Kisah Para Mantan Buruh Pabrik Jadi Orang Kaya di Dunia
Merdeka.com - Buruh pabrik dikenal sebagai profesi yang melelahkan. Terkadang lelah itu tak sebanding dengan upah yang diterima para buruh.
Namun persoalan itu bukan halangan untuk menjadi orang sukses. Dengan usaha dan kerja keras, seorang buruh pabrik pun bisa menjadi sukses dan kaya raya. Seperti orang-orang berikut ini, berawal bekerja sebagai buruh pabrik mereka bisa jadi orang terkaya di dunia. Berikut kisahnya:
Leonardo Del Vecchio
-
Bagaimana Si Kantan menjadi kaya? Benar adanya, bambu-bambu tersebut dijual dengan harga selangit, membuat diri Si Kantan jadi kaya raya.
-
Apa cita-cita Lia saat memulai bisnis? Jauh sebelum membuka Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan merek dagang BUNDA ADIT, Lia sudah lama membayangkan memiliki bisnis sendiri. Alasannya bukan semata-mata untuk kepentingan pribadinya, melainkan agar bisa membantu meringankan beban ekonomi tetangga di sekitar rumahnya.
-
Siapa yang terinspirasi untuk membuka usaha? Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner.
-
Apa yang membuat seseorang menjadi wirausahawan? ‘Dan ketika mencari investasi bisnis, Anda harus bisa menunjukkan kenapa Anda yang tepat. Itu adalah perbedaan utama, itu yang membuat seseorang menjadi wirausahawan,’ ungkapnya.
-
Bagaimana mereka merintis usaha? Ketika itu ia hanya memiliki sisa uang Rp500 ribu, yang kemudian digunakan untuk modal usaha kue di rumah. Kondisi ini dirasakan berbeda, ketika dirinya bekerja di bank tersebut.
-
Bagaimana pria ini mencapai kesuksesannya? Hidup dalam keterbatasan sejak kecil Dikutip dari akun Instagram @kvrasetyoo, Kukuh membagikan kisah hidupnya yang berliku. Sejak kecil dia kurang mendapat kasih sayang orang tua karena ayahnya bekerja seharian sebagai sopir, dan ibunya juga bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Belum lagi kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sehingga menuntutnya agar hidup lebih mandiri. Sebagai anak sulung, Kukuh mulai menaruh perhatian dan bertekad ingin membantu keluarganya.
Del Vecchio dibesarkan di sebuah panti asuhan. Demi hidup mandiri secara finansial, ia memutuskan untuk bekerja di sebuah pabrik. Namun sayang, di pabrik itulah, ia justru kehilangan sebagian jarinya dalam sebuah kecelakaan kerja.
Del Vecchio merupakan satu dari lima anak yang dikirim ke panti asuhan lantaran ibunya takk sanggung membiayai kehidupannya. Dia lantas bekerja di sebuah pabrik pembuatan bingkai kacamata.
Di usia 23 tahun, ia lantas membuka gerai pembuatan kacamata sendiri. Perusahaan kacamata itu Luxottica. Luxottica memproduksi berbagai macam merek kacamata populer di dunia seperti Ray-Ban, Persol, Oakley, Chanel, Prada, Burberry, Giorgio Armani dan merek-merek dunia lainnya. Kini bisnisnya menjelma menjadi produsen kacamata terbesar di dunia.
Tak heran, ia menjadi salah satu orang terkaya dengan total harta pada tahun 2019 USD 20,1 miliar atau sekitar Rp 285 tiliun (kurs saat ini).
Li Ka Shing
Li Ka-shing mengaku sudah menjadi tulang punggung keluarganya sejak masih belia. Ia berserta keluarganya harus pindah ke Hong Kong karena sang Ayah yang meninggal karena penyakit TBC.
Akibat hal ini, ia juga harus berhenti sekolah dan dan bekerja sebagai buruh pabrik di usianya yang masih 13 tahun. Selama bekerja, Li memberikan 90 persen dari gajinya untuk sang ibu. Keberhasilannya dalam mencari nafkah untuk keluarga mengajarinya tentang nilai sosial dan sikap dermawan.
Terus menerus hidup dalam keterpurukan membuat Li Ka-shing bertekad untuk bisa keluar dari jeratan kemiskinan. Maka, pada tahun 1950, ia memberanikan diri membuka usaha sendiri.
Li Ka Shing kini dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Asia, bahkan di dunia. Kesuksesan Li berasal dari konglomerasi bisnis yang dia miliki. Bisnis awalnya adalah bunga plastik, kemudian akhirnya berkembang ke ranah properti, ritel, dan internet. Tak heran bila dia dijuluki Superman karena kehebatan bisnisnya.
Kesuksesannya mampu membuatnya duduk sebagai orang terkaya kedua di Asia, dengan kekayaan pada tahun 2019 senilai USD 32,8 miliar atau sekitar 465 triliun (kurs saat ini).
Zhou Qunfei
Zhou besar di sebuah desa kecil di Hunan, Tiongkok. Ibunya meninggal ketika Zhou berusia lima tahun. Sementara ayahnya lumpuh akibat kecelakaan di pabrik. Ia lantas membantu keluarganya dengan beternak babi dan bebek. Kemudian ia akhirnya memutuskan pindah ke Shenzhen untuk bekerja di pabrik pembuatan lensa pada 1993.
Situasinya tidak membaik kala itu karena ia bekerja dalam kondisi pabrik yang buruk. Setelah mendapat promosi, ia berhasil mengumpulkan uang sebanyak USD 3.000 yang digunakan untuk membuka toko kaca jam bersama saudara-saudaranya. Kini Zhou menjadi salah satu wanita terkaya dunia dengan total kekayaan pada Maret 2018 mencapai USD 9,3 miliar atau sekitar Rp 132 triliun (kurs saat ini). (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bekas buruh pabrik plastik yang sukses merangkak menjadi orang terkaya di Hongkong.
Baca SelengkapnyaSosok pengusaha sukses ini dulunya sempat hidup serba susah, pernah bekerja sebagai kernet angkot sampai sang ibunda dihina oleh tetangganya sendiri.
Baca SelengkapnyaKisah inspiratif eks kasir Indomaret yang kini sukses punya pabrik dan minimarket sendiri.
Baca SelengkapnyaPerjalanan hidup Zhang adalah bukti nyata kekuatan tekad dan kerja keras yang mampu mengubah nasib seseorang.
Baca SelengkapnyaKim juga merupakan kapitan Tionghoa pertama di Tarutung. Ia menjabat pada 1916 - 1933.
Baca SelengkapnyaMereka bilang ini ide paling bodoh yang pernah saya lakukan. Saya tidak peduli selama orang dapat menggunakannya
Baca SelengkapnyaPada usianya menginjak 24 tahun, dia memutuskan untuk merantau ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaPopularitas peyek kacang produksinya mulai meningkat hingga berdampak peningkatan omzet.
Baca SelengkapnyaLangkahnya saat itu cukup ceroboh. Satu unit mobilnya dijual untuk membangun kedai kopi.
Baca SelengkapnyaIde untuk berjualan karena dia ingin memiliki uang jajan tambahan tanpa harus meminta kepada orang tuanya.
Baca SelengkapnyaPria ini memutuskan keluar dari BUMN karena ingin menemani ibunda yang tinggal sendiri di kampung halaman.
Baca SelengkapnyaDia memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai supervisor di sebuah perusahaan BUMN dan memilih untuk merintis usaha keripik kentang.
Baca Selengkapnya