Ada Misteri di Balik Gurun Terluas di Muka Bumi, Ilmuwan Berhasil Memecahkannya
Ada Misteri di Balik Gurun Terbesar di Muka Bumi, Ilmuwan Berhasil Memecahkannya
Sampai saat ini, kapan terbentuknya bukit-bukit itu belum pernah diketahui.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di Maroko? Sebuah penemuan menggemparkan dunia paleontologi, ketika para ilmuwan menemukan fosil dinosaurus berparuh bebek seukuran kuda poni di Maroko.
-
Mengapa Antartika disebut gurun? Meski dikenal dengan suhu rendahnya yang ekstrem, Antartika disebut sebagai gurun karena curah hujan atau saljunya yang sangat minim. Gurun merupakan area yang curah hujannya rendah. Salah satu standar yang umum digunakan adalah jika wilayah tersebut menerima kurang dari 25 cm (10 inci) hujan atau salju setiap tahunnya.
-
Apa yang rusak akibat gempa Maroko? Gempa di Maroko yang terjadi pada Jumat malam lalu mengakibatkan kerusakan serius pada salah satu situs bersejarah terpenting di Pegunungan Atlas Tinggi. Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Bagaimana siswa membacok guru? Peristiwa itu terjadi pada Senin (25/9) pukul 09.30 WIB. Saat itu sang guru sedang mengawasi PTS (Penilaian tengah semester). Akibat insiden itu, guru mengalami luka serius dan mendapat perawatan di RS Wongsonegoro, Semarang.
-
Kapan waktu kritis penyelamatan gempa Maroko? Rentang waktu hingga 72 jam pertama sejak gempa terjadi adalah masa-masa kritis bagi keselamatan korban yang tertimpa reruntuhan.
-
Kenapa siswa tega membacok guru? Terkait kejadian ini, Kasatreskrim Polres Demak AKP Winardi mengatakan, pelaku tega membacok gurunya sendiri diduga karena tidak terima mendapat nilai jelek.
Ada Misteri di Balik Gurun Terbesar di Muka Bumi, Ilmuwan Berhasil Memecahkannya
Bukit pasir bintang di gurun Maroko merupakan salah satu bukit pasir paling kompleks dan besar di dunia. Saat ini ilmuwan telah berhasil memecahkan misteri terkait usia bukit tersebut.
Bukit pasir ini, juga dikenal sebagai bukit pasir piramida karena bentuk khasnya yang menyerupai piramida, tersebar di berbagai belahan bumi, termasuk di Afrika, Asia, Amerika Utara, dan bahkan di Mars.
Namun, sampai saat ini, kapan terbentuknya bukit-bukit itu belum pernah diketahui.
Penelitian terbaru mengungkapkan bukit pasir bintang bernama Lala Lallia di Maroko terbentuk sekitar 13.000 tahun lalu.
Dilansir laman BBC, profesor Geoff Duller dari Universitas Aberystwyth, bersama Profesor Charles Bristow dari Universitas Birkbeck menjelaskan pemahaman tentang usia bukit pasir ini.
- Sedang Menyabit Rumput di Kebun, Seorang Guru Temukan Artefak Batu Berusia 1.600 Tahun dengan Tulisan Misterius
- Misteri Kutukan Firaun, Benarkah Orang yang Membuka Makamnya akan Mati Sebelum Waktunya?
- Ilmuwan Tercengang Saat Temukan Peristiwa Sangat Langka, Hanya Terjadi Sekali dalam 1 Miliar Tahun
- Usia Alam Semesta Ternyata Dua Kali Lebih Tua Dari Dugaan Sebelumnya, Begini Cara Ilmuwan Menghitungnya
Penelitian mereka membantu para ilmuwan untuk memahami perubahan pola angin di masa lalu dan mengungkap kondisi iklim pada waktu itu.
Lala Lallia, yang terletak di lautan pasir Erg Chebbi di tenggara Maroko, memiliki tinggi mencapai 100 meter dan lebar 700 meter.
Bukit pasir ini awalnya berhenti tumbuh sekitar 8.000 tahun, sebelum kemudian berkembang pesat dalam beberapa ribu tahun terakhir.
Menariknya, meskipun gurun telah diidentifikasi dalam sejarah geologi bumi, bukit pasir bintang belum pernah ditemukan sebelumnya karena ukurannya yang sangat besar, membuat para ahli sulit menyadari keberadaannya.
Profesor Duller menjelaskan, temuan ini dapat mengejutkan banyak orang karena memperlihatkan kecepatan pembentukan bukit pasir bintang yang besar dan gerakannya yang lambat melintasi gurun.
Para ilmuwan menggunakan teknik penanggalan pendaran untuk menentukan usia bukit pasir bintang ini, dengan menghitung kapan butiran pasir terakhir kali terpapar sinar matahari.
Metode ini melibatkan analisis sampel pasir yang diambil dari Maroko, yang kemudian dianalisis di laboratorium dalam kondisi cahaya merah redup untuk menghindari pengaruh cahaya yang dapat mengganggu.
Profesor Duller menjelaskan butiran mineral di pasir berperan sebagai "baterai kecil yang dapat diisi ulang", menyimpan energi yang berasal dari radioaktivitas di lingkungan alam.
Contoh lain dari bukit pasir bintang termasuk Star Dune di Colorado, Amerika Utara, yang merupakan bukit pasir tertinggi di AS, dengan ketinggian mencapai 225 meter dari dasar hingga puncaknya.
Meskipun mendaki bukit pasir ini membutuhkan kerja keras, namun pemandangan yang indah dari puncaknya menjadi penghargaan bagi para pendaki.