Ternyata Ada Wanita yang Menolak jadi Raja Majapahit, Lebih Memilih jadi Bhiksuni
Merdeka.com - Pemerintahan Majapahit yang besar tak sedikit memunculkan polemik di dalam kekuasaan mereka. Banyak situasi krusial yang membuat Majapahit bingung dalam menentukan takhta kekuasaan di kerajaan tersebut.
Seperti saat peristiwa tewasnya Raja Jayanegara setelah ditikam tabibnya sendiri pada 1328. Jayanegara kala itu belum memiliki keturunan yang berhak melanjutkan kekuasaanya.
Muncul sebuah kebijakan untuk mengangkat ibu tiri Jayanegara yang bernama Gayatri untuk menggantikannya. Namun Gayatri menolak dan menimbulkan adanya saling lempar kekuasaan di dalam istana.
-
Siapa yang memimpin kerajaan Majapahit? “Dewi Suhita is the 6th King of the Majapahit Kingdom, who has the title Ratu Ayu Kencono Wungu, He led the Majapahit kingdom from 1429 AD - 1447 AD, The beauty and beauty of DEWI SUHITA made everyone admire and fall in love with him“ - Millen
-
Kenapa Raja Majapahit marah? Mendengar banyak warga lokal masuk Islam, Raja Majapahit marah besar khawatir kekuasaannya hancur.
-
Siapa raja Majapahit saat Banger berkembang? Seiring berjalannya waktu, daerah yang merupakan kawasan perbatasan dua kerajaan besar ini berkembang pesat. Sejarah Pada zaman Pemerintahan Prabu Radjasanagara (Sri Nata Hayam Wuruk), raja Majapahit yang ke IV (1350-1389), Probolinggo dikenal dengan nama Banger.
-
Kapan Kerajaan Majapahit berdiri? Situs ini diperkirakan peninggalan kerajaan Majapahit yang eksis pada abad XIII – XV (Poeponegoro, 1992).
-
Siapa yang punya darah keturunan Majapahit? Pria tua ini bukanlah orang sembarangan. Dia masih memiliki darah keturunan Kerajaan Majapahit. Pesan leluhurnya juga masih dipegang teguh. Bahkan kakek ini juga masih menjunjung tradisi ageman Jawa Kuno.
-
Mengapa Majapahit tidak stabil saat Dewi Suhita menjadi Ratu? Dewi Suhita adalah ratu terakhir Majapahit yang naik takhta saat kondisi kerajaan itu tidak baik-baik saja.
Mengutip buku 'Kumpulan Cerita Majapahit' karya penulis Ayuhanafiq, RB.Abd. Gani, Evi Sudyar, terbitan Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto 2020, simak kisah selengkapnya.
Kegaduhan Majapahit Pasca Kematian Jayanegara
Putra Raden Wijaya dan Dara Petak yang kelak menjadi Raja Majapahit bernama Jayanegara tewas setelah dibunuh tabibnya sendiri.
Jayanegara meninggal dalam keadaan belum dikaruniai anak sehingga kematiannya menimbulkan permasalahan di istana tentang siapa penerus takhta kekuasaan di Majapahit.
Keputusan akhir memutuskan menaikan Tribhuwana Tunggadewi menjadi penguasa Majapahit selanjutnya.
Kebijakan tersebut tak langsung terjadi karena pada dasarnya hak utama jatuh pada ibu tiri Jayanegara sekaligus ibu dari Tribhuwana yaitu Gayatri (Rajatpani).
Status Gayatri sebagai istri dari Raden Wijaya dan putri dari putri Kertanagara, raja terakhir Singasari membawanya menjadi kandidat utama menggantikan Jayanegara.
Menolak Berkuasa & Memilih Jadi Bhiksuni
Mengetahui bahwa dirinya akan meneruskan takhta kekuasaan Majapahit, Gayatri menolak menerima jabatan tersebut.
Gayatri mengungkapkan bahwa dirinya sudah melepaskan ambisi duniawinya dengan menjadi seorang Bhiksuni.
Gayatri memiliki peran besar bagi kejayaan Majapahit. Ibu dari Tribhuwana Tunggadewi tersebut dijuluki sebagai prajnaparamita atau berarti Dewi kebijaksanaan tinggi.
Karena status tersebut, Gayatri dikenal dengan wewenang untuk menentukan kebijakan kerajaan. Namun kemampuan tersebut tak membuatnya menjadi buta kekuasaan.
Takhta Kekuasaan Diturunkan ke Sang Putri
Pada saat itu sudah tidak ada lagi anak laki-laki dalam lingkaran kekuasaan kerajaan. Raden Wijaya hanya memiliki seorang putra yaitu Jayanegara dan dua putri bernama Tribhuwana Tunggadewi dan Dyah Wiyat.
Gayatri memberi titah kepada putri pertamanya yaitu Dyah Gitarja yang juga nama asli dari Tribhuwana Tunggadewi untuk naik takhta menggantikan dirinya dan menjadi ratu penguasa Majapahit.
Karena rasa berbaktinya kepada sang ibunda, Tribhuwana bersedia menjadi ratu dan kelak mengantarkan Majapahit ke gerbang kejayaan.
Tribhuwana dilantik pada 1329 dengan gelar Tribhuwana Tunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani.
Sejarah Hidup Gayatri
Gayatri yang memiliki gelar Rajatpani merupakan putri dari Raja Singasari yang bernama Kertanegara.
Gayatri dipinang oleh Raden Wijaya bersama saudarinya yang lain yaitu Tribhuwana bergelar Tribhuwaneswari, Mahadewi bergelar Narendraduhita, Jayendradewi bergelar Prajnyaparamita.
Namanya dikenal karena menjadi ibu kandung dari Ratu Majapahit, Tribhuwana Tunggadewi dan juga nenek dari tokoh besar di Majapahit bernama Hayam Wuruk.
Alasan dipilihnya Gayatri untuk menggantikan Jayanegara adalah karena dirinya memiliki garis keturunan Kertanegara. Kemungkinan besar kala itu semua istri dari Raden Wijaya sudah meninggal dan menyisakan Gayatri sebagai penerus takhta. (mdk/thw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dulunya Lasem merupakan sebuah kerajaan kecil di bawah Kerajaan Majapahit. Kerajaan itu hilang bersamaan dengan runtuhnya Majapahit
Baca SelengkapnyaMenariknya, pusaka serta bangunan itu ditemukannya di dalam sebuah hutan. Sebelumnya pria ini mengaku bahwa mendapatkan isyarat lewat sebuah mimpi.
Baca Selengkapnyaia adalah wanita terhormat, bijak, cerdas, dan berpendirian teguh
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.
Baca SelengkapnyaPuan menyatakan, berdemokrasi bukan sekadar untuk memilih orang per orang untuk menjadi pemimpin melalui sebuah pemilu.
Baca SelengkapnyaKerangka wanita ini ditemukan berdampingan dengan kerangka seorang pria.
Baca SelengkapnyaMasih ada sebuah desa yang dijuluki sebagai 'Kampung Majapahit' lantaran memiliki corak bangunan yang begitu khas.
Baca SelengkapnyaPutra Sumatera Utara ini dulunya sempat berkarier di dunia jurnalistik serta memimpin beberapa media pers semenjak masa kolonial hingga kemerdekaan RI.
Baca SelengkapnyaPuan Maharani merespons isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin menemui Megawati.
Baca Selengkapnya