Ini asal mula pulau di Indonesia bisa diklaim negara lain
Merdeka.com - Sebanyak 200 imigran gelap atau yang biasa disebut manusia perahu telah mendiami sebuah pulau tak berpenghuni di Tanjung Batu, Derawan, Kalimantan Timur. Ratusan orang itu diketahui berasal dari Malaysia dan Filipina yang tengah melakukan kegiatan ilegal fishing di perairan Indonesia.
Menteri Koordinator bidang Maritim Indroyono Soesilo menegaskan, kondisi ini berbahaya. Sebab, ini menjadi cikal bakal pulau Indonesia yang nantinya bakal diklaim negara lain.
Dari pengalaman, ketika kondisi ini diproses di pengadilan Mahkamah Internasional di Den Haag, orang-orang yang mendiami pulau itu bakal ditanyakan negara yang lebih peduli terhadap mereka.
-
Bagaimana Menteri Trenggono memanfaatkan kapal ilegal? Sebaliknya, Menteri Trenggono lebih memilih memanfaatkan kapal ikan asing ilegal untuk kepentingan negara. Meski demikian, KKP akan berkolaborasi dengan kementerian terkait dalam pemanfaatan kapal ikan asing ilegal. 'Jadi nggak seperti itu, kalau bisa dimanfaatkan, ya. Tapi tentu kita koordinasi juga. Memanfaatkan ini kan termasuk barang apa, apakah barang sitaan, atau apaa, ada roll of the game yang harus kita penuhi juga,' bebernya.
-
Dimana perahu nelayan Indramayu dibuat? Terdapat beberapa titik lokasi pembuatan kapal, pertama di wilayah Karangsong, Pasekan dan di Kecamatan Indramayu.
-
Dimana pulau terapung tersebut berada? Sebuah desa yang terletak di Medina Country, Ohio, Amerika Serikat (AS) terdapat pulau terapung. Pulau ini merupakan pulau buatan yang mengapung di danau Chippewa.
-
Siapa pemangsa manusia di laut? Ikan hiu besar ketiga di dunia, dikenal sebagai ikan hiu putih, memiliki berat maksimal mencapai 3,32 ton dan bisa tumbuh hingga panjang sekitar 15 hingga 20 kaki.
-
Dimana pulau ditemukan? Analisis terhadap lebih dari 4.000 artefak batu yang ditemukan di sebuah pulau di barat laut Australia memberikan gambaran kehidupan suku Aborigin puluhan ribu tahun yang lalu.
-
Apa yang diusahakan Kementerian ATR untuk orang di pesisir? “Orang-orang yang tinggal di pesisir memiliki hak yang sama untuk negara hadir memberikan kepastian hukum terhadap aset yang mereka miliki,“ tegas Raja Juli Antoni.
"Seperti yang sudah pernah terjadi. Nanti hakim di Den Haag bakal tanya, selama ini yang rawat mereka siapa, lalu dijawab Malaysia. Ya sudah pulau itu menjadi milik Malaysia," tegas Indroyono di Kantor Kementerian dan Kelautan Perikanan (KKP), Jakarta Pusat, Jumat (21/11).
Padahal, bermukimnya manusia perahu tersebut lantaran kegiatan mereka sehari-hari melakukan ilegal fishing di perairan Indonesia. Sebuah kapal besar menunggu mereka untuk menampung hasil tangkapan ikan ilegal. Hal itu diungkapkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
"Pengepulnya kapal besar. Modusnya juga ada kapal besar yg menunggu di perbatasan, menunggu hasil tangkapan mereka," tegas Susi.
"Itu yang menunggu hasil tangkapan mereka kapal-kapal yang 300 GT. Pakai bendera Hongkong. Ambil hasil tangkapan, lalu ekspor tidak terdata. Tinggal kita yang merugi," ungkapnya.
Meski nantinya ditangkap, warga ilegal itu bisa bebas melenggang ke negara asalnya setelah mencuri ikan di laut Indonesia. Itu karena hukum di dalam negeri yang lemah. "Dari dulu itu hukumannya cuma dipulangin," tuturnya.
Para manusia perahu itu, kata Susi, tidak bisa dikategorikan sebagai nelayan kecil.
"Kalau dibilang itu nelayan kecil, nelayan kita (Indonesia) lebih kecil. Nelayan indonesia rata-rata kapal cuma 5 GT. Sedangkan mereka bisa 10-15 GT. Jadi tidak bisa dibilang nelayan kecil," tegasnya.
"Kalau mau dibilang nelayan kecil, dibandingkan dengan apa dulu. Kalau dengan nelayan di negara mereka ia memang kecil. Tapi kalau dibanding dengan nelayan kita, itu bukan nelayan kecil," tambah Susi.
Manusia perahu itu tak hanya mendiami pulau tak berpenghuni yang ada di wilayah hukum Indonesia. Mereka juga mendominasi sebuah pulau pesisir laut Indonesia.
"Nah, kalau di satu pulau, pendatang lebih banyak dari penduduk asli, maka lama-lama penduduk asli bakal hilang," tandasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen nelayan Indonesia diduga usir kapal asing yang masuk ke Indonesia. Ternyata begini klarifikasinya.
Baca SelengkapnyaSalah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca Selengkapnya"KIA berbendera Malaysia tersebut diamankan di perairan Selat Malaka Kepulauan Riau," kata Brigjen Trunoyudo
Baca SelengkapnyaKabupaten Trenggalek memiliki sejumlah pulau, dua di antaranya merupakan pulau terluar Indonesia. Begini potretnya.
Baca SelengkapnyaNusantara lebih dulu eksis jauh sebelum Indonesia merdeka. Simak fakta menariknya.
Baca SelengkapnyaLantaran suatu hal, pulau ini lantas banyak dihuni oleh warga keturunan Indonesia.
Baca SelengkapnyaWarga susah mendapatkan barang produksi dalam negeri di pulau ini.
Baca SelengkapnyaPelaku ilegal fishing itu bahkan mengakali perizinan dengan mengajukan izin ke pemerintah daerah.
Baca SelengkapnyaSalah satu penduduk asli yang mendiami Provinsi Riau yang memiliki bahasa melayu Riau yang unik, namun bahasa tersebut terancam hilang.
Baca SelengkapnyaDijadikan wacana Eco City oleh pemerintah, ini fakta Pulau Rempang di Kepulauan Riau.
Baca SelengkapnyaHingga kini, jejak keberadaan Portugis masih bisa dijumpai pada banyak lokasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMasuknya modal asing dan kapitalisme modern mendorong munculnya pranata ekonomi baru di kalangan masyarakat nelayan.
Baca Selengkapnya