Arkeolog Temukan Peti Mati Romawi Kuno, Desainnya Luar Biasa Indah, Isinya Bikin Penasaran
Para arkeolog yang melakukan penggalian terpukau dengan temuan sarkofagus atau peti mati kuno ini.
Arkeolog Temukan Peti Mati Romawi Kuno, Desainnya Luar Biasa Indah, Isinya Bikin Penasaran
Arkeolog Temukan Peti Mati Romawi Kuno, Desainnya Luar Biasa Indah, