Warga AS Diminta Waspada jika Pemerintah Gagal Bayar Utang
Merdeka.com - Warga Amerika Serikat (AS) diminta mewaspadai risiko yang mungkin terjadi jika pemerintahnya mengalami gagal bayar utang. Direktur Biro Perlindungan Keuangan Konsumen Amerika Serikat Rohit Chopra mengatakan krisis plafon utang dapat menimbulkan konsekuensi yang mengerikan.
"Ini kekhawatiran besar. Setiap keluarga harus peduli," kata Chopra dikutip dari CNN.com, Jakarta, Rabu (17/5).
Chopra mengatakan default akan menyebabkan biaya pinjaman melonjak termasuk kartu kredit, pinjaman mobil dan suku bunga hipotek. Alasannya, utang AS berfungsi sebagai tolok ukur penting untuk berbagai bentuk kredit.
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Apa yang menjadi kekhawatiran tokoh-tokoh bangsa? Mereka membahas banyak hal, mulai dari demokrasi yang terancam hingga kebohongan yang terjadi di mana-mana
-
Siapa yang dirasa bertanggung jawab atas kenaikan utang? 'Kita di-prank, yang terjadi justru kita bisa tahu kenaikan tertinggi sepanjang sejarah Republik ini ada di tangan Jokowi,' terang Eko.
-
Kenapa negara-negara takut dengan bunga pinjaman? Karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja, beban fiskal itu akan sangat, sangat besar,' jelasnya.
Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Janet Yellen sebelumnya selalu mempertahankan suku bunga rendah sebagai aset bebas risiko. "Jika investor global tidak berpikir itu benar-benar aman, kita semua akan membayarnya," kata Chopra.
Beberapa ekonom telah memperingatkan adanya risiko Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal jika pemerintah gagal bayar. Gedung Putih memperkirakan lebih dari 8 juta pekerjaan akan terhapus jika terjadi default yang berkepanjangan.
"Dari pengetahuan dan pengawasan kami sendiri terhadap sistem perbankan, kami tahu bahwa setiap orang sangat prihatin. Korporat Amerika, jalan utama, semuanya bisa terkena dampaknya," kata Chopra.
"Dampaknya sangat akut, seringkali bagi mereka yang paling tidak bisa mengatasi badai ekonomi itu," sambungnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Erick Thohir ingatkan BUMN yang memiliki utang dalam bentuk dolar AS karena nilai tukar Rupiah terus anjlok beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaMegawati berharap pemerintah punya rencana serius untuk mengurangi utang bernilai fantastis itu.
Baca SelengkapnyaAngka pengangguran yang melonjak tak terduga di Amerika Serikat (AS).
Baca SelengkapnyaKusfiardi menekankan perlunya kebijakan fiskal yang hati-hati dan proaktif, termasuk dalam pengelolaan investasi infrastruktur yang strategis.
Baca SelengkapnyaAirlangga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan penguatan dolar Negeri Paman Sam itu.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih terus bertahan agar tidak masuk dalam kondisi resesi seperti yang dialami oleh negara maju.
Baca SelengkapnyaThe Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.
Baca Selengkapnya"Utang itu tidak berarti kita kemudian ugal-ugalan, oleh karena itu kita harus hati-hati sekali," kata Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, kenaikan kurs menjadi salah satu hal yang ditakuti oleh semua negara.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca Selengkapnya