Kisah Try Sutrisno Didatangi 3 Partai Hingga Direstui Soeharto jadi Wakil Presiden
Merdeka.com - Wakil Presiden ke-6 Jenderal (Purn) Try Sutrisno menceritakan proses dirinya bisa terpilih mendampingi Soeharto sebagai presiden pada periode tahun 1993 sampai 1998. Hal itu dia sampaikan melalui unggahan video di kanal Youtube Irma Hutabarat - HORAS INANG.
Ternyata, Try mengungkap bahwa dia berhasil menjadi Wapres tanpa melalui proses pemilu. Dia justru ditawari langsung oleh tiga partai agar mau menjabat sebagai wakil presiden.
Simak ulasan selengkapnya:
-
Apa jabatan Try Sutrisno sebelum jadi Wapres? Saat itu, ABRI terdiri dari TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan POLRI.
-
Kapan Try Sutrisno jadi Wapres? Puncak kariernya di bidang politik datang ketika ia menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia ke-6, mendampingi Presiden Soeharto dari tanggal 11 Maret 1993 hingga 10 Maret 1998.
-
Kapan Try Sutrisno jadi Wakil Presiden? Sementara itu, karier Try di bidang politik bermula saat Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) masa bakti 1992 -1997 menggelar sidang umum pada tahun 1993. MPR memilih Try menjadi Wakil Presiden RI mendampingi Soeharto, presiden terpilih saat itu.
-
Siapa Try Sutrisno? Melansir dari berbagai sumber, Try Sutrisno, lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada 15 November 1935, merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah politik dan militer Indonesia.
-
Kenapa Jokowi tidak salami Try Sutrisno? Meskipun Try Sutrisno dan istrinya sudah berusaha untuk berdiri dari kursi mereka, Jokowi tidak memberikan salaman kepada keduanya.
-
Siapa saja yang menggandeng Try Sutrisno? Dalam kegiatan itu, tertangkap kamera Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Dudung Abdurrahman dan Mantan Danjen Kopassus Letjen (Purn) Prabowo Subianto mengandeng tangan Panglima ke-9 ABRI.
Ditawari Partai Jadi Wapres
Dalam video, Try Sutrisno menceritakan bagaimana proses bisa menjadi wakil presiden ke-6 dan resmi mendampingi Presiden Soeharto selama kurang lebih lima tahun.
Try mengaku, pada saat itu dirinya ternyata tidak menjadi wakil presiden melalui proses pemilu seperti yang saat ini dilakukan. Namun, dia justru mengatakan bahwa tiga partai secara khusus datang langsung padanya memberikan tawaran untuk menjadi wapres.
Youtube/Irma Hutabarat-HORAS INANG ©2022 Merdeka.com
"Saya enggak pernah mikir jadi Wapres itu apa saya enggak pakai duit. Waktu saya itu kan fraksi datang pertama PDI ke sini zaman Suryadi tau kan? 'Pak Try kita mau rapat pimpinan PDI mau gak jadi Wapres pertama (ditwari katanya) tentu saya' katanya Suryadi. Terus dia bilang mau minta izin mau enggak pak Try dicalonkan PDI," kenang Try dikutip dari Youtube Irma Hutabarat - HORAS INANG (23/11).
Datang Partai Lain Bergantian
Usai ditawari PDI, Try mengatakan dia kembali di datangi oleh dua orang dari perwakilan partai berbeda. Yakni PPP dan Golkar. Kedua partai itu menawari Try untuk dicalonkan menjadi wakil presiden dari partai mereka masing-masing. "Habis Suryadi, PPP datang orang Aceh. Tanya 'Pak Try mau enggak dicalonkan jadi Wapres' di sini (rumah) enggak paka duit, enggak pakai bendera, enggak pakai pidato. Habis itu Golkar datang semua fraksi ke sini," ungkap Try. Usai ditawari, Try pun kemudian meminta untuk pihak partai lebih baik menanyakan kepada Soeharto terlebih dahulu sebagai presiden. "Saya bilang terima kasih saya hargai Anda, silahkan tanya pak Harto (Soeharto) karena harus presiden dulu dipilih kan. Presiden terpilih baru disodori Wapres," tambahnya.
Direstui Soeharto Jadi Wapres
Youtube/Irma Hutabarat-HORAS INANG ©2022 Merdeka.com
Setelah ditawari oleh beberapa partai untuk dicalonkan menjadi wapres, namanya pun kemudian diajukan ke hadapan Presiden Soeharto. Tak butuh pertimbangan banyak, Soeharto rupanya langsung merestui Try untuk mendampinginya sebagai Wakil Presiden (wapres). "Dan waktu ditanya ke Pak Harto kebetulan kok pak Harto menerima. Andaikan pak Harto ditawari 'pak mau enggak wapres ini (jawabnya) tidak' ya milih lain lagi mereka cari lagi," kata Try. Di akhir perbincangannya, Try mengatakan jika dia cukup beruntung bisa menjadi wakil presiden di zaman dulu. Sebab, menurutnya jika sekarang dia tidak akan pernah mampu mencalonkan diri sebagai wapres. "Jadi kalau saya ikut zaman sekarang mau wapres enggak bisa pak enggak punya duit. Kalau zaman dulu untung saya di sini aja (mereka) datang ke sini," pungkasnya.
Karier Try Sutrisno
Jenderal Try Sutrisno merupakan wakil presiden ke-6 sekaligus Mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Karier militernya dimulai setelah lulus dari Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad).Try mendapatkan pengalaman pertama sebagai militer ketika ikut berperang melawan Pemberontak PRRI pada 1957. Pada 1974, Try Sutrisno terpilih untuk menjadi ajudan bagi Presiden Soeharto. Sejak saat itulah karier militernya terus naik.Karier puncak dari Try Sutrisno dalam dunia militer terjadi ketika dia terpilih menjadi Panglima ABRI menggantikan Jenderal TNI LB Moerdani pada 1988. Pada Februari 1993, Try Sutrisno pensiun dari dunia militer dan dicalonkan menjadi wakil presiden.Pencalonan Try itupun disetujui oleh Soeharto dan disahkan Majelis Permusyawarat Rakyat (MPR). Dia pun mendampingi Soeharto sejak tahun 1993 sampai 1998.
(mdk/khu)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenderal sepuh Try Sutrisno menjadi perbincangan publik saat Puncak acara HUT ke-79 TNI di lapangan Silang Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaPerjalanan karir militer seorang perwira tak bisa ditebak. Begitu juga dengan Kolonel Angkatan Darat ini.
Baca SelengkapnyaSosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Baca SelengkapnyaTry Sutrisno memiliki karir politik yang mentereng. Pada tahun 1956, dia diterima menjadi taruna di Atekad.
Baca SelengkapnyaSosok ini merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah politik dan militer Indonesia.
Baca SelengkapnyaApakah ada lobi-lobi partai seperti sekarang? Atau dipilih sendiri? ini kata Soeharto.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu 2024, terdapat 24 partai politik yang akan bertarung. Sementara Orde Baru hanya ada tiga partai.
Baca SelengkapnyaPemilu Presiden tahun 2004 menjadi ajang pertarungan dua pensiunan Jenderal TNI. Potret keduanya saat berkampanye menjadi satu hal menarik untuk diulas.
Baca SelengkapnyaIni perjuangan sosok jenderal legendaris TNI. Siapa sangka bocah penyemir sepatu itu menjadi Panglima.
Baca SelengkapnyaSejumlah Presiden RI terdahulu tercatat pernah bermanuver menyiapkan penerus.
Baca SelengkapnyaSebelum beristirahat, Jokowi dan Ma'ruf Amin pun menyempatkan diri untuk bersalaman dengan tamu lainnya yang duduk sejajar.
Baca SelengkapnyaPotret Presiden Soeharto saat memimpin sidang terakhir Kabinet Pembangunan II viral menarik perhatian siapapun yang melihatnya.
Baca Selengkapnya