Dulu jual emping, mahasiswa tingkat 2 sukses ekspor kelapa ke Taiwan

Merdeka.com - Nasib bisa mengubah hidup seseorang asalkan ada niat dan usaha. Hal itu pula yang diyakini Deni Widodo, seorang wirausaha muda, saat memulai bisnisnya.

Meski masih seorang mahasiswa di sebuah sekolah tinggi di Tangerang, dia tak segan untuk menyambi bekerja. Selama halal, usaha apapun dia lakukan untuk mendapatkan uang.

Kepada merdeka.com, Deni menceritakan berbagai usaha yang pernah dia tekuni. Mulai dari berdagang emping hingga jual kelapa muda dia jalani.

"Waktu jadi jual emping, saya ambil dari Labuhan Banten lebih kurang satu karung, kemudian di kemas ke beberapa plastik masing-masing berisi 1 kilo," katanya.

Setelah dikemas, emping-emping itu dia distribusikan ke warung-warung tradisional. Sayang, baru lima bulan meniti usaha ini, dia tak melihat ada peluang bisnis yang menjanjikan.

"Saya gagal berkali-kali," ucapnya tersenyum.

Berbagai kegagalan yang dialami rupanya tak membuat Deni menyerah. Dia tetap semangat. Deni coba berputar otak mencari bisnis lain hingga akhirnya dia berpikir jadi pengusaha kepala muda yang diambil kebunnya sendiri milik orangtua.

Mulanya, Deni coba menjual 100 butir kelapa muda. Rupanya habis terjual, mahal semakin laris dipesan.

Menurut Deni, kelapa muda yang dia perjualbelikan berbeda dengan kelapa muda umumnya, karena tekstur daging lebih lembut. Kelapa muda yang dia jual biasanya disebut kelapa muda madu.

"Saya jualnya Rp 2.500 perbutir, omzetnya lebih kurang Rp 10 juta per/bulan," jelasnya.

Rupanya bisnis kelapa muda Deni merambah ke pasar internasional. Per minggunya, dia mengekspor kelapa 1.000 butir ke Taiwan.

"Mudah-mudahan makin banyak konsumen saya," doa mahasiswa semester IV ini.