Ahli Geologi Ungkap India Sedang Terbelah Jadi Dua
Temuan para ahli menunjukkan kemungkinan ada lempeng India yang mengalami tumbukan hingga meluncur di bawah Lempeng Eurasia.
Himalaya, pegunungan yang dijuluki atap dunia, adalah produk tumbukan geologi antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia.
Benturan monumental ini membentuk wilayah tersebut selama sekitar 60 juta tahun, membuat puncak-puncak ikonik yang mendefinisikan lanskap. Namun, daya tarik sesungguhnya terletak jauh di bawah permukaan, di mana gaya tektonik yang bekerja masih misterius.
-
Bagaimana Lempeng India terbelah menjadi dua? Delaminasi berarti bagian lempeng yang lebih tinggi akan menjelaskan ketinggian Tibet yang sangat tinggi, sedangkan bagian yang lebih rendah akan turun menjadi mantel bumi.
-
Apa yang terjadi di bawah permukaan Bumi India? Sebuah studi mengungkapkan bahwa India mulai mengalami perubahan drastis di bawah permukaan Bumi. Para ilmuwan mengklaim bahwa perubahan terjadi secara horizontal dan lempeng tersebut terbelah menjadi lapisan-lapisan terpisah.
-
Kapan Nursyah mulai menari ala India? Nursyah sendiri sebelumnya telah sering membagikan video dirinya menari ala India di media sosial.
-
Mengapa Nursyah suka menari ala India? Hal ini tidak terlepas dari kecintaannya pada musik dangdut dan Bollywood.
-
Siapa yang menjadi sorotan karena menari ala India? Nursyah, ibu dari Indah Permatasari, telah berhasil memikat perhatian netizen dengan aksinya menari ala India yang menjadi viral di media sosial.
-
Reptil purba apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di India? Ahli paleontologi di India telah berhasil mengidentifikasi dan mengklasifikasikan spesies baru dari kelompok reptil proterosuchid.
Tidak seperti lempeng samudra yang padat, lempeng tektonik benua tebal dan kuat, sehingga menahan subduksi ke mantel Bumi selama tumbukan. Karakteristik unik ini telah menyebabkan para ilmuwan memperdebatkan perilaku Lempeng India dalam tumbukannya yang terus-menerus dengan Eurasia.
Satu hipotesis menunjukkan lempeng tersebut sepenuhnya menahan subduksi, meluncur secara horizontal di bawah Tibet. Hipotesis lain menyatakan bagian atas Lempeng India yang kuat akan runtuh di tepi tumbukan, sehingga bagian bawah dapat menghunjam ke mantel.
Dalam perkembangan terkini, analisis baru terhadap gelombang gempa bumi yang bergerak di bawah Tibet dan keberadaan gas tertentu yang naik ke permukaan telah mengungkap kemungkinan yang sebelumnya belum dieksplorasi.
Teori ini menunjukkan sebagian Lempeng India "terkelupas" saat meluncur di bawah Lempeng Eurasia, dengan bagian bawah yang lebih padat terkelupas dari bagian atas.
Lebih jauh, bukti menunjukkan adanya retakan atau sobekan vertikal pada batas antara bagian lempeng yang terpisah dan bagian sebelahnya yang tidak terganggu.
- Studi Baru Tunjukan Sebenarnya Bumi hanya Memiliki Enam Benua, Bukan Tujuh
- Arkeolog Ungkap Perempuan Dijadikan Tumbal di Zaman Batu, Diikat Lalu Dikubur Hidup-Hidup
- Ahli Geologi Prediksi Munculnya Samudra Keenam di Bumi dari Lokasi Ini, Catat Waktunya
- Ahli Geologi Sebut Pohon Dapat Prediksi Letusan Gunung Berapi, Benarkah?
Douwe van Hinsbergen, seorang ahli geodinamika di Universitas Utrecht, mengatakan, "Kami tidak tahu benua dapat berperilaku seperti ini, dan itu, untuk ilmu bumi padat, cukup mendasar."
Studi inovatif ini, yang dipresentasikan pada konferensi American Geophysical Union dan dibagikan sebagai pracetak daring, berpotensi untuk meningkatkan pemahaman kita tentang pembentukan Himalaya dan bahkan dapat berkontribusi untuk menilai bahaya gempa bumi di wilayah tersebut.
Konsep lempeng tektonik yang "terbuka" telah lama menjadi hipotesis di kalangan ilmuwan. Lempeng-lempeng ini terdiri dari struktur berlapis dengan kerak yang lebih ringan dan batuan mantel atas yang lebih padat. Ketika mengalami kompresi dan penebalan, sebuah lempeng berpotensi terbelah di sepanjang antarmuka antara lapisan-lapisan ini.
Sebelumnya, fenomena semacam ini terutama dipelajari di bagian dalam lempeng benua yang tebal dan disimulasikan melalui model komputer. Namun, penelitian ini menandai pertama kalinya perilaku semacam itu diamati pada lempeng tektonik yang sedang menurun.
Konsep lempeng tektonik yang "terbuka" telah lama menjadi hipotesis di kalangan ilmuwan. Lempeng-lempeng ini terdiri dari struktur berlapis dengan kerak yang lebih ringan dan batuan mantel atas yang lebih padat. Ketika mengalami kompresi dan penebalan, sebuah lempeng berpotensi terbelah di sepanjang antarmuka antara lapisan-lapisan ini.
Sebelumnya, fenomena semacam ini terutama dipelajari di bagian dalam lempeng benua yang tebal dan disimulasikan melalui model komputer. Namun, penelitian ini menandai pertama kalinya perilaku semacam itu diamati pada lempeng tektonik yang sedang menurun.