Ekspor Elektronik Asia Tenggara Melambat Imbas Perekonomian Negara Maju Merosot
Ekonomi kawasan Asia Tenggara diramal turun karena kinerja eskpor tergangggu.
Ekspor Elektronik Asia Tenggara Melambat Imbas Perekonomian Negara Maju Merosot
Ekspor Elektronik Asia Tenggara Melambat Imbas Perekonomian Negara Maju Merosot
Asian Development Bank (ADB) mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik sebesar 4,8 persen pada tahun 2023. Hal ini seiring masih kuatnya permintaan domestik sehingga mampu mendukung pemulihan kawasan ini. Proyeksi tersebut berdasarkan data Asian Development Outlook (ADO) edisi Juli 2023. Selain itu, dari sisi inflasi, ADB memproyeksikan akan terus mereda sehingga mendekati tingkat sebelum pandemi. Kondisi ini seiring dengan turunnya harga bahan bakar dan pangan.
Inflasi di kawasan Asia yang sedang berkembang diperkirakan sebesar 3,6 persen tahun ini.
Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan pada April lalu sebesar 4,2 persen.
Sementara itu, proyeksi inflasi untuk 2024 dinaikkan menjadi 3,4 persen,lebih rendah dari perkiraan sebelumnya 3,3 persen.
"Asia dan Pasifik masih terus pulih dengan stabil dari pandemi,"
kata Kepala Ekonom ADB, Albert Park dalam keterangan resminya, Jakarta, Kamis (20/7).
Sementara itu, proyeksi ekonomi ADB untuk kawasan Asia Tenggara justru mengalami penurunan. Ekonomi kawasan ini diproyeksikan menurun menjadi 4,6 persen di tahun 2023 dan 4,9 persen tahun 2024. Angka ini lebih rendah dari perkiraan yang ADB pada April lalu masing-masing sebesar 4,7 persen dan 5,0 persen.
Prakiraan bagi Kaukasus dan Asia Tengah pada 2023 juga direvisi turun secara tipis menjadi 4,3 persen dari sebelumnya 4,4 persen. Sedangkan untuk 2024 menjadi 4,4 persen dari sebelumnya 4,6 persen.
Masih dari sumber yang sama, pembukaan kembali Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau Chinaa telah memperkuat pertumbuhan kawasan ini.
Perekonomian China diproyeksikan tumbuh 5,0 persen. Tidak berubah dari prakiraan April lalu, di tengah kuatnya permintaan domestik di sektor jasa.
Namun, terjadi perlambatan permintaan ekspor barang elektronik dan barang manufaktur lainnya dari kawasan Asia yang sedang berkembang. Ini seiring pengetatan moneter yang menyebabkan kemerosotan kegiatan ekonomi di berbagai perekonomian maju.Prakiraan pertumbuhan kawasan ini untuk tahun depan direvisi turun tipis menjadi 4,7 persen dari perkiraan 4,8 persen pada April lalu.
"Permintaan domestik dan kegiatan jasa mendorong pertumbuhan, sementara banyak perekonomian juga diuntungkan dari pemulihan pariwisata yang kuat," kata dia
Namun, kegiatan industri dan ekspor masih tetap lemah, ditambah lagi memburuknya proyeksi pertumbuhan global dan permintaan tahun depan," tutur Albert.