Menikmati Masa Tua, Pensiun PNS Ini Miliki Tanah 2 Hektar& Hidup di Kampung Terpencil
Merdeka.com - Masa tua adalah usia senja yang perlu untuk dinikmati dengan cara yang sebaik-baiknya. Maka dari itu, sebagian besar orang yang sudah pensiun dari pekerjaannya memilih untuk tinggal di sebuah tempat yang jauh dari pemukiman warga.
Salah satu contohnya adalah Bapak Hana dan istrinya. Pensiunan PNS yang berasal dari Sumedang Jawa Barat itu, kini memilih untuk tinggal di sebuah kampung pegunungan yang terpencil dan masih asri.
Di sana, mereka membangun sebuah rumah yang terbuat dari kayu dan memiliki rumah dengan lahan seluas 2 hektar. Simak ulasannya sebagai berikut.
-
Siapa yang memilih lokasi rumah pensiun? Diketahui, lokasi lahan tempat dibangunnya rumah itu merupakan pilihan sendiri dari Jokowi.
-
Dimana Pak Sunandar tinggal? Pak Sunandar, tinggal pada sebuah gubuk kecil di tengah hutan perbukitan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
-
Mengapa Neng Intan pindah ke Sukabumi? Dia memilih pindah dari wilayah Sampora, untuk tinggal bersama sang nenek di pelosok Sukabumi, Jawa Barat.
-
Kenapa Pak Kasimin tinggal di hutan? Ia tinggal di tempat itu karena rumah tersebut sudah warisan orang tua.
-
Apa yang membuat prajurit TNI ini ingin menghabiskan masa tuanya di Papua? Diungkapkan, Gatot ingin menghabiskan masa tuanya di Kaimana, Papua Barat. Sang istri pun dikatakan telah menyetujui keinginan prajurit TNI ini.
-
Kenapa Pak Sunandar tinggal di gubuk? 'Enak lah cocok di sini,' kata Pak Sunandar saat ditanya alasan tinggal di gubuk itu oleh pemilik kanal YouTube Hardi ArtVenture.
Pensiunan PNS Tinggal di Kampung Pegunungan
Sebuah video yang diunggah oleh channel Youtube Rizquna Channel memperlihatkan pasangan suami istri Bapak Hana dan Ibu Anik yang tinggal di Desa Ganjartemu, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/rizquna channel
Pak Hana, yang merupakan seorang pensiunan PNS kini lebih memilih untuk hidup di tengah kampung terpencil untuk menikmati masa tuanya. Di rumah terpencilnya, Pak Hana hanya tinggal berdua dengan sang istri dan menjalani kehidupan sehari-hari bersama.
Jenuh di Kota dan Tinggal di Rumah Kayu
Pak Hana membangun sebuah rumah berbahan kayu. Di depan rumah terdapat kolam ikan yang cukup luas. Ditambah lagi di sekeliling rumahnya terdapat berbagai macam tanaman buah dan kandang kambing untuk beternak.
Pak Hana mengaku lebih memilih untuk tinggal di pedesaan karena udaranya masih segar. Selain itu, ia juga mengatakan jika hidup di perkotaan terlalu banyak tidur sehingga kurang beraktivitas.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/rizquna channel
“Hidup di kota itu jenuh, terlalu banyak tidur. Kebanyakan tidur sehingga badan juga menjadi kurang sehat. Kalau di sini kan udara masih bagus. Aktivitas keseharian kan juga bisa mengolah tanah,” ujar Pak Hana.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/rizquna channel
Beli Tanah 2 Hektar Rp13 Juta
Suasana yang asri dan kebun yang lengkap itu didukung dengan lahan yang sangat luas. Pak Hana mengaku bahwa tanah yang ia tempati bersama istrinya untuk tinggal di sana seluas 2 hektar.
Hal yang cukup mengejutkan adalah bahwa Pak Hana sudah membeli tanah itu sejak tahun 1999. Maka dari itu, dahulu ia mendapatkan harga yang masih sangat rendah. Jauh jika dibandingkan dengan harga tanah di masa sekarang.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/rizquna channel
Pak Hana mengaku bahwa 2 hektar tanah yang ia beli dahulu hanya menghabiskan uang sebesar Rp13 juta saja.
“Yang satu hektar tahun 1999. Masih murah waktu itu Rp13,5 juta per dua hektar,” ucap Pak Hana.
Berkebun Menanam Cengkeh
Selain menikmati udara yang masih segar karena berada di pegunungan, pasangan suami istri itu setiap hari melakukan aktivitas berkebun untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya.
Tanaman yang dipakai untuk mata pencaharian oleh Pak Hana di tanah yang ia beli seluas 2 hektar itu sebagian besar adalah cengkeh. Sedangkan tanaman lain seperti buah-buahan biasanya untuk konsumsi pribadi.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/rizquna channel
“Tanaman pokoknya cengkeh. Kalau buah-buahan ya pisang, sawo, yang sudah berbuah,” ucap Pak Hana.
“Ya paling ada 100 pohon. Sedikit ini cengkehnya baru tanam 2007, jadi kurang lebih 15 tahunan. Ya panennya sedikit, paling rata-ratanya 2 sampai 3 kilo satu pohon,” terang Pak Hana. (mdk/mff)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah pasutri lansia memilih pindah dan tinggal di tengah hutan tanpa tetangga.
Baca SelengkapnyaTak sendirian, dia diketahui tinggal bersama istri muda di pedalaman Garut, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaMeski hidup sederhana dengan keterbatasan yang ada, namunia merasa sangat nyaman menikmati hari-hari tuanya.
Baca SelengkapnyaSaat pensiun ia memilih untuk tinggal di Indonesia tepatnya di desa terpencil Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaAda banyak cara bagi seseorang untuk hidup tenang dan bahagia. Misalnya saja seperti yang dilakukan oleh pasangan lansia di Kampung Curug.
Baca SelengkapnyaTak ada pilihan lain bagi Pak Kasimin selain tinggal di tengah hutan. Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya.
Baca SelengkapnyaKini tak lagi didampingi suami, wanita itu tinggal di gubuk sederhana sekaligus hidup menggunakan uang tabungan senilai puluhan juta.
Baca SelengkapnyaBerada di tengah sawah dan jauh dari jalanan, terungkap cara mengangkut bahan bangunannya.
Baca SelengkapnyaPensiunan stasiun TV swasta ini bahagia saat panen sayuran di hutan dekat rumahnya.
Baca SelengkapnyaPria paruh baya itu memilih hidup sendirian, jauh dari hiruk-pikuk manusia dan peradaban dunia.
Baca SelengkapnyaMirisnya, keduanya tinggal di rumah tua peninggalan sang bekas pejabat desa. Kini, kediaman itu pun nampak kian termakan usia.
Baca SelengkapnyaPotret rumah seorang pensiunan TNI AL yang ada di tengah hutan di Sumedang, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya