Ekonomi RI Tahun Ini Diyakini Tetap Tumbuh Meski Banyak Tantangan
Merdeka.com - Kementerian Koordinator bidang Perekonomian membeberkan sejumlah tantangan yang dihadapi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di 2022. Tahun ini, perekonomian masih dibayangi oleh penyebaran Virus Corona.
Asdeputi Moneter dan Sektor Eksternal Kemenko bidang Perekonomian Ferry Irawan mengatakan, perekonomian global baik 2021 maupun 2022 tonenya sangat positif. Namun di sisi lain ada beberapa tantangan yang harus dihadapi yang berimplikasi pada perekonomian domestik.
"Tentu kita mencermati beberapa tantangan saat ini, satu yang ada di depan mata kita adalah varian Covid-19. Setelah kita mengalami infeksi yang tinggi oleh varian Delta di sekitar Juni-Juli, skrg kita di berbagai belahan dunia menghadapi varian baru yakni Omicron," ujar Ferry, Jakarta, Jumat (21/1).
-
Kenapa kemenko perekonomian perlu tingkatkan pertumbuhan ekonomi? Pertumbuhan (ekonomi) pertahun 5% tidaklah cukup. Jadi kita butuh tumbuh 6% sampai 7%. Namun salah satu yang menjadi catatan yaitu ICOR (Incremental Capital Output Ratio) kita di tahun ini terlalu tinggi yaitu 7,6. Ini artinya bahwa investasi yang kita masukkan belum terlalu optimal,“ tutur Menko Airlangga.
-
Apa tantangan utama pemerintahan baru terkait ekonomi? Tantangan dari Dalam Akhmad Akbar mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo dan Gibran akan sibuk menghadapi tantangan dari dalam pemerintahannya sendiri.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
Selain itu, pemerintah juga mencermati krisis energi dan kenaikan inflasi di beberapa negara yang tentunya memiliki implikasi dengan tingkat inflasi di inflasi di Indonesia. Cepatnya pergerakan perekonomian di berbagai negara telah mendorong inflasi meningkat signifikan seperti di Amerika Serikat dan Inggris.
"Sebagai ekonomi terbuka tentunya kita juga akan terimplikasi. Ini sedang kami cermati transmisinya dari inflasi global masuk ke perekonomian kita. tapi data Desember 2021 inflasi kita masih stabil dan terjaga," ungkap Ferry.
Lebih lanjut, faktor risiko lainnya ialah tapering off the Fed yang bisa berimplikasi terhadap nilai tukar Rupiah dan capital inflow ke negara berkembang. Lalu perubahan iklim, krisis evergrande, dan ketidakpastian geopolitik.
"Ini tantangan yang tentu kita perlu menyiapkan berbagai strategi untuk bisa memitigasi potensi risiko tersebut," tutur Ferry.
Namun, dia yakin Indonesia punya modal yang kuat untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut. Dari sisi pertumbuhan ekonomi, di kuartal II dan kuartal III ekonomi Indonesia mampu tumbuh positif, bahkan di kuartal dua tembus diatas 7 persen.
"Ini modal kuat kita bisa tumbuh di 2022. Untuk di kuartal IV kita harapkan bs tumbuh lbh baik dbanding kuartal III namun tidak setinggi kuartal II. Berbagai indikator yang kita lihat overall bisa tumbuh 4% (di 2021) dan di kuartal IV 2021 bisa 5%," pungkasnya.
Indikator Positif Ekonomi Indonesia
Berbagai indikator positif perekonomian Indlnesia di antaranya, indeks keyakinan konsumen yang masih diatas 100%. Kemudian PMI Index masih ekspansi diatas 50, impor barang secara tahunan sampai Desember masih double digit di angka 53%. Selanjutnya utilisasi industri pengolahan relatif naik yaitu 67,6 di november 2021 naik dibanding oktober 2021.
Dari indikator sisi eksternal, neraca perdagangan dalam 20 bulan surplus berturut-turut. Kalau diakumulasi dari Januari-Desember 2021 itu tertinggi dalam 12 tahun terakhir. Cadangan Devisa juga masih kuat untuk menopang resiliensi dari sektor eksternal.
"Jadi berbagai indikator kita memberikan keyakinan bahwa overall tahun 2021 sangat bagus begitu pula dengan tahun 2022," kata Ferry.
Sementara itu, Deputi Direktur bidang Perencanaan Strategis BPJamsostek Hendra Nopriansyah mengungkapkan, pandemi Covid-19 secara tidak langsung memicu akselerasi perubahan proses bisnis menuju era digitalisasi dan disrupsi ekonomi.
"Ada disrupsi ekonomi yang tentunya memberikan berbagai kesempatan dan tantangan dimana disrupsi yang terjadi akan mendorong kemudahan akses layanan digital, penerapan automasi dan ICT, keterhubungan di media sosial dan penerapan new normal," kata Hendra.
Lebih jauh, Hendra bilang, disrupsi ini menghadirkan kesempatan untuk menghadirkan peningkatan efisiensi operasional layanan dan customer experience, penciptaan model bisnis baru, peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya tenaga kerja.
"Namun tantangannya salah satunya ekspektasi pelayanan pelanggan meningkat jadi ingin lebih cepat dan mudah," jelasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaApalagi kata Royke, IMF dan World Bank memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi global akan lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemi.
Baca SelengkapnyaSituasi global yang tidak berjalan baik saat ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang semakin merosot.
Baca SelengkapnyaDua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaAda beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi capai 5,1 persen tahun ini.
Baca SelengkapnyaTren perlambatan ini menjadi perhatian mengingat kondisi ekonomi global yang masih penuh tantangan, seperti ketidakpastian pasar dan perlambatan.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia tetap melanjutkan tren pemulihan.
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif meski perekonomian dunia melambat.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan masih di atas 5 persen
Baca Selengkapnya