85 Jejak Kaki Makhluk Berusia 90.000 Tahun Ditemukan di Pantai, Ternyata Milik Spesies Manusia Ini
Ini merupakan jejak kaki manusia tertua dan paling awet yang pernah ditemukan.
Ini merupakan jejak kaki manusia tertua dan paling awet yang pernah ditemukan.
-
Di mana fosil Homo sapiens tertua ditemukan di Maroko? Sumber: Ancient Origins Phys.Org melaporkan, tengkorak, gigi, dan tulang panjang sekitar lima Homo sapiens, bersama dengan perkakas batu dan tulang hewan, ditemukan di Jebel Irhoud, Maroko, sejak 2004.
-
Mengapa penemuan fosil di Maroko menimbulkan pertanyaan baru tentang asal-usul Homo sapiens? Secara logika, ini mengarahkan orang bertanya-tanya apakah perkakas batu ini dibuat oleh hominid, bukan Homo sapiens.
-
Siapa yang menemukan bukti penanggalan baru kemunculan Homo sapiens di Maroko? Menurut arkeolog Daniel Richter dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology beserta timnya, penanggalan baru kemunculan Homo sapiens ini berasal dari penanggalan hermoluminescence artefak batu api yang dipanaskan yang digali dalam "penggalian baru di situs Zaman Batu Tengah di Jebel Irhoud, Maroko yang secara langsung terkait dengan sisa-sisa Homo sapiens yang baru ditemukan."
-
Kapan Homo sapiens pertama kali muncul di dunia berdasarkan penemuan di Maroko? Menurut temuan fosil di Maroko, Homo sapiens muncul jauh lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli paleontologi di Maroko? Para ahli paleontologi di Maroko telah menemukan sisa-sisa fosil spesies kadal laut yang sangat besar dan belum pernah dilihat sebelumnya dengan gigi "seperti belati".
-
Siapa yang menemukan fosil Homo sapiens tertua di luar Afrika? Pada 1978, arkeolog melakukan penggalian di Gua Apidima di Semenanjung Mani, Yunani dan menemukan dua fosil penting: pecahan tengkorak dan tulang rahang.
85 Jejak Kaki Makhluk Berusia 90.000 Tahun Ditemukan di Pantai, Ternyata Milik Spesies Manusia Ini
Peneliti menemukan jejak kaki manusia purba di pantai di Maroko. Tapak kaki ini adalah yang terbesar dan paling utuh yang pernah ditemukan.
Penemuan ini diungkap dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports pada 23 Januari.
Sebenarnya ilmuwan telah menemukan jejak kaki pada 2022 ketika memeriksa batuan besar di salah satu pantai di Afrika Utara.
"Saya bilang ke tim saya, kita harus ke utara untuk mengeksplorasi pantai lain."
ketua peneliti dan penulis penelitian dari Universitas Southern Brittany Prancis, Mouncef Sedrati kepada Live Science.
- Menyusuri Lokasi Kematian 7 Remaja Pria Mengambang di Kali Bekasi: Sepi, Air Tenang & Semak Belukar
- 2 Orang Luka-Luka Saat Bentrokan Antarormas di Jakbar, Dipicu Sengketa Lahan
- Penampakan Jejak Kaki Misterius di Pantai Maroko Berusia 90.000 Tahun, Diduga Milik Manusia Purba
- Mengenal Sosok Mbah Wo, Bintang 1 TNI AU yang Kini Jualan Bakmi Jawa
Sumber: Greek Reporter
"Kami kaget menemukan jejak pertama. Awalnya, kami tidak yakin itu sebuah jejak kaki, tapi kemudian kami menemukan lagi di jalur tersebut," lanjutnya, dikutip dari Greek Reporter, Rabu (31/1).
Berdasarkan hasil penelitian di situs tersebut, satu-satunya situs berisi jejak kaki yang diketahui di Afrika Utara dan Mediterania Selatan, peneliti menemukan dua jalur dengan total 85 jejak kaki manusia di pantai. Jejak-jejak kkai ini ditinggalkan sekelompok orang, yang terdiri dari sekitar lima orang manusia modern awal.
Para ilmuwan menggunakan metode yang disebut penanggalan pendaran terstimulasi optik untuk mengetahui kapan jejak kaki ini dibuat. Teknik ini membantu menentukan kapan terakhir kali mineral tertentu di dekat artefak terkena panas atau sinar matahari.
Dengan meneliti usia butiran kuarsa di dalam pasir pantai, peneliti menyimpulkan sekelompok Homo sapiens berjalan di pantai tersebut sekitar 90.000 tahun lalu.
Peristiwa ini diperkirakan terjadi sekitar zaman Pleistosen Akhir atau juga dikenal sebagai Zaman Es Akhir, yang berakhir sekitar 11.700 tahun yang lalu.
Sedrati mengatakan, mereka mengukur jejak kaki itu langsung di pantai untuk menentukan seberapa panjang dan dalam jejak yang ditinggalkan Homo sapiens tersebut. Dengan melihat tekanan dan ukuran jejak kaki, peneliti bisa memperkirakan usia orang-orang pemilik jejak kaki tersebut. Jejak kaki tersebut ternyata ditinggalkan anak-anak, remaja, dan orang dewasa.
Jejak kaki itu masih awet karena lokasi pantai berada di atas platform berbatu yang tertutup sedimen tanah liat, menurut Sedrati. Sedimen ini tetap menjaga keutuhan jejak kaki di gundukan pasir. Sementara itu, air pasang dengan cepat mengubur pantai, menyebabkan jejak kaki tetap terpelihara dengan baik.
Peneliti tidak mengetahui aktivitas yang dilakukan sekelompok manusia purba tersebut di pantai. Namun mereka meyakini, penelitian lebih lanjut di situs itu bisa mengungkap misteri ini.