Sosok Politikus Israel Keras Sebut Benjamin Netanyahu Pembunuh Berantai di Sidang Parlemen, Lahir dari Keluarga Muslim
Politikus Israel diusir dari sidang parlemen usai menyebut Benjamin Netanyahu pembunuh berantai.
Politikus Israel Ayman Odeh jadi sorotan usai diusir dari Ruang Sidang Parlemen akibat menyebut Benjamin Netanyahu pembunuh berantai di Gaza.
Ia berani mengutarakan argumentasinya di hadapan para anggota parlemen serta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Ayman Odeh mengkritik keras Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang tanpa rasa iba terus melancarkan serangan ke wilayah Gaza.
"Di sana ada 17.385 bayi di Gaza yang terbunuh karena sistem anda (Netanyahu). Di antara mereka, 825 adalah anak di bawah satu tahun. Ada 35.055 bayi yatim piatu di Gaza."
"Darahnya akan menghantuimu. Tetap saja anda lancang bertanya-tanya bagaimana anda dituduh di ICC (Mahkamah Internasional). Benyamin Netanyahu, apa tujuanmu," kata Ayman.
"Selama 30 tahun, anda menjadi pembunuh berantai perdamaian. Apa tujuan Anda?" tegasnya.
Ucapan tersebut membuatnya langsung digiring keluar oleh pihak keamanan lantaran dinilai lancang terhadap Netanyahu.
Meski besar di negara zionis, siapa sangka bahwa Ayman Odeh memiliki sikap pro-Palestina.
Latar belakangnya pun memiliki perbedaan dengan masyarakat Israel pada umumnya, terlebih ia merupakan seorang muslim Israel.
Lantas siapa sosok Ayman Odeh sebenarnya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Lahir di Keluarga Muslim
Ayman Odeh lahir di Haifa pada tahun 1975 dan dibesarkan oleh lingkungan Kababir, yang terkenal dengan mayoritas Ahmadiyah.
Ayahnya merupakan seorang pekerja konstruksi terkenal beragama Islam. Meski keluarga besarnya adalah muslim, kedua orang tuanya justru memilih menyekolahkan Ayman di sekolah kristen.
Bahkan Ia adalah satu-satunya siswa Muslim di sekolah. Meski demikian, Ayman kecil adalah satu-satunya siswa Muslim yang mendapat nilai A dalam pelajaran Perjanjian Baru pada ujian akhir sekolah menengahnya.
Dia menggambarkan dirinya telah melampaui batas-batas agama dan etnis mengidentifikasi dirinya sebagai seorang sosialis.
Sosoknya dikenal cerdas. Bahkan ia menguasai empat bahasa sekaligus yaitu Arab, Ibrani, Inggris dan Rumania.
Selama menempuh studi hukum di Rumania, dirinya banyak mempelajari para pemikir politik dan revolusioner hingga banyak terlibat di demonstrasi pro-Palestina.
Saat ini, Odeh memilih terjun ke dunia politik dan menikah dengan seorang dokter bernama Nardine Aseli, dan memiliki tiga orang anak.
Karier Politik Ayman Odeh
Ayman Odeh bergabung dengan Hadash, sebuah koalisi politik sayap kiri di Israel yang dibentuk oleh Partai Komunis Israel dan kelompok kiri lainnya.
Ia mewakili Hadash di Dewan Kota Haifa antara tahun 1998 dan 2005, sebelum menjadi sekretaris jenderal partai tersebut pada tahun 2006. Ia menempati urutan ke-75 dalam daftar partai pada pemilu 2009, di mana Hadash memenangkan empat kursi.
Odeh berhasil memenangkan tempat keenam dalam daftar partai pada pemilu Knesset 2013, tetapi gagal masuk Knesset karena partai tersebut kembali memenangkan empat kursi.
Pada 2015, pemimpin Hadash Mohammed Barakeh mengundurkan diri. Sosoknya pun mendapat dukungan dan terpilih menjadi pemimpin baru partai tersebut.
Menjelang pemilu 2015, Hadash bergabung dengan Joint List, sebuah aliansi partai-partai utama Arab.
Odeh ditempatkan di urutan teratas dalam daftar pemilih Daftar Gabungan, yang diharapkan akan menempatkannya sebagai ketua faksi penting di parlemen di Knesset yang baru.
Para pengamat politik Israel memuji Odeh yang karismatik karena memberikan wajah yang lebih moderat dan pragmatis pada persatuan politik Arab.
Odeh terpilih menjadi anggota Knesset ke-20, bersama dengan 12 kandidat lainnya dari Daftar Gabungan.
Tokoh Partai Pro-Palestina
Aymen Odeh menjadi salah satu tokoh penting di Hadash. Partai tersebut dikenal mendukung evakuasi seluruh permukiman Israel, penarikan total Israel dari seluruh wilayah yang diduduki akibat Perang Enam Hari, dan pembentukan negara Palestina di wilayah tersebut.
Hadash juga mendukung hak pemulangan atau kompensasi bagi pengungsi Palestina, konsen pada isu perdamaian dan keamanan dan aktif dalam isu sosial dan lingkungan.
Hadash mendefinisikan dirinya sebagai partai non-Zionis, yang awalnya sejalan dengan oposisi Marxis terhadap nasionalisme.
Resolusi ini menyerukan pengakuan terhadap orang Arab Palestina sebagai minoritas nasional di Israel. Hadash belakangan ini memasukkan unsur nasionalisme Arab ke dalam platformnya.
Pada tahun 2015, Hadash menyatakan dukungannya terhadap kampanye internasional terhadap perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah pendudukan Palestina.