Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tugu Jogja Beserta Sejarahnya, Ketahui Fakta-faktanya

Tugu Jogja Beserta Sejarahnya, Ketahui Fakta-faktanya tugu jogja. instagram.com/wonderfuljogja/

Merdeka.com - Tugu Jogja atau sering disebut juga Tugu Pal Putih oleh masyarakat sekitar adalah monumen yang dipakai sebagai lambang dari Kota Yogyakarta. Tugu yang terletak di perempatan jalan Jenderal Sudirman dan jalan Margo Utomo ini, mempunyai nilai simbolis yang cukup magis.

Tugu ini sekarang merupakan salah satu objek pariwisata yang populer. Awalnya tugu ini mempunyai nama Tugu Golong Gilig. Namun, sekarang lebih dikenal juga dengan istilah tugu pal putih, karena warna cat yang digunakan sejak dulu adalah warna putih.

Bagi para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta, rasanya belum lengkap jika tidak melihat langsung wujud dari tugu bersejarah tersebut. Lantas, bagaimana sejarah dari tugu Jogja? Simak ulasan selengkapnya dilansir dari berbagai sumber, Jumat (23/7/2021):

Sejarah Tugu Jogja

Melansir dari laman pariwisata.jogjakota, diketahui jika Tugu Pal Putih ini sudah menjadi saksi bisu berkembang pesatnya Kota Jogja sejak tiga abad yang lalu. Tugu bersejarah ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) I pada 1755, setelah pembangunan Keraton Yogyakarta rampung.

Letak tugu Jogja sendiri disebut memiliki nilai simbolis karena berada dalam satu garis lurus yang menghubungkan Laut Selatan, Kraton Yogyakarta, dan Gunung Merapi. Dulunya, tugu ini juga sempat disebut dengan nama golong gilig. Hal ini dikarenakan bentuk dari tugu itu sendiri. Gilig memiliki arti silinder sedangkan Golong berbentuk bak bola pejal.

Awalnya, tugu tersebut berbentuk tiang silinder yang mengerucut ke atas. Sementara bagian dasarnya berupa pagar yang melingkar dengan bagian puncaknya berbentuk bulat. Ketinggian bangunan tugu golong gilig ini pada awalnya juga mencapai 25 meter. Menurut kepercayaan masyarakat, bentuk tugu tersebut memiliki makna persatuan di antara Keraton Jogja dan juga rakyatnya.

Keberadaan Tugu ini juga awalnya digunakan sebagai patokan arah ketika Sri Sultan Hamengku Buwono I pada waktu itu melakukan meditasi yang menghadap ke puncak gunung Merapi.

Bentuk Tugu Berubah

Bentuk dari tugu ini sempat berubah setelah pada tahun 1867 terjadi gempa bumi besar yang mengguncang Yogyakarta. Hal tersebut ikut serta membuat bangunan tugu runtuh. Di tahun 1889, akhirnya pemerintah Belanda memperbaiki bangunan tugu. Saat itu perbaikan tugu berada di bawah pengawasan Patih Dalem Kanjeng Raden Adipati Danurejo V.Sejak saat itulah, bentuk dan keadaan tugu menjadi berubah. Kala itu tugu dibuat dengan bentuk persegi dengan tiap sisi dihiasi semacam prasasti yang menunjukkan siapa saja yang terlibat dalam renovasi itu. Bagian puncak tugu tak lagi bulat, tetapi berbentuk kerucut yang runcing.Ketinggian bangunan pun menjadi lebih rendah, yakni hanya setinggi 15 meter atau 10 meter lebih rendah dari bangunan semula. Sejak saat itulah, tugu ini disebut sebagai De White Paal atau Tugu Pal Putih. Perombakan bangunan Tugu saat itu sebenarnya merupakan taktik Belanda untuk mengikis persatuan antara rakyat dan raja. Namun, hal tersebut segera disadari oleh masyarakat. Tak lama kemudian, tugu yang baru tersebut diresmikan oleh Sri Sultan HB VII tepatnya pada tanggal 3 Oktober 1889 dan dinamai Tugu Pal Putih.Terdapat sejumlah simbol terlihat di Tugu Pal Putih, di antaranya yakni bintang enam sudut, titik emas, sudut meruncing serta daun loto. Puncak tugu juga berbentuk spiral bak tanduk unicorn yang menjadi daya tarik dari Tugu Pal Putih.

Garis Imajiner

Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa tugu Pal Putih terletak dalam satu garis imajiner yang menghubungkan antara pantai Selatan, panggung krapyak, kraton, tugu, dan gunung merapi. Sumbu filosofis itu melambangkan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan sesama manusia, serta manusia dengan alam.Mengutip dari laman etd.repository.ugm, disebutkan jika panggung krapyak ke arah Utara hingga kraton melambangkan perjalanan manusia sejak bayi, beranjak dewasa, menikah, hingga melahirkan anak.Sedangkan dari tugu menuju ke gunung Merapi melambangkan perjalanan manusia untuk kembali ke Sang Pencipta. Tugu Pal Putih dan Panggung Krapyak juga merupakan simbol Lingga dan Yoni yang melambangkan kesuburan. Dari semua itu, Keraton Yogyakarta menjadi pusatnya.Ada pula Gunung Merapi dan Pantai Selatan yang menjadi ujung garis imajiner, dengan Keraton berada tepat di tengah-tengah keduanya. Konon, jauh sebelum kesultanan berdiri, Sri Sultan Hamengku Buwono I telah memikirkan konsep penataan kota tersebut dengan matang. Hingga kini, keberadaan Tugu Pal Putih menjadi ikon tersendiri bagi kota Yogyakarta. Bagi wisatawan yang datang, rasanya belum puas jika belum berswafoto di lokasi tersebut. Di sekitar lokasi, kini juga telah banyak berdiri bangunan hotel, restoran, serta berbagai kedai. (mdk/khu)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
12 Tempat Wisata di Jogja Paling Terkenal dan Menarik Dikunjungi, Hits Banget!
12 Tempat Wisata di Jogja Paling Terkenal dan Menarik Dikunjungi, Hits Banget!

Terdapat sejumlah tempat wisata di Jogja paling terkenal yang bisa dikunjungi.

Baca Selengkapnya
20 Wisata Jogja Terhits yang Wajib Disambangi, Ini Rekomendasinya
20 Wisata Jogja Terhits yang Wajib Disambangi, Ini Rekomendasinya

Tak akan ada habisnya menjelajahi kota yang satu ini. Sebab, selalu ada wisata terhits di antara yang paling hits lainnya!

Baca Selengkapnya
Kini Dibuka, Ini Fakta Menarik Terowongan Bawah Tanah Stasiun Tugu Yogyakarta
Kini Dibuka, Ini Fakta Menarik Terowongan Bawah Tanah Stasiun Tugu Yogyakarta

Terowongan bawah tanah di Stasiun Tugu ini sudah ada sejak 1959.

Baca Selengkapnya
Pemkab Kukar Genjot Kecamatan Sangasanga menjadi Kota Wisata Sejarah
Pemkab Kukar Genjot Kecamatan Sangasanga menjadi Kota Wisata Sejarah

Sangasanga memiliki banyak peninggalan sejarah yang menjadi daya tarik wisata.

Baca Selengkapnya
Mitos Taman Sari Jogja, Terdapat Lorong dan Sumur Penghubung
Mitos Taman Sari Jogja, Terdapat Lorong dan Sumur Penghubung

Mitos Taman Sari Jogja semakin menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Baca Selengkapnya
9 Tempat Wisata Solo dan Sekitarnya yang Menarik untuk Mengisi Waktu Luang, Populer Banget!
9 Tempat Wisata Solo dan Sekitarnya yang Menarik untuk Mengisi Waktu Luang, Populer Banget!

Ada beragam tempat wisata Solo dan sekitarnya yang memuaskan hati untuk dikunjungi.

Baca Selengkapnya
9 Tempat Wisata di Jogja untuk Keluarga, Cocok Dikunjungi saat Libur Lebaran
9 Tempat Wisata di Jogja untuk Keluarga, Cocok Dikunjungi saat Libur Lebaran

Yogyakarta adalah destinasi yang sempurna untuk liburan keluarga.

Baca Selengkapnya
Ditetapkan Jadi Warisan Budaya UNESCO, Ini Makna dan Sejarah di Balik Sumbu Filosofi Jogja
Ditetapkan Jadi Warisan Budaya UNESCO, Ini Makna dan Sejarah di Balik Sumbu Filosofi Jogja

Sumbu Filosofi Jogja pertama kali dicetuskan oleh Pangeran Mangkubumi, sang pendiri Kota Jogja.

Baca Selengkapnya
Potret Yogyakarta Tempo Dulu, Masih Banyak Pepohonan & Alat Transportasi Gunakan Delman
Potret Yogyakarta Tempo Dulu, Masih Banyak Pepohonan & Alat Transportasi Gunakan Delman

Berikut potret Yogyakarta tempo dulu yang masih begitu banyak pepohonan dan delman.

Baca Selengkapnya
Kisah Joglo Berusia 200 Tahun di Yogyakarta, Pernah Jadi Kantor Kelurahan hingga Rumah Sakit Gerilyawan Kini Masih Berdiri Megah
Kisah Joglo Berusia 200 Tahun di Yogyakarta, Pernah Jadi Kantor Kelurahan hingga Rumah Sakit Gerilyawan Kini Masih Berdiri Megah

Rumah Joglo ini jadi ikon Desa Wisata Tanjung di Kabupaten Sleman DIY.

Baca Selengkapnya
8 Wisata Kota Malang Populer 2024, Simak Rekomendasinya
8 Wisata Kota Malang Populer 2024, Simak Rekomendasinya

Wisata Kota Malang memang selalu menarik untuk dikunjungi.

Baca Selengkapnya
Candi di Probolinggo Ini Dulu Tempat Istirahat Hayam Wuruk saat Mengembara, Begini Potretnya Sekarang
Candi di Probolinggo Ini Dulu Tempat Istirahat Hayam Wuruk saat Mengembara, Begini Potretnya Sekarang

Potret terbaru tempat istirahat Raja Hayam Wuruk saat mengembara keliling Jawa Timur.

Baca Selengkapnya