Mengenang Jejak Bung Karno di Bengkulu Hingga Jatuh Hati pada Fatmawati
Merdeka.com - Sosok presiden pertama Indonesia, sekaligus pahlawan revolusi, Ir. Soekarno pernah diasingkan ke Bengkulu oleh penjajah karena pemikiran dan perjuangannya. Di tengah pengasingan, Soekarno jatuh cinta pada Fatmawati binti Hasan Din.
Fatmawati adalah seorang perempuan muda, anak dari tokoh pemuka agama di Bengkulu, Hasan Din. Kisah pertemuan dan hubungan asmara Soekarno dan Fatmawati kembali diceritakan Sukmawati Soekarno Putri, anak sulung sang proklamator.
"Pertemuan insinyur Soekarno yang tadinya dibuang penjajah Belanda dari pemerintah itu, dari Flores Ende harus pindah ke Kota Bengkulu tahun '42. Di kota inilah bertemu dengan gadis cantik, adalah Fatmawati binti Hasan Din," cerita Sukmawati di acara peresmian Monumen Pahlawan Nasional Fatmawati Soekarno di Bengkulu, Rabu (5/1) kemarin.
-
Kapan Soekarno diasingkan di Bengkulu? Masa pengasingan Soekarno mulai tahun 1938 sampai 1942 ini telah muncul jalinan asmara dengan Fatmawati setelah sang presiden aktif dalam kegiatan kepemudaan Bengkulu.
-
Kapan Soekarno dibebaskan dari pengasingan? Usai perjanjian itu disepakati, Ir. Soekarno pada 6 Juli 1949 bisa bebas dari pengasingan dan kembali ke Yogyakarta sebagai ibu kota sementara Indonesia.
-
Dimana Soekarno dipenjara? Di tahun 1929, orator ulung itu sempat ditawan Belanda karena gerakan pemberontakannya terhadap kolonialisme di Partai Nasional Indonesia (PNI).Ia diculik pasukan kolonial dan dijebloskan ke sebuah penjara kuno di Jalan Banceuy, bersama tiga tokoh lain, yakni R. Gatot Mangkoepradja (Sekretaris II PNI), Maskoen Soemadiredja (Sekretaris II PNI Bandung), dan Soepriadinata (Anggota PNI Bandung).
-
Apa yang menjadi saksi bisu kisah percintaan Fatmawati dan Soekarno? Rumah dengan luas 500 meter itu menjadi saksi bisu kisah percintaan Soekarno dan Fatmawati.
-
Kapan Bung Karno diasingkan ke Bengkulu? Provinsi Bengkulu pernah menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno selama era sebelum kemerdekaan dalam rentang tahun 1938-1942.
-
Di mana Ir. Soekarno diasingkan? Melansir dari situs indonesia.go.id, pada tanggal 6 Februari 1949, Ir. Soekarno, Agus Salim, Mohammad Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo pun diasingkan ke Muntok yaitu Pesanggrahan Menumbing.
Bung Karno Dibuang ke Bengkulu
Jauh sebelum diasingkan penjajah ke Bengkulu, Bung Karno terlebih dahulu diasingkan ke Flores Ende karena pemikiran dan pengaruhnya. Ia tergabung dalam Jong Java tahun 1915 dan aktif dalam organisasi politik, hingga mendirikan Partai Nasional Indonesia tahun 1927.
2012 Merdeka.com/dok
Agustus 1933, Soekarno diasingkan ke Flores, setahun setelah dibebaskan dari penjara. Walau hampir terlupakan pengaruhnya, Soekarno masih terus berjuang lewat surat dengan gurunya, Ahmad Hasan.
Karena pemikiran dan pengaruh Soekarno masih hidup selama berada di pengasingan, Belanda memindahkan Soekarno ke Bengkulu tahun 1938. Saat berada di Bengkulu inilah, timbul gejolak di tubuh kekuasaan Belanda.
Awal Pertemuan dengan Fatmawati
Soekarno berada di Bengkulu selama kurang lebih empat tahun, dari tahun 1938 hingga 1942. Saat berada di Bengkulu, Soekarno sudah memiliki istri, Inggit Garnasih yang dinikahi tahun 1923. Di tengah hubungan jarak jauh Soekarno dan Inggit, hadir sosok Fatmawati.
2012 Merdeka.com/dok
Bung Karno berjumpa dengan Fatmawati saat putri tokoh Muhammadiyah itu berusia belasan tahun. Perbedaan usia dan status tidak menjadi penghalang niat Soekarno untuk meminang Fatmawati. Belum terlaksana keinginan tersebut, terjadi gejolak perjuangan. Tahun 1942, Perang Dunia II pecah, dan Belanda kocar-kacir. Jepang datang mengambil alih kekuasaan Belanda di Indonesia. Soekarno dijemput dari Bengkulu ke Jakarta.
