Banyak Negara Tinggalkan Dolar AS, Orang Kaya Dunia Warren Buffett Angkat Suara
Merdeka.com - Pengusaha sekaligus orang terkaya nomor lima dunia, Warren Buffett optimis mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) tidak tergantikan sebagai mata uang cadangan dunia. Pernyataan ini merespons peningkatan kampanye dedolarisasi di berbagai belahan dunia.
Diketahui, dedolarisasi merupakan upaya untuk mengurangi ketergantungan penggunaan mata uang dolar AS atau USD dalam setiap transaksi. Belakangan gerakan ini terus menggema di sejumlah negara.
"Dolar AS tidak berisiko kehilangan statusnya sebagai mata uang cadangan dunia," ungkapnya dilansir melalui laman markets.businessinsider.com di Jakarta, Jumat (19/5).
-
Apa yang Warren Buffet sumbangkan? Pada tahun 2010, Buffett mendirikan The Giving Pledge bersama keluarga Gates untuk mendorong miliarder lain menyumbangkan setidaknya setengah dari kekayaan mereka untuk tujuan amal juga.
-
Siapa yang Warren Buffet anggap sukses? Dalam sebuah wawancara pada tahun 2019, ia menjelaskan bahwa jika Anda berusia 65 atau 70 tahun dan orang-orang yang Anda sayangi benar-benar mencintai Anda, maka Anda sukses.
-
Apa aset yang dipilih Warren Buffet? Dia memilih untuk menginvestasikan uangnya dalam bentuk lahan pertanian.Dia menyebut, pertanian dan bitcoin tidak memiliki banyak kesamaan. Meski Buffett tidak dikenal sebagai investor pertanian, namun ia melihat nilai dalam kelas aset yang penting bagi sektor ini yaitu lahan pertanian.
-
Siapa orang terkaya di Amerika Serikat? - Orang terkaya adalah Elon Musk dengan kekayaan USD180 miliar.
-
Siapa orang terkaya di dunia? Dikenal sebagai salah satu pengusaha paling inovatif di dunia, Elon Musk telah meraih posisi pertama dalam daftar Orang Terkaya di Dunia versi majalah Forbes.
Dalam pertemuan tahunan perusahaannya, Buffet terdengar tidak peduli tentang risiko ‘de-dolarisasi’. Dia juga tidak khawatir dengan upaya negara lain yang ingin mengurangi ketergantungan pada dolar AS.
"Kami (dolar AS) adalah mata uang cadangan, saya tidak melihat opsi untuk mata uang lain untuk menjadi mata uang cadangan," katanya.
Sebaliknya, Buffett justru merasa khawatir dengan pengeluaran besar pemerintah yang berpotensi menghancurkan ekonomi AS. Dia memperingatkan pemerintah AS agar tidak mengikis nilai dolar dengan membelanjakan terlalu banyak dan memicu inflasi.
"Kita harus sangat berhati-hati. Sangat sulit untuk melihat bagaimana Anda pulih begitu Anda membiarkan jin keluar dari botol dan orang-orang kehilangan kepercayaan pada mata uangnya," jelasnya.
Diketahui, lonjakan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) telah menekan konsumen dan bisnis. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan kegagalan bank lebih lanjut dan krisis kredit, serta memicu kekhawatiran akan resesi akhir tahun ini.
Yuan Berpotensi Gantikan Dolar AS Sebagai Mata Uang Dunia
Menyadur laman South China Morning Post, Kamis (18/5), Yuan diprediksi sebagai kandidat utama mata uang pengganti Dolar AS di Masa depan. Ini tak lepas dari peran aktif Pemerintah China untuk terus meningkatkan penggunaan mata uang Yuan di luar negeri sejak beberapa tahun lalu.
"Beijing terus mengirim pesan yang jelas seperti yang telah terjadi selama bertahun-tahun, bahwa meningkatkan penggunaan mata uangnya di luar negeri, yuan, adalah prioritas, terutama dalam menghadapi hegemoni dolar AS," tulis surat kabar asal Hong Kong tersebut.
Pemerintah China berambisi kuat untuk meningkatkan daya tarik yuan sebagai alternatif dalam perdagangan internasional dan sebagai mata uang cadangan. Tak heran, kini China mengalami peningkatan porsi mata uangnya yang digunakan dalam pembiayaan perdagangan, pembayaran internasional, transaksi valuta asing, dan aset cadangan bank sentral.
Terlebih, kini semakin banyak negara yang membuang surat utang US Treasury mereka, meningkatkan cadangan emas mereka dan menyelesaikan perdagangan bilateral dalam mata uang lokal. Pada bulan Maret 2023, yuan menjadi mata uang yang paling banyak digunakan untuk transaksi lintas batas di China, menyalip dolar untuk pertama kalinya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Masyarakat butuh uang saya. Saya tidak butuh uang,”
Baca SelengkapnyaAirlangga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan penguatan dolar Negeri Paman Sam itu.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan tekanan ini tak dialami oleh Indonesia saja, namun juga semua negara.
Baca SelengkapnyaHal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga membeberkan biang kerok Rupiah anjlok beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.
Baca SelengkapnyaPBB mengakui ada 180 mata uang resmi di seluruh dunia. Pada bulan September 2023, ada sejumlah mata uang yang menonjol paling tinggi di dunia. Simak lengkapnya!
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaKetidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.
Baca SelengkapnyaPerbandingan kinerja Bitcoin dan strategi investasi Warren Buffett, memberikan investor mempertimbangkan berbagai faktor risiko dan potensi return.
Baca SelengkapnyaMenyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Baca Selengkapnya