Startup Bioteknologi ini Sukses Raih Rp 696 Miliar Kembangkan Jamur untuk Obat
Merdeka.com - Saat ini, telah banyak muncul perusahaan rintisan (startup) di berbagai belahan dunia. Namun, belum banyak usaha rintisan bergerak di bidang bioteknologi seperti Hexagon Bio yang berhasil membuat obat dari olahan jamur.
Dilansir dari Forbes, jamur menjadi obat pada awalnya ditemukan pada 1928. Seorang peneliti Skotlandia bernama Alexander Fleming secara tidak sengaja menanam spesies jamur yang disebut Penicillium di cawan petri yang mengandung bakteri.
Ternyata, fungi berhasil mencegah pertumbuhan bakteri itu. Penyelidikan lebih lanjut menuntunnya untuk menemukan antibiotik penisilin yang menyelamatkan nyawa dan memicu revolusi dalam pengobatan penyakit menular.
-
Siapa yang bisa berkembang di lingkungan perusahaan rintisan? 'Perusahaan rintisan berhasil karena banyaknya gairah dan sedikit sekali proses,' katanya, mengacu pada hierarki yang biasanya dimiliki perusahaan besar.
-
Bagaimana mereka merintis usaha? Ketika itu ia hanya memiliki sisa uang Rp500 ribu, yang kemudian digunakan untuk modal usaha kue di rumah. Kondisi ini dirasakan berbeda, ketika dirinya bekerja di bank tersebut.
-
Apa yang dialami startup di Indonesia? Laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Glints dan Monk's Hill Ventures (MHV) mengenai performa perusahaan startup di Asia Tenggara (ASEAN) pada tahun 2024 menunjukkan adanya penurunan gaji bagi karyawan startup, khususnya di Indonesia.
-
Bagaimana perusahaan startup mencapai status unicorn? Perusahaan yang mencapai nilai sebesar itu, tentu sangat jarang terjadi. Maka dari itu, menyandang status sebagai perusahaan startup unicorn sudah mendapat pencapaian luar biasa.
-
Bagaimana cara startup di Indonesia bertahan? Banyak perusahaan yang melakukan penghematan biaya untuk bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
-
Apa bukti nyata pertumbuhan Startup Indonesia? 'Salah satu bukti nyata adalah pencapaian Endeavor Indonesia yang berhasil menambah 9 Endeavor Entrepreneurs hingga berjumlah total 104 dari 78 perusahaan pada tahun ini,' jelas dia.
Hampir seabad kemudian, Hexagon Bio ingin menemukan lebih banyak kegunaan obat dari jamur. Pada 15 September, perusahaan mengumumkan bahwa mereka mengumpulkan pendanaan putaran Seri A senilai USD 47 juta atau Rp 696 miliar yang akan membantunya mengurutkan jamur secara genetik dan menemukan obat terobosan baru.
"Kami benar-benar memandang Hexagon sebagai yang pertama dari generasi baru perusahaan farmasi besar yang digerakkan oleh komputasi," kata Alex Kolicich, mitra pendiri perusahaan ventura 8VC yang berinvestasi dalam putaran dan anggota dewan Hexagon Bio.
Manfaatkan Teknologi Kecerdasan Buatan
Perusahaan yang berbasis di Menlo Park ini diluncurkan pada 2017. Salah satu pendirinya adalah Maureen Hillenmeyer, mantan direktur program Genomes to Natural Products Stanford dan sekarang menjabat sebagai CEO Hexagon.
"Apa yang membuat Hexagon Bio unik adalah pendekatan multidisiplin perusahaan untuk menemukan kandidat obat baru. Kami benar-benar memiliki keahlian kelas dunia baik dalam ilmu data dan biologi yang sulit didapat," kata Hillenmeyer
Hexagon Bio ingin mempercepat proses dengan menggunakan kecerdasan buatan dan pengurutan gen sebagai bagian dari platform penyaringan jamurnya. "Kami dapat mengetahui hanya dengan membaca genomnya bahwa jamur ini menciptakan penghambat kolesterol," kata Hillenmeyer
Modal baru dari putaran Seri A akan digunakan untuk membangun database eksklusif untuk genom jamur, serta mempekerjakan orang yang dapat mengambil senyawa baru yang ditemukan melalui jalur klinis dalam beberapa tahun mendatang.
Meskipun Hillenmeyer tidak akan menyebutkan salah satu senyawa yang ditemukan perusahaan sejauh ini, dia mengatakan bahwa mereka sebagian besar berfokus pada mencari obat baru untuk mengobati kanker dan penyakit menular, termasuk jamur yang kebal obat.
"Suatu hari nanti Hexagon Bio bahkan mungkin bercabang dari jamur dan mencari obat untuk jenis mikroba lain, seperti bakteri. Ada sekitar 5 juta spesies jamur di planet ini, dan sejauh ini hanya 5.000 spesies yang telah dipelajari," katanya.
Reporter Magang: Brigitta Belia
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pilihannya jatuh ke usaha budi daya jamur. Wanita ini tercetus ide untuk memopulerkan jamur di Makassar.
Baca SelengkapnyaJamur membuat Anggi jatuh cinta berkali-kali dan membuatnya melupakan cita-citanya menjadi guru.
Baca SelengkapnyaMeski Indonesia masih punya potensi besar, namun harus diakui dari sisi pendanaan yang digelontorkan investor tak seperti tahun 2021.
Baca Selengkapnya"Satu kilo benih saja bisa dijual hingga ratusan ribu rupiah,"
Baca SelengkapnyaUmmi Salamah mengungkapkan bahwa resep minuman rempah diperoleh dari ibu mertua yang berprofesi sebagai penjual jamu.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023, Etana berhasil kembangkan produk bioteknologi dan vaksin.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Startup Ranking, jumlah perusahaan rintisan di dunia per 10 Mei 2023 mencapai 144.688.
Baca SelengkapnyaUsahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaTemuan dan hasil inovasi sejumlah warga negara Indonesia ini mendapatkan pengakuan ilmiah di kancah internasional.
Baca SelengkapnyaMeski mengalami tantangan tersebut, ia menyatakan pertumbuhan startup berkembang pesat di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDengan memanfaatkan kekuatan organisme hidup dan proses biologis, bioteknologi memiliki potensi untuk merevolusi berbagai bidang agar semakin baik.
Baca SelengkapnyaJumlah pendaftar Pertamuda Seed and Scale 2024 mencapai 3.245 pendaftar, meningkat dibanding tahun lalu berjumlah 2.719 pendaftar.
Baca Selengkapnya