10.000 Tahun Lalu Bayi Umur 40 Hari Ini Meninggal, Makamnya Berisi Benda-Benda Unik
Tim peneliti internasional menemukan makam bayi perempuan tertua di Eropa yang telah berusia lebih dari 10.000 tahun.
Tim peneliti internasional yang terdiri dari ilmuwan dari berbagai negara menemukan makam bayi perempuan tertua di Eropa yang telah berusia lebih dari 10.000 tahun.
10.000 Tahun Lalu Bayi Umur 40 Hari Ini Meninggal, Makamnya Berisi Benda-Benda Unik
Penemuan ini terjadi di wilayah Liguria, Italia, dan telah diungkapkan dalam sebuah artikel ilmiah yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports.
Situs pemakaman kuno yang ditemukan di Liguria ini menawarkan petunjuk berharga tentang praktik pemakaman pada masa Mesolitik awal, sebuah periode sejarah yang masih kurang dipahami.
-
Apa yang ditemukan di samping makam wanita tersebut? Apa yang membuat penemuan ini sangat menarik adalah perempuan tersebut dikuburkan di samping anak panah yang "secara simbolis laki-laki", menantang persepsi tradisional tentang peran gender.
-
Di mana makam wanita tersebut ditemukan? Makam ini ditemukan di situs pemakaman berusia 6.500 tahun di Fleury-sur-Orne, Normandia, Prancis utara.
-
Dimana makam wanita bangsawan itu ditemukan? Di bagian bernama Khar Nuur di Mongolia, peneliti menemukan makam wanita bangsawan di dalam tembok benteng dari zaman Khitan.
-
Kapan makam perempuan muda itu ditemukan? Penemuan ini diumumkan Badan Kepurbakalaan Israel (IAA) pada Rabu.
-
Bagaimana ciri khas kecantikan perempuan dari Malang? Salah satu kota wisata di Jawa Timur ini dikenal sebagai penghasil perempuan cantik. Cuaca Malang yang cenderung sejuk membuat perempuan-perempuan di sana memiliki kulit yang cerah.
-
Apa yang membuat makam wanita ini aneh? Yang mengejutkan, sosok wanita tersebut tanpa wajah. Menurut ilmuwan, wajah wanita itu seperti bolong.
Situs tersebut mengandung lebih dari 60 manik-manik kerang yang berlubang, empat liontin, dan bahkan satu cakar burung hantu elang yang ditemukan berdekatan dengan sisa-sisa tulang manusia.
Bayi perempuan yang diberi nama "Neve," diambil dari nama sungai di daerah tersebut, diketahui meninggal dunia ketika usianya hanya sekitar 40 hingga 50 hari.
Peneliti yang terlibat dalam penemuan ini termasuk Stefano Benazzi dari Universitas Bologna, Fabio Negrino dari Università di Genova, dan Marco Peresani dari Universitas Ferrara. Mereka juga diberdayakan oleh dukungan dari pusat penelitian Sincrotrone Elettra di Trieste.
Sumber: Arkeonews
merdeka.com
Para ilmuwan menyatakan penemuan ini memberikan wawasan yang berharga tentang praktik pemakaman pada zaman Mesolitikum awal yang sebelumnya masih minim informasi. Selain itu, penemuan ini menyoroti perlakuan merata yang diberikan pada pemakaman bayi perempuan tersebut, suatu temuan yang memiliki arti penting dalam konteks sejarah.
Sangat jarang
Dalam konteks ini, Profesor antropologi dari Universitas Colorado Denver, Hodgkins, mengungkapkan penemuan pemakaman bayi sangatlah jarang, sehingga temuan ini memberikan kontribusi signifikan dalam melengkapi informasi mengenai periode tersebut.
Pemakaman manusia pada masa prasejarah sebelum 14.000 tahun yang lalu memang telah dicatat dengan baik, namun pemakaman anak-anak dan bayi sering kali tidak tersedia dalam jumlah yang memadai. Bahkan ketika ditemukan, sulit untuk menentukan jenis kelamin mereka karena kerusakan DNA pada tulang-tulang.
- Mumi Tertua di Dunia Bukan Berasal dari Mesir, Bangsa Ini Pertama Kali Mengawetkan Mayat 9.000 Tahun Lalu
- Patung Satu Keluarga Berusia 8.500 Tahun Ditemukan, Ungkap Kehidupan Masa Lalu di Turki
- Kerangka Utuh Berusia 2.700 Tahun Ini Masih Pakai Perhiasan Mewah, Penyebab Kematiannya Terungkap
- Penemuan Makam Berusia 9.500 Tahun Ungkap Sejarah Munculnya Budidaya Tanaman Paling Awal
Namun, keistimewaan penemuan ini terletak pada kemampuan sisa-sisa Neve yang mampu bertahan selama lebih dari 10.000 tahun dan masih mengandung DNA yang cukup untuk dianalisis oleh para ilmuwan. Hal ini dijelaskan oleh paleoarkeolog Universitas Colorado Denver, Jamie Hodgkins.
This is titleStefano Benazzi dari Universitas Bologna menekankan penemuan Neve memiliki arti penting yang tak terhingga.
Penemuan ini tidak hanya mengisi celah informasi mengenai masa lalu manusia, tetapi juga memberikan pemahaman lebih dalam tentang struktur sosial, praktik pemakaman, dan ritual pada zaman nenek moyang kita.