Arkeolog Temukan Perkakas Batu Tertua Berusia 3 Juta Tahun, Bukan Dibuat oleh Manusia
Perkakas batu itu boleh jadi bahkan lebih tua lagi usianya dan benda itu dibuat di masa ketika Homo sapiens (manusia) masih hidup berdampingan dengan manusia purba. Perkakas batu itu jadi tonggak bersejarah bagi sang pembuatnya, siapapun itu.
Arkeolog menemukan apa yang mereka yakini sebagai perkakas batu tertua yang pernah ada dan menurut mereka perkakas itu dibuat bukan oleh kerabat terdekat nenek moyang manusia, Homo sapiens.
Benda-benda yang ditemukan pada 2016 di sisi Danau Victoria di Nyayanga, Kenya itu sesuai dengan pola perkakas Oldowan, jenis perkakas batu tertua yang dibuat oleh tangan yang mirip milik manusia.
-
Mengapa penggalian arkeologi ini dianggap penting? "Situs ini memiliki (peninggalan) arkeologi yang luar biasa dan memudahkan kita mendapatkan pemahaman seperti apa kehidupan orang-orang yang menempati negeri ini pada abad ketujuh."
-
Siapa yang memimpin misi arkeologi ini? Misi arkeologi ini dipimpin Ramadan Helmy sebagai Kepala Misi dan Direktur Kepurbakalaan Sinai Utara.
-
Mengapa para arkeolog mempelajari makam ini? Wali kota Corinaldo Gianni Aloisi mengatakan temuan tambahan di pekuburan Nevola semakin menunjukkan pentingnya area tersebut dan mungkin "memungkinkan kita untuk mengenal, dan mungkin menulis ulang, sejarah koleksi kita."
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Inggris? Temuan ini disebut satu-satunya di dunia, telur yang masih utuh dengan cairan putih dan kuningnya. Ini satu-satunya telur di dunia yang ditemukan dalam kondisi utuh kendati telah berumur 1.700 tahun.
-
Mengapa penemuan ini penting bagi para arkeolog? Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir yang mengumumkan temuan ini pada 23 Juli lalu menyampaikan, artefak ini bisa memberikan pemahaman lebih luas terkait "rahasia peradaban Mesir kuno", termasuk praktik penguburan pada masa itu dan juga peran kota pesisir tersebut dalam perdagangan dengan negara lain di zaman kuno.
Dilansir dari laman mysteriesrunsolved, perkakas zaman kuno itu dibuat antara 2,6 juta hingga 3 juta tahun lalu dan terkubur selama jutaan tahun dalam endapan lumpur dan pasir. Di antara 1.776 fosil tulang hewan yang menandakan mereka sudah dijagal, 330 benda ditemukan. Sebelumnya, perkakas Oldowan yang ditemukan berusia 2,6 juta tahun.
Perkakas batu itu boleh jadi bahkan lebih tua lagi usianya dan benda itu dibuat di masa ketika Homo sapiens (manusia) masih hidup berdampingan dengan manusia purba. Perkakas batu itu jadi tonggak bersejarah bagi sang pembuatnya, siapapun itu.
"Dengan alat-alat ini, Anda bisa menghancurkan benda lebih baik dari geraham gajah dan memotong lebih baik dari taring singa," kata Rick Potts, paleoantrhopolog di Institut Nasional Smithsonian Museum Sejarah Alam yang menjadi bagian dari penelitian ini.
"Teknologi Oldowan seperti tiba-tiba menumbuhkan seperangkat gigi baru di luar tubuh dan itu membuka pintu bagi beraneka makanan bagi nenek moyang kita di sabana Afrika."
Batu berbentuk mirip palu dengan serpihan ujung runcing itu ditemukan bersama pecahan tulang rusuk, tulang kering, dan tulang belikat dari mamalia pemamah biak berkuku yang disebut bovid (seperti kijang) dan kuda nil.
"Yang menarik di sini adalah kita bisa melihat bukti awal dari perburuan hewan berukuran besar, bahkan sebelum api digunakan," kata Julien Louys dari Pusat Penelitian Evolusi Manusia Universitas Griffith, Australia.
Tak hanya itu, selain tulang dan perkakas yang ditemukan, antropolog Thomas Plummer di Universitas New York juga menemukan dua gigi--geraham atas dan geraham bawah sebelah kiri, salah satunya retak separuh dan satu lagi hampir utuh. Peneliti menyebut makhluk itu Paranthropus, sepupu jauh dari manusia.
Hasil analisis isotop karbon terhadap gigi geraham menunjukkan sepupu jauh manusia itu makan banyak makanan dari tanaman dan bekas bangkai hewan.
Perkakas Oldowan biasanya digunakan oleh genus Homo, tapi temuan dari hominin (kera besar ) lain seperti Paranthropus ini dan temuan dua gigi tadi menandakan Homo bukan satu-satunya yang cukup pandai memakai perkakas batu.
"Anggapan peneliti selama ini adalah hanya genus Homo yang mampu membuat perkakas batu. Tapi temuan Paranthropus dan perkakas batu ini membuka misteri yang menarik tentang siapa yang membuatnya," kata Potts.
(mdk/pan)