Menghitung Besaran Gaji yang Mencukupi untuk Membayar UKT Kampus Ternama Indonesia
Merdeka.com - Keluhan calon mahasiswa Universitas Indonesia (UI) terhadap nilai atau besaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) semakin menyadarkan bahwa biaya pendidikan semakin tinggi. Hal ini dipicu karena inflasi.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, Indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok pendidikan mengalami inflasi sebesar 2,76 persen secara year on year.
Lantas, berapa gaji yang mencukupi untuk memenuhi biaya pendidikan?
-
Apa makna tambahan dari kata 'kelas kakap'? Ternyata dia adalah maling kelas kakap yang sudah insyaf (kelas kakap: hebat/berkuasa)
-
Apa yang ditawarkan kepada universitas? Bareskrim Polri mengimbau kepada seluruh Universitas di Indonesia agar tidak mudah tergiur dengan program magang yang ditawarkan oleh pihak luar.
-
Dimana jurusan dengan gaji tinggi di Indonesia? Rekayasa Rp570.616.000Ilmu Komputer dan Informasi Rp477.229.000Matematika Rp340.875.000Teknisi Teknik Rp311.141.000Bisnis Rp205.191.000Arsitektur Rp2.000.000Profesi Keperawatan dan Kesehatan Rp2.000.000Fisika, Kimia dan Geologi Rp1.688.220Ilmu sosial Rp118.454.000Studi Interdisipliner Rp69.656.000
-
Bagaimana cara UMKK di Magelang bisa naik kelas? Hendi lantas mengajak para pelaku UMKK untuk punya mindset naik kelas agar usahanya semakin maju. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mendaftar di Katalog Elektronik.
-
Bagaimana cara menghitung gaji dari jurusan kuliah? Pengembalian investasi dari gelar adalah nilai seumur hidup yang diharapkan dari gelar tersebut (dikurangi utang) dibandingkan dengan memasuki dunia kerja setelah sekolah menengah atas.
-
Kenapa biaya kuliah di UT terjangkau? Untuk mewujudkan pemerataan akses pendidikan, UT sebagai Perguruan Tinggi Terbuka dan Jarak Jauh, di samping perkuliahan yang fleksibel, UT juga menawarkan biaya pendidikan yang terjangkau.
Dalam artikel yang diunggah djkn.kemenkeu.go.id, menuliskan bahwa persentase gaji yang dibutuhkan untuk alokasi biaya pendidikan yaitu 20 persen dari pendapatan. Sementara 40 persen dari gaji dialokasikan untuk kebutuhan hidup dan biaya bulanan seperti kebutuhan untuk makan, transportasi, listrik, air, kuota internet, dan sebagainya
Kemudian, 30 persen dari gaji dialokasikan untuk kebutuhan sarana seperti cicilan kendaraan, cicilan rumah, dan utang jika ada. Pastikan dahulukan membayar utang dan usahakan tidak menambah utang jika utang sebelumnya belum dilunasi.
Kemudian, 20 persen dari gaji dialokasikan untuk ditabung. Tabungan ini bisa digunakan sebagai biaya pendidikan anak di kemudian hari. Kemudian, 10 persen dari gaji dialokasikan untuk membayar zakat atau bersedekah. Bisa juga disisihkan sebagai dana cadangan untuk kebutuhan yang bersifat darurat dan dadakan.
Pertanyannya, berapa gaji yang mencukupi untuk membayar UKT?
Perlu diperhatikan bahwa nilai estimasi yang ditampilkan berdasarkan kalkulasi yang bukan berasal dari Universitas Indonesia.
Universitas Indonesia mengklasifikasi kelas UKT sebanyak 11 kelas. Semakin tinggi kelas, maka pendapatan orang tua dari calon mahasiswa baru dianggap cukup mapan.