Menikah di Tengah Perjuangan Kemerdekaan
Sebelum bertolak kembali ke Jakarta, Soekarno berpesan kepada ayah Fatmawati, Hasan Din untuk tidak menerima lamaran dari pria manapun kecuali Soekarno. "Di situ sudah dititipkan pesan kepada Pak Hasan Din, dan kepada Ibu saya Fatmawati. Beliau berkata, jangan dikasih gadis Fatmawati kepada siapa-siapa, adalah takdir saya untuk persunting nanti menjelang kemerdekaan," cerita Sukmawati. Setahun kemudian, Soekarno dan Fatmawati menikah, dengan diwakilkan kerabat Bung Karno, Opsetter Sardjono. Baru pada 1 Juni 1943, Fatmawati diantarkan orang tuanya ke Jakarta dan tinggal bersama sang. Di tahun yang sama, Soekarno menceraikan Inggit karena tidak mau dimadu.
Sosok Fatmawati
Saat menikah dengan sang proklamator, Fatmawati baru berusia 20 tahun dan terpaut 22 tahun dari Soekarno. Fatmawati lahir pada 5 Februari 1923 dengan nama asli Fatimah. Ia merupakan keturunan bangsawan dari Kerajaan Indrapura Mukomuko.
2020 Merdeka.com
Walau memiliki darah bangsawan, Hasan Din tidak pernah memanjakan putri-putrinya. Selain memiliki sifat bijaksana dan mengayomi, Fatmawati dikenal sebagai pengagum karya seni. Penampilan tari Fatmawati di Sendratari Poetri Kentjana Boelan, putri Hasan Din ini memamerkan kebolehannya menari. Kepiawaian menari ini juga yang menarik hati Seokarno yang saat itu menjadi pembina sanggar.
Peran Fatmawati dalam Kemerdekaan RI
Setelah menikah dan diboyong ke Jakarta, Fatmawati tinggal bersama sang proklamator yang saat itu tengah disibukkan dengan persiapan kemerdekaan Indonesia. Bersama Fatmawati, Soekarno dikaruniai lima orang anak, Guruh, Sukmawati, Rachmawati, Megawati, dan Guntur. Setahun sebelum proklamasi kemerdekaan, Guntur Soekarnoputra lahir, tepatnya 3 November 1944. Bersamaan dengan lahirnya Guntur, perjuangan kemerdekaan semakin bergejolak. Soekarno disibukkan dengan berbagai macam kegiatan terkait penyusunan kemerdekaan Republik Indonesia. Di tahun 1945, Soekarno memberikan tugas kepada Fatmawati untuk menjahit bendera. Menyatukan dua kain berwarna merah dan putih, yang hingga kini kita sebut sebagai bendera pusaka. Bendera hasil jahitan Fatmawati itu, berkibar bersamaan dengan proklamasi kemerdekaan, 17 Agustus 1945. (mdk/snw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peninggalan rumah Fatmawati di Bengkulu ini dulunya menjadi saksi bisu pertemuan dirinya dengan Presiden Soekarno saat pengasingan.
Baca SelengkapnyaProvinsi Bengkulu pernah menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno selama era sebelum kemerdekaan dalam rentang tahun 1938-1942.
Baca SelengkapnyaCerita itu disampaikan Guntur Soekarnoputra dalam buku berjudul 'Sang Saka Melilit Perut Megawati, Humaniora, Sejarah, dan Nasionalisme Internasionalisme'.
Baca SelengkapnyaBangunan yang didirikan kolonial Belanda ini pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno dan tokoh nasional lainnya.
Baca SelengkapnyaBukit Menumbing menjadi saksi bisu pengasingan tokoh-tokoh pejuang.
Baca SelengkapnyaPotret lawas Presiden ke-2 Ri dengan Megawati Soekarnoputri di rumah duka saat Fatmawati wafat.
Baca SelengkapnyaPesan itu disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam silaturahmi di Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Ende, Jalan Eltari, Ende Tengah, NTT, Sabtu (1/6).
Baca SelengkapnyaTanpa kenekatan mereka berdua, tidak akan lahir bapak proklamator Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerayaan ulang tahun ke-66 itu dihadiri keluarga dan teman-teman terdekat secara sederhana di salah satu ruangan di Istana Bogor.
Baca SelengkapnyaMegawati bercerita Presiden pertama RI Soekarno atau Bung Karno menghadapi tantangan berat demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto bercerita ditertawai Megawati karena dipanggil polisi.
Baca SelengkapnyaSejumlah foto Bung Karno tengah sungkem kepada ibunya beredar di media sosial. Momen itu menggambarkan 'surga berada di telapak kaki ibu'
Baca Selengkapnya