Ini Dampak Kenaikan Suku Bunga The Fed kepada Indonesia
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, The Fed sudah mulai mengambil langkah kebijakan moneter untuk mengatasi lonjakan inflasi di Amerika Serikat. Salah satunya dengan menghentikan quantitative easing yang diikuti dengan kenaikan suku bunga acuan, serta pengurangan balance sheet secara signifikan.
"Hal ini berpotensi membuat likuiditas global semakin ketat," kata Menteri Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna ke-24 di Gedung DPR-RI, Jakarta, Selasa (31/5).
Kombinasi dari kebijakan tingkat bunga dan penyesuaian balance sheet tersebut telah mendorong peningkatan yield surat utang yang berbasis US Treasury. Hal ini tentu saja akan memengaruhi berbagai kebijakan dan juga berpengaruh pada negara maju lainnya.
-
Bagaimana cara pemerintah menekan inflasi? Lantaran yang paling penting adalah pertumbuhan inflasi intinya.Menurutnya, jika inflasi meningkat maka langkah yang dilakukan pemerintah adalah menekan inflasi dengan mengendalikan harga pangan (volatile food). Sebab, harga pangan menyumbang cukup besar terhadap inflasi.
-
Apa yang dilakukan Kemendag untuk menurunkan inflasi? 'Apa yang kemendag lakukan? kita kata kuncinya adalah turun langsung ke pasar, kita memantau secara intensif melalui SP2KP di 671 pasar di 503 kab/kota. Kalau ada pasokan terlambat kita koordinasi,' ujarnya.
-
Siapa yang memimpin pengendalian inflasi? 'Volatile food ini diperangi melalui TPIP. Nah, kebetulan tim pengendali inflasinya itu ketuanya Menko ekonomi. Wakilnya Gubernur BI.
-
Bagaimana Mendagri mengendalikan inflasi di Indonesia? Bapak Presiden memerintahkan kepada kita untuk terus monitor dan dilaksanakan terus acara seperti ini, dan acara seperti ini banyak diapresiasi. Beliau sampai mengatakan bahwa di depan menteri yang lain, beliau menyampaikan bahwa hanya di Indonesia inflasi dikendalikan per minggu. Oleh karena itulah saya minta follow up rekan-rekan di daerah untuk betul-betul serius melaksanakan koordinasi inflasi.
-
Bagaimana cara Gubernur Sumatra mengatasi inflasi? Gubernur Sumatra saat itu, Mr. Teuku Muhammad Hasan telah memberlakukan ORI sebagai alat tukar dengan kurs satu rupiah dengan seratus rupiah uang Jepang.
-
Siapa yang dapat mengendalikan inflasi? Saat inflasi tinggi, bank sentral sering kali menaikkan suku bunga untuk memperlambat pengeluaran dan investasi, yang membantu mengurangi tekanan inflasi.
Berpotensi membuat volatilitas di pasar keuangan global meningkat. Mendorong keluarnya arus modal seiring dengan peningkatan risiko yang terjadi di negara berkembang.
Termasuk membuat cost of fund menjadi lebih tinggi. Selain itu, kebijakan dollar kuat (strong dollar policy) juga ditempuh oleh AS untuk mengatasi inflasi.
"Kombinasi tingginya suku bunga dan dollar yang kuat akan menyebabkan bertambah ketatnya akses pembiayaan serta meningkatnya beban pembayaran utang (debt services)," kata dia.
Berkaca pada peristiwa serupa di 2018 lalu, ini akan sangat berdampak pada cost of fund pemerintah. Sehingga kenaikan imbal hasil pada SBN tidak bisa lagi terhindarkan.
"Peningkatan tersebut akan berdampak pada peningkatan beban bunga APBN," ungkapnya.
Apalagi di tengah ketidakpastian global saat ini, diperkirakan kebijakan serupa akan terus diambil The Fed di 2023. Sehingga mau tidak mau pemerintah harus meningkatkan tingkat suku bunga SBN 10 tahun yang lebih tinggi daripada 2022.
Namun demikian, kata dia, pemerintah secara konsisten mengupayakan agar dapat menekan peningkatan suku bunga. Tujuannya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan menekan biaya utang dalam jangka panjang.
Selain itu pengembangan pasar keuangan dilakukan secara konsisten untuk mendorong terciptanya pasar SBN yang dalam, aktif, dan likuid. Sehingga berdampak dapat memberikan imbal hasil yang relatif rendah bagi Pemerintah.
"Kementerian Keuangan bersama dengan anggota KSSK lainnya (BI, OJK dan LPS), berkomitmen untuk memperkuat koordinasi dan sinergi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan, menjaga volatilitas suku bunga serta menjaga pergerakan nilai tukar rupiah pada kisaran yang ditargetkan agar memberikan kepastian bagi para pelaku ekonomi," pungkasnya.
BI Prediksi The Fed akan Naikkan Suku Bunga Hingga 2,75 Persen di 2022
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) akan meningkatkan suku bunga hingga 2,75 persen pada akhir 2022. Pada tahun ini, suku bunga The Fed sudah dinaikkan sebanyak dua kali menjadi 0,75 persen sampai satu persen.
"Pada tahun ini kenaikan suku bunga Fed secara keseluruhan akan mencapai 250 basis poin," kata Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Mei 2022 di Jakarta, dikutip Antara, Selasa (24/5).
Selanjutnya pada tahun 2023, dia pun memproyeksikan Otoritas Moneter AS akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali, sehingga pada akhir tahun depan suku bunga Fed akan mencapai 3,25 persen.
Perry mengungkapkan kenaikan suku bunga The Fed tersebut akan mendorong kenaikan imbal hasil atau yield obligasi AS lebih tinggi, sehingga akan berpengaruh terhadap kenaikan yield surat berharga negara (SBN) di dalam negeri.
Dengan adanya kenaikan suku bunga Fed, imbal hasil obligasi Negeri Paman Sam dengan tenor 10 tahun diperkirakan akan berada di level 3,45 persen pada akhir tahun ini.
"Ini tidak jauh berbeda dengan perkiraan kami sebelumnya, yakni yield US Treasury Note tenor 10 tahun bisa naik ke kisaran tiga persen sampai 3,25 persen," tambahnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaInflasi di AS pada bulan Juni menunjukkan penurunan di angka 3 persen, didorong oleh menurunnya tekanan harga energi dan sektor perumahan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.287 per USD, menunjukkan penguatan signifikan dibandingkan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaThe Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.
Baca SelengkapnyaSalah satunya dengan melakukan sinergi lintas kementerian/lembaga, termasuk dengan Bank Indonesia (BI) untuk insentif likuiditas.
Baca SelengkapnyaCadangan devisa tahun ini merupakan posisi tertinggi sepanjang sejarah.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menyebabkan penguatan mata uang dolar AS terhadap mata uang dunia lainnya hingga Rupiah.
Baca SelengkapnyaProyeksi Bank Indonesia tersebut didasarkan oleh tiga indikator utama, yakni perekonomian global cenderung melambat.
Baca SelengkapnyaTingkat inflasi di US yang sulit turun salah satunya dipicu oleh kenaikan harga energi.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaMelansir laman Bloomberg, nilai Tukar Rupiah melemah 46,5 poin atau 0,28 persen dari level sebelumnya pada pada pembukaan perdagangan Jumat (21/6) pagi.
Baca SelengkapnyaTingkat inflasi hingga bulan Juli, sudah turun hingga angka 3,08 persen.
Baca Selengkapnya