Jika calon mahasiswa baru diklasifikasi sebagai kelas 1, UKT yang harus dibayar setiap semester yaitu Rp0-Rp500.000. Dengan demikian, minimal gaji yang mencukupi untuk membayar UKT kelas ini yaitu Rp1.000.000
Jika kelas 5, UKT yang harus dibayar untuk rumpun Sains Teknologi dan Kesehatan berkisar Rp4 juta sampai Rp6 juta. Sementara rumpun sosial dan humaniora berkisar Rp 3 juta hingga Rp4 juta. Dengan demikian minimal gaji yang mencukupi untuk membayar UKT kelas ini yaitu berkisar Rp3.500.000 - Rp6.000.000
Jika kelas yang diterima calon mahasiswa baru yaitu kelas 11, UKT yang harus dibayar untuk rumpun Sains Teknologi dan Kesehatan berkisar Rp17,5 juta sampai Rp20 juta. Sementara rumpun sosial dan humaniora berkisar Rp15 juta hingga Rp17,5 juta. Dengan demikian minimal gaji yang mencukupi untuk membayar UKT kelas ini yaitu berkisar Rp15.000.000 - Rp17.000.000
Subsidi UKT
Subsidi UKT dapat diajukan melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), atau Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT). Berkas yang dibutuhkan adalah:
KTP Calon Mahasiswa/i
KTP Orang Tua/Wali (Penanggung Biaya Pendidikan)
Kartu Keluarga
Bukti SPP/Surat Keterangan Sekolah (jika bebas SPP)
Slip Gaji / Surat Keterangan Penghasilan
Mutasi Rekening 3 (tiga) bulan terakhir (Penanggung Biaya Pendidikan)
SPT Tahun Terakhir/Surat Pernyataan Tidak Memiliki SPT
Bukti Tagihan/Pengeluaran Listrik 3 (tiga) bulan terakhir
Surat Pernyataan Tidak Merokok, jika anggota keluarga tidak merokok
PBB Terakhir Rumah Orang Tua/Wali, jika memiliki rumah
STNK Motor dan/atau Mobil
Surat Keterangan Tetangga Terdekat
Surat Keterangan Kemampuan Ekonomi
Surat Kontrak Mahasiswa Penerima Bantuan
Biaya Pendidikan KIP-K, untuk calon penerima beasiswa KIP-K. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 20 persen dari gaji digunakan sebagai biaya pendidikan anak di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaMenghadapi kondisi itu, Stella menyebut dirinya bersama Kemendiktisaintek sedang mengkaji untuk membuat UKT di Indonesia lebih ideal.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbudristek Abdul Haris saat rapat kerja dengan Komisi X DPR.
Baca SelengkapnyaBerapa biaya yang harus dikeluarkan jika berminat mengambil jurusan arkeologi?
Baca SelengkapnyaNadiem Anwar Makarim, memastikan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) akan sesuai dengan tingkat ekonomi mahasiswa
Baca SelengkapnyaItem tertinggi yang mengalami kenaikan berasal dari sewa rumah. Utamanya di daerah industri pertambangan dengan rata-rata kenaikan 45 persen.
Baca SelengkapnyaPerguruan tinggi negeri menjadi incaran karena biaya kuliah lebih murah. Tapi faktanya, kian hari kian mahal.
Baca Selengkapnya"memastikan, bahwa lompatan-lompatan yang tidak masuk akal atau tidak rasional itu akan kami berhentikan ya," kata Nadiem
Baca SelengkapnyaGaji UMR DKI Jakarta saat ini sebesar lebih kurang Rp5 juta sudah cukup ideal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari per bulan.
Baca SelengkapnyaPengeluaran masyarakat tentu berbeda-beda. Pengeluaran ini yang kemudian membuat kelas atau kelompok.
Baca SelengkapnyaIhsan mengungkapkan, pihaknya sudah beberapa kali melakukan audiensi dengan rektorat.
Baca SelengkapnyaSeorang mahasiswa asal Indonesia membeberkan kondisi sistem pendidikan tinggi di tanah air. Dia turut membandingkan dengan sistem kampus di Jerman.
Baca Selengkapnya