sumsel, Puluhan Hektare Lahan Terbakar dalam Sehari
Karhutla Mulai Marak di Sumsel, Puluhan Hektare Lahan Terbakar dalam Sehari

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai marak terjadi di Sumatera Selatan bersamaan dengan datangnya puncak musim kemarau.

Baca Selengkapnya
Main Petasan saat Malam Tahun Baru, Dua Pemuda Terkena Ledakan Jarinya Hampir Putus
Main Petasan saat Malam Tahun Baru, Dua Pemuda Terkena Ledakan Jarinya Hampir Putus

Warga mengevakuasi mereka ke rumah sakit terdekat. Namun karena keterbatasan peralatan, keduanya dirujuk ke Palembang.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Sederet Kasus Kebakaran di Gunung Akibat Kelakuan Manusia
Sederet Kasus Kebakaran di Gunung Akibat Kelakuan Manusia

Selain karena faktor alam berupa gesekan ranting saat musim kemarau, juga kerap disebabkan aktifitas perburuan liar.

Baca Selengkapnya
Bleduran Jadi Permainan Anak-anak Betawi Khas Ramadan, Konon Terinspirasi Meriam di Zaman Belanda
Bleduran Jadi Permainan Anak-anak Betawi Khas Ramadan, Konon Terinspirasi Meriam di Zaman Belanda

Konon anak-anak Betawi dulu sering melihat meriam Belanda dan mempraktikkan cara menggunakannya di bleduran.

Baca Selengkapnya
Gunung Telomoyo Terbakar, Dipicu Warga Bakar Rumput
Gunung Telomoyo Terbakar, Dipicu Warga Bakar Rumput

Berdasarkan video yang diterima, api tampak memerah seperti lava pijar yang mengalir dari puncak Gunung Telomoyo.

Baca Selengkapnya
FOTO: Perjuangan Petugas Berjibaku Padamkan Karhutla di Ogan Ilir Sampai Kerahkan Helikopter
FOTO: Perjuangan Petugas Berjibaku Padamkan Karhutla di Ogan Ilir Sampai Kerahkan Helikopter

Memasuki musim kemarau, kebakaran hutan dan lahan dilaporkan terjadi Ogan Ilir.

Baca Selengkapnya
Melihat Tradisi Unik Sambut Lebaran di Indonesia, Masak Bareng hingga
Melihat Tradisi Unik Sambut Lebaran di Indonesia, Masak Bareng hingga "Perang Meriam"

Setiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran

Baca Selengkapnya
Pendakian Bukit Anak Dara Sembalun Ditutup Sementara, Ini Alasannya
Pendakian Bukit Anak Dara Sembalun Ditutup Sementara, Ini Alasannya

Kondisi saat ini, api telah berhasil dipadamkan setelah petugas gabungan melakukan pemadaman, baik di kawasan Bukit Anak Dara dan Bukit Selong kawasan Sembalun.

Baca Selengkapnya
Ratusan Ha Lahan di Sumsel Terbakar, Diduga Ada yang Dipicu Puntung Rokok Dibuang Sembarangan
Ratusan Ha Lahan di Sumsel Terbakar, Diduga Ada yang Dipicu Puntung Rokok Dibuang Sembarangan

Ratusan hektare lahan di Sumatera Selatan terbakar sepanjang musim kemarau tahun ini. Kebakaran terparah terjadi di Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir (OKI).

Baca Selengkapnya
Pesta Malam Tahun Baru di Bali Berujung Pembakaran 3 Sepeda Motor Pecalang
Pesta Malam Tahun Baru di Bali Berujung Pembakaran 3 Sepeda Motor Pecalang

Ricuh saat malam Tahun Baru, warga di Bali bakar tiga sepeda motor Pecalang

Baca Selengkapnya