Ini Pendiri Jamu Buyung Upik, Punya Ambisi Modernisasi Jamu di Indonesia
Merdeka.com - Bagi anda kelahiran tahun 90, tentu tidak asing dengan produk jamu Buyung Upik. Jamu ini merupakan jamu favorit anak-anak di era 90 hingga awal tahun 2000, dengan aneka rasa.
Buyung Upik merupakan satu dari sekian merek jamu di bawah naungan PT Jamu Jago. Perusahaan dengan spesialisasi jamu ini dirintis oleh Phoa Tjong Kwan alias T.K Suprana, bersama sang istri Tjia Kiat Nio atau "Mak Jago".
Mengutip dari akun YouTube Jamu Jago, alasan T.K Suprana merintis industri jamu agar minuman tradisional ini dapat dinikmati secara praktis. Sebab saat itu, penjual jamu gendong meracik jamu dengan peralatan sederhana.
-
Apa itu jamu tradisional? Jamu, sebagai minuman herbal tradisional, telah digunakan selama berabad-abad oleh masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
-
Kenapa jamu tradisional populer? Jamu tradisional ini tidak hanya populer karena khasiatnya yang mujarab tetapi juga karena cara pembuatannya yang alami dan minim efek samping.
-
Dimana jamu tradisional banyak digunakan? Dalam kehidupan sehari-hari, rempah-rempah ini sering kali dijadikan bahan utama dalam pembuatan jamu tradisional yang tidak hanya menyehatkan tetapi juga menyegarkan.
-
Bagaimana jamu dibuat di masa lalu? 'Sebenarnya pengobatan yang digunakan oleh masyarakat masa lalu tidak kalah dengan saat ini. Hanya saja tergerus perkembangan zaman,' kata Puger dikutip dari Kemdikbud.go.id.
-
Mengapa jamu tradisional baik? Rempah-rempah baik untuk kesehatan karena memiliki kandungan antioksidan yang tinggi.
-
Kenapa jamu kunyit digemari? Selain terjangkau dan mudah dibuat, jamu kunyit ini juga memiliki cita rasa yang nikmat, tidak pahit seperti gambaran jamu pada umumnya.
Untuk meningkatkan efisiensi meracik jamu, sekaligus dalam kuantitas yang lebih banyak dibandingkan meracik sendiri, T.K Suprana bertekad membangun bisnis industri jamu. Hingga pada tahun 1918, pabrik Jamu Jago resmi beroperasi di Semarang, Jawa Tengah.
Jamu Jago kini berusia 105 tahun. Eksistensinya di industri jamu tetap langgeng. Usaha Jamu Jago saat ini sudah dikelola oleh generasi ke-4. Tidak lupa, Jamu Jago juga bertumpu pada tokoh-tokoh dari generasi ke-2, terutama Panji Suprana dengan konsep bisnisnya yang cerdas dan modern untuk mengembangkan perusahaan pesat.
Dia membuat promosi kreatif yang menghibur masyarakat, pemahaman tentang pentingnya pengenalan produk di pasar. Panji Suprana juga disebut memiliki pengetahuan untuk mempergunakan kompetisi yang sehat antara perusahaan jamu lainnya supaya mendorong ambisi bagi anggota perusahaan.
Generasi pertama Jamu Jago adalah Phoa Tjong Kwan alias T.K. Suprana dan istrinya Tjia Kiat Nio yang dipanggil "Mak Jago" oleh putu-putunya. Kemudian dilanjutkan generasi ke-2 oleh Phoa Bing An aka Anwar Suprana, Phoa Bing Swan atau Panji Bagus Suprana yang berperan sebagai Managing Director sampai 1983, serta peran dari Phoa Bing Lam atau dikenal sebagai Lambang Suprana dan Phoa Bing Tik alias Bambang Suprana.
Generasi ke-3 Jamu Jago adalah Jaya Suprana yang merupakan anak angkat Lambang Suprana. Nama besar Jamu Jago tak bisa lepas dari sosok pria kelahiran Denpasar, Bali, 27 Januari 1949 yang lebih dikenal luas sebagai seorang budayawan, pianis, pengusaha, sekaligus pendiri Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) dan penggagas Kelirumologi.
Sementara generasi ke-4 dilanjutkan Ivana Suprana, Arya Suprana, Tatum Suprana Andoyo Vincent Suprana. Satu ciri khas dari Jamu Jago adalah logonya, yang berupa ilustrasi ayam jantan dengan warna hitam, putih, merah dan kuning.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain 20 varian jamu siap minum, Dapur Jamu Ibu ini juga menyediakan sirup dan jamu serbuk instan.
Baca SelengkapnyaBerdiri sejak abad ke-19, toko jamu ini masih eksis bertahan hingga sekarang.
Baca SelengkapnyaPuan sudah lama mengkonsumsi jamu setelah diperkenalkan ibundanya, Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaResep jamu Kiringan sudah bertahan selama 74 tahun. Kini jadi aset budaya Khas Bantul
Baca SelengkapnyaJamu di kedai Bang Adut hanya disajikan dadakan. Dari asam lambung sampai program hamil tersedia resepnya.
Baca SelengkapnyaSukamdi menceritakan awal mula dia merintis usaha keripik.
Baca SelengkapnyaSaking larisnya, si pemilik bisa meraup omzet hingga lebih dari Rp500 juta setiap bulan.
Baca SelengkapnyaSido Muncul meraih penghargaan dalam ajang CNN Indonesia Awards 2024 yang mengusung tema "Dari Jawa Tengah untuk Indonesia Gemilang".
Baca SelengkapnyaKetenaran combro ini pun bahkan sudah sampai ke negeri Belanda.
Baca SelengkapnyaKini hadir Moe Djamoe yang langsung jadi favorit semua kalangan, berkat variasi dan rasa yang lebih segar.
Baca SelengkapnyaUbi madu asli Sukabumi ini diklaim lebih manis dan lembut dari jenis ubi lainnya.
Baca SelengkapnyaMenyambut Hari Jamu Nasional 2024, Sido Muncul menggelar acara Ayo Minum Jamu.
Baca Selengkapnya