Kementan Gelar FGD Penyuluhan Pertanian Menghadapi Era Industri 4.0
Merdeka.com - Sesuai dengan arahan Presiden RI pada sidang Kabinet Paripurna tanggal 12 Februari 2019, menyatakan bahwa pada tahun 2019 merupakan tahun pembangunan sumber daya manusia (SDM). Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian berkomitmen untuk menyiapkan SDM Pertanian yang profesional, mandiri dan berdaya saing. Beberapa upaya ditempuh mencakup bidang pendidikan, pelatihan dan penyuluhan. Dari sisi penyuluhan ditempuh dengan penguatan sistem penyelenggaraan penyuluhan pertanian mendukung peningkatan produksi dan daya saing pertanian.
Di era keterbukaan informasi pada industri 4.0 ini, sistem informasi dan mekanisasi pertanian modern menjadi sarana yang sangat dibutuhkan. Untuk itu perlu didukung dengan pengembangan sistem informasi (ICT, IoT, artificial intelligent) dan mekanisasi pertanian yang modern dan kekinian. Tentu saja, perlu diimbangi dengan peningkatan kuantitas dan kualitas berupa kompetensi dan kemampuan SDM pertanian baik soft skill maupun hard skill dalam penguasaan IT dan IPTEK serta perubahan mindset yang lebih fleksibel terhadap perubahan selaras dengan visi Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produksi dan daya saing pertanian berorientasi ekspor serta mewujudkan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia 2045.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian melalui Pusat Penyuluhan Pertanian terus berupaya melakukan pengembangan SDM Pertanian dan pengembangan berbagai sumber informasi serta materi penyuluhan pertanian yang diperuntukkan untuk penyebaran informasi baik secara internal maupun eksternal. Hal ini maksud untuk memberikan layanan terhadap informasi secara tepat, cepat dan akurat serta kekinian. Berbagai layanan penyedia informasi, materi dan database telah dikembangkan oleh Pusat Penyuluhan Pertanian, baik dalam bentuk media cetak maupun elektronik yang terkoneksi dengan internet, seperti website cyber extension dan aplikasi sistem informasi penyuluhan pertanian (simluhtan). Selanjutnya aspek-aspek lainnya meliputi kelembagaan, ketenagaan, sarana dan prasarana penyuluhan pertanian juga dituntut untuk dapat menyesuaikan seiring dengan era digitalisasi saat ini.
-
Dimana Kementan fokus meningkatkan produksi pangan? Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran), mengajak semua pihak mulai dari pemerintah pusat hingga daerah untuk fokus melakukan upaya peningkatan produksi pangan melalui pemanfaatan lahan rawa baik pasang surut maupun lahan tadah hujan atau non irigasi di sejumlah daerah.
-
Apa yang menjadi fokus Kementan saat ini? Mentan Amran saat ini tengah gencar menyalurkan pompanisasi ke wilayah sentra produksi khususnya di area Jawa.
-
Bagaimana Kementan mengoptimalkan potensi pertanian? Kenapa? Karena Indonesia bisa mengoptimalkan potensi tersebut,' ujar Amran dalam rapat koordinasi Akselerasi Peningkatan Luas Tanam dan Produksi Padi dan Jagung dengan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten se-Indonesia, Senin (30/10).
-
Kenapa Kementan fokus pada swasembada beras? 'Kondisi dunia sekarang sedang menghadapi krisis pangan. Bahkan sudah ada negara yang kelaparan dan beberapa negera menyetop ekspor karena perubahan cuaca. Jadi mau tidak mau kita harus menuju swasembada dan harus berdiri di kaki sendiri.
-
Apa yang sedang dikerjakan Kementan untuk memperkuat pangan? Upaya tersebut salah satunya akan diwujudkan melalui program food estate maupun solusi cepat yang dijalankan Kementan berupa pompanisasi dan optimalisasi lahan.
-
Siapa yang harus mengorkestrasikan stakeholder pertanian di Kaltim? Siapapun gubernur yang akan memimpin Kaltim nantinya, menurut Akmal, harus mampu mengorkestrasikan seluruh stakeholder pertanian demi mewujudkan kemandirian pangan daerah.
Sehubungan hal tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Pertanian melalui Pusat Penyuluhan Pertanian merasa perlu melakukan upaya untuk mendapatkan kontribusi dan rekomendasi konsep kebijakan, strategi dan grand design sistem penyuluhan pertanian melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) penyuluhan pertanian menghadapi era industri 4.0 di Bogor, Selasa (10/9). FGD dihadiri oleh 90 orang peserta yang terdiri dari unsur-unsur birokrat, akademisi, praktisi, fungsional di bidang pertanian (dosen, widyaiswara dan penyuluh) serta petani.
Focus Group Discussion (FGD) bertemakan 'Penyuluhan Pertanian Menghadapi Era Industri 4.0 Mendukung Program Pembangunan Pertanian', diharapkan dapat lebih termotivasi dalam menelaah upaya yang telah dilakukan dan pencapaiannya serta mengevaluasi kelemahan dan kekurangan untuk selanjutnya merumuskan langkah strategis serta rekomendasi kebijakan dan strategi grand design pembangunan pertanian khususnya pengembangan sistem penyuluhan pertanian untuk mendukung tercapainya Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia 2045 dan mendukung eksport komoditas pertanian.
FGD dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Momon Rusmono. Dalam arahannya Momon menekankan bahwa penyuluhan selama 10 tahun telah mengalami masa yang luar biasa semenjak terbitnya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah di mana yang sebelumnya ada wadah kelembagaan penyuluhan namun saat ini sudah tidak ada, namun semua harus disikapi dengan memperkuat kelembagaan dari provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa. Bantuan harus dikurangi tetapi pemberdayaan ditingkatkan. Penyuluhan yang paling efektif adalah dari kita oleh kita dan untuk kita.
Tantangan penyuluhan ke depannya di antaranya adalah bagaimana menghasilkan produksi yang hebat dan berdaya saing menuju 4.0. Mengikuti perkembangan IT, memahami dan menguasai IT, perkembangan iptek dan teknologi serta modernisasi pertanian.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kementan berkomitmen untuk membuat para petani tersenyum
Baca SelengkapnyaPerlunya adaptasi dan perubahan strategis dalam menghadapi tantangan baru yang dihadapi sektor pertanian
Baca SelengkapnyaPertemuan Asean Ministers on Agriculture and Forestry (AMAF) ke-45 sukses digelar di Kuala Lumpur, Malaysia pada 2-6 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaMentan minta seluruh pelaku pertanian fokus bekerja dalam mempersiapkan pangan masyarakat sekaligus meningkatkan pendapatan petani Indonesia.
Baca SelengkapnyaPadi dan jagung menjadi fokus utama Kementan saat ini.
Baca SelengkapnyaKementan menyebut, pemerintah berkomitmen mengawal regenerasi petani.
Baca SelengkapnyaTerobosan inovatif diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan kontribusi dalam industri pupuk secara global.
Baca SelengkapnyaInovasi Pelumas dan Services Shell Dapat Tingkatkan Produktivitas dan Efisiensi Sektor Pertanian.
Baca SelengkapnyaYang mungkin tidak selalu disadari banyak orang adalah bahwa tidak semua hal baik bisa mendukung hal baik lainnya.
Baca SelengkapnyaMoeldoko Usulkan Indonesia jadi Pusat Pelatihan Petani Muda Asia Pasifik
Baca SelengkapnyaHal ini dilakukan untuk menciptakan ekosistem yang lebih terintegrasi dari hulu ke hilir.
Baca SelengkapnyaDirjen Penataan Agraria, Dalu Agung Darmawan menyebut bahwa Reforma Agraria harus menciptakan keadilan dan kesejahteraan rakyat.
Baca Selengkapnya