Kisah Kesaktian Jenderal Soedirman, Punya Jimat Ampuh Tak Ada Tandingannya
Merdeka.com - Panglima Besar Jenderal Soedirman akan terus dikenang sepanjang masa. Berkat kepawaiannya memimpin perjuangan gerilya, kini bangsa Indonesia mampu merasakan kemerdekaan.
Kisahnya saat melakukan perang gerilya pada tahun 1948 santer beredar nan menjadi sejarah di Tanah Air. Jenderal Soedirman berhasil mengecoh Belanda yang berusaha menangkapnya.
Ia disebut memiliki jimat ampuh untuk melindungi dirinya dari serangan agresor Belanda kala itu. Lantas, jimat apa sebenarnya yang dimiliki sang Perwira tinggi pertama di Indonesia tersebut? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
-
Siapa yang menjadi ajudan pribadi Soedirman? Pada tahun 1946, Tjokropranolo ditunjuk menjadi ajudan pribadinya Soedirman di Yogyakarta sekaligus pangkatnya meningkat menjadi Kapten.
-
Mengapa Soedirman diburu Belanda? Keberadaan Soedirman memang menjadi momok bagi mereka, sehingga dirinya sangat diburu oleh Belanda.
-
Siapa yang menjadi penasihat pribadi Panglima Soedirman? Pada zaman revolusi fisik, Harsono menjadi penasihat pribadi PangIima Besar Soedirman dan ikut bergerilya bersamanya.
-
Bagaimana Soeharto selamat dari bombardir? Soeharto Ternyata Berinisatif Turun Bukit & Melanggar Perintah Kolonel Gatot Dia memperkirakan bukit ini akan jadi sasaran pengeboman Belanda. Karena itu dia memilih meninggalkan bukit. Dugaannya ternyata tepat dan mereka selamat.
-
Kenapa film "Jenderal Soedirman" dibuat? Film drama biografi Indonesia dirilis pada 2015 dan menceritakan tentang pemimpin perang gerilya yang mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia, Jendral Soedirman.
-
Kenapa Soeharto jadi tentara Belanda? Menjadi serdadu kolonial saat itu bukanlah masalah ideologis atau pengabdian kepada Ratu Belanda, tetapi kepada soal perut. Bagi para pemuda pribumi miskin, menjadi serdadu kolonial adalah pilihan untuk lepas dari kemelaratan hidup di desa.
Bukan Keris
Banyak cerita mengenai kesaktian yang dimiliki mendiang Jenderal Soedirman. Dari banyaknya kisah dari mulut ke mulut tersebut, ada satu cerita yang hendak diluruskan oleh keluarga.
Dilansir dari kanal YouTube RRI NET Official, cucu dari mendiang Jenderal Soedirman, Ganang Priambodo Soedirman menuturkan, jimat sebagai pelindung sang Jenderal bukan lah keris atau berbagai senjata tradisional lainnya.
"Ada yang menyebutkan juga, Jenderal Soedirman itu punya jimat yang menjadi mantranya. Mungkin bisa dikatakan keris-keris begitu ya Pak ya?" tanya sang presenter.
"Enggak, begini. Ketika itu memang dari ayahanda kemudian ada peninggalan ada ya, tapi kemudian kami melihat lebih baik hal itu diserahkan ke museum supaya bisa menjadi manfaat, sejarah," ujar Ganang.
"Tapi kalau kesaktian, logika beliau sakit begitu ya kalau ada yang cerita beliau mengangkat keris begitu lalu ada pesawat jatuh, logikanya ya kakeknya ini (Jenderal Soedirman) nunjuk-nunjuk saja tidak usah gerilya. Kan begitu," sambungnya.
Ajak Berdzikir dan Tahlil
Genderang perang berbunyi, jantung berdegup kencang tatkala penduduk Yogyakarta tengah didatangi pasukan Belanda saat menikmati kemerdekaan pada 19 Desember 1948. Bung Karno menyarankan agar Jenderal Soedirman beristirahat lantaran terbujur sakit dan tak melakukan gerilya.
©2021 Merdeka.com
Jenderal Soedirman tak mengindahkan. Sesampainya di Kediri, pasukan Belanda tiba-tiba menemukan persembunyiannya. Sejurus kemudian, pahlawan revolusi ini mengajak para prajurit untuk menggelar dzikir.
"Mari kita berdzikir agar diberi pertolongan Allah. Jangan sekali-kali di antara tentara kita ada yang menyalahi janji menjadi pengkhianat nusa, bangsa, dan agama. Harus kamu senantiasa ingat bahwa perjuangan selalu memakan korban. Jangan sekali-kali membuat rakyat menderita," ucap Jenderal Soedirman yang diperankan sang cucu dalam sosio drama HUT ke-72 TNI di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2017).
Dilaporkan Pengkhianat
Keberadaan Jenderal Soedirman yang diketahui Belanda tersebut rupanya dilaporkan oleh salah seorang prajuritnya. Kendati demikian, Jenderal Soedirman sebenarnya mengetahui hal ini.
Anehnya, tak ada satu pun pasukan Belanda yang mempercayai sang pengkhianat bangsa Indonesia tersebut mengenai identitas Jenderal Soedirman. Saat sang pengkhianat menunjuk Jenderal Soedirman, ia malah ditembak mati.
Sang jenderal memang diketahui ahli strategi dalam berperang dan mengecoh lawan. Meski markasnya berhasil ditembus, namun Belanda tetap gagal menangkap dirinya.
Jimat Sakti Jenderal Soedirman
Tak sedikit yang lantas kebingungan melihat kejadian tersebut. Banyak prajurit Jenderal Soedirman yang lantas bertanya mengenai jimat sakti hingga sang jenderal bisa lolos begitu mudahnya dari serangan lawan.
©2021 Liputan6.com
"Setelah kejadian tersebut, banyak anak buah Pak Dirman yang menanyakan jimat apa yang dipakai sehingga tentara Belanda sulit menangkapnya," dikutip dari laman NU.
Rupanya, Jenderal Soedirman memiliki tiga jimat yang selalu dipegang teguh. Tiga hal itu adalah selalu menjaga wudhu, salat tepat waktu, serta mengabdi pada bangsa dan negara.
"Sang Panglima Besar hanya menyebut tiga hal: tidak pernah putus dari keadaan wudhu, shalat lima waktu tepat waktu, dan mengabdikan diri bukan untuk keluarga, golongan, atau partai, tapi untuk bangsa dan negara," dikutip dari laman NU.
(mdk/mta)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Benda itu melingkar di pinggang Soeharto. Tak pernah lepas selama peperangan.
Baca SelengkapnyaIndonesia pernah memiliki seorang Panglima TNI termuda yang menjabat saat masih berusia 19 tahun, ia adalah Jenderal besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman.
Baca SelengkapnyaWalaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca SelengkapnyaLetnan Komarudin atau yang memiliki nama asli Eli Yakim Teniwut, adalah salah satu prajurit yang dikenal dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret.
Baca SelengkapnyaHanya ada tiga jenderal besar dalam sejarah Indonesia. Apa yang membuat Soeharto menjadi salah satu penerimanya?
Baca SelengkapnyaKeterampilannya menjahit tak bisa dipisahkan dari masa kecilnya
Baca SelengkapnyaSerangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.
Baca SelengkapnyaDatuk Mujib, seorang guru spiritual Presiden Soekarno yang merupakan keturunan Raja Bone Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaTepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.
Baca SelengkapnyaIpar Pangeran Diponegoro ini bikin pihak lawan kewalahan. Bahkan, pihak lawan mengerahkan ribuan pasukan hingga mengadakan sayembara untuk mengalahkan sosoknya.
Baca SelengkapnyaPria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.
Baca SelengkapnyaKeberanian Pangeran Diponegoro membuat penjajah berang. Mereka mencoba membunuh Pangeran Diponegoro tapi selalu gagal.
Baca Selengkapnya