Apa Jadinya Jika Kita Taruh Kolam Renang di Bulan? Ilmuwan Ungkap Manusia Bisa Berlari di Atas Air
Ilmuwan mengatakan berenang di Bulan akan lebih menyenangkan dibanding di Bumi.
Bermain-main dengan air di Bumi memang menyenangkan, tetapi pernahkah kita terpikir, apa jadinya jika berenang di sebuah kolam renang di bulan?
Pertama-tama, apakah mungkin untuk berenang di air di Bulan?
-
Bagaimana astronot bisa mencium bau luar angkasa? Namun demikian, kenyataannya adalah setelah kembali dari perjalanan di luar stasiun luar angkasa, astronot secara teratur mencium aroma unik saat melepaskan helm mereka.
-
Bagaimana pakaian antariksa baru mendaur ulang air kencing astronot? Desainnya mencakup kateter eksternal berbasis vakum yang mengarah ke unit gabungan osmosis maju-mundur, menyediakan pasokan air minum secara terus-menerus dengan berbagai mekanisme keamanan untuk memastikan kesejahteraan astronot.
-
Bagaimana air di Kolam Tajaherang tetap jernih? Air ini berasal dari perbukitan di sekitar, sehingga kondisinya jernih dan sejuk. Kolam ini bagian dasarnya masih berbatu dan berpasir, namun kondisi airnya tidak terkontaminasi kotoran sehingga layak digunakan untuk berendam dan berenang warga.
-
Bagaimana cara ilmuwan menulis di atas air? Solusi yang mereka gunakan untuk mengatasi masalah ini benar-benar baru. "Kami langsung meletakkan tinta ke dalam air dan menggunakan mikrobeads yang terbuat dari bahan pertukaran ion dengan diameter 20 hingga 50 mikron sebagai alat tulis," Karena mikrobead ini begitu kecil, sehingga tidak ada pusaran yang dihasilkan. Mikrobead ini juga berfungsi sebagai kation sisa dalam air dengan proton, yang mengubah pH lokal air. Yang perlu dilakukan adalah menggulirkan mikrobead di dalam air, dengan begitu partikel tinta akan terkumpul di jalur yang ditandai pada ujung mirobead.
-
Mengapa kepala astronot bisa membengkak ketika mereka berada di luar angkasa? Di Bumi, tubuh kita terus-menerus melawan gravitasi untuk memompa cairan ke kepala. Menghilangkan gravitasi berarti mendapatkan semua pompa dan tidak ada pembuangan - cairan tengkorak tidak terkuras sepenuhnya. Hasilnya adalah cairan menggenang di wajah dan tengkorak.
-
Siapa astronot yang mengalami kebocoran air di helmnya saat di luar angkasa? Luca Parmitano, seorang astronot Italia dari Badan Antariksa Eropa, saat itu sedang ia berjalan di luar angkasa pada ekspedisi ke-36 ke ISS, helm Parmitano tiba-tiba mulai terisi dengan cairan.
Daya apung adalah gaya ke atas dalam cairan (zat yang mengalir, termasuk udara) yang bekerja pada semua benda di dalamnya. Gaya ini berasal dari tekanan di dalam cairan. Makin dalam Anda ke berada di bawa air maka tekanannya makin besar.
Tekanan pada bagian bawah sebuah benda dalam cairan lebih tinggi daripada di bagian atasnya, menghasilkan gaya ke atas. Jika gaya apung suatu cairan lebih besar daripada berat benda yang dimasukkan ke dalamnya, benda tersebut akan mengapung.
Berlari di atas air
Hal ini tetap berlaku di Bulan, dan karena astronaut lebih ringan daripada air, mereka akan dapat mengapung dengan baik di kolam air di Bulan.
Berenang juga akan terasa cukup mirip seperti di Bumi.
Tetapi, yang membuatnya benar-benar keren adalah gravitasi rendah di Bulan, yang berarti kolam yang lebih bergelombang, ombak yang lebih besar, dan peluang untuk melompat keluar dari air seperti lumba-lumba.
- Ilmuwan Meyakini Pohon Ini Suatu Saat Jadi Penyelamat Bumi dan Manusia
- Eksotisme Kolam Renang Alami Sebening Kaca di Malang, Pemandangan Bawah Airnya Menakjubkan
- Ilmuwan Temukan Jejak Tapak Kaki Manusia Tertua di Dunia Berusia 153.000 Tahun, di Sini Lokasinya
- Berbagai Cara Unik Warga Jateng Rayakan HUT RI ke-79, dari Pengibaran Bendera di dalam Kolam hingga Penerbangan Lampion Harapan
Aspek keren lainnya adalah kemungkinan bagi astronaut untuk berlari di atas air. Sebuah studi pada 2012 meneliti bagaimana berbagai hewan kecil bisa berlari di atas air. Sementara serangga air tetap mengapung dengan memanfaatkan tegangan permukaan, hewan yang lebih besar seperti kadal Basilisk harus menggunakan metode yang lebih menguras energi dengan memukul permukaan air "dengan kekuatan yang cukup untuk menghasilkan gaya hidrodinamik pada kaki mereka guna menopang berat badan mereka."
Manusia memiliki berat badan yang jauh lebih besar, sehingga opsi ini hampir tidak mungkin dilakukan, setidaknya di Bumi.
"Manusia hanya dapat berlari di atas air jika mereka mampu memukul air dengan kecepatan >30 m/s [98 kaki per detik], yang diperkirakan akan membutuhkan sekitar 15 kali lipat kekuatan otot manusia," tulis tim peneliti dalam studi mereka.
"Namun, ada dua cara untuk mengatasi keterbatasan ini. Salah satunya adalah dengan mengurangi gravitasi, dan yang lainnya adalah dengan berlari menggunakan alat bantu apung (sepatu atau sirip besar) seperti yang dibayangkan oleh Leonardo da Vinci."
Dengan menghitung ulang dan melakukan simulasi gravitasi rendah di Bumi, tim tersebut menemukan dengan asumsi frekuensi langkah 1,7 langkah per detik, manusia dapat berlari di atas air di Bulan, dengan batas berat hingga 73 kilogram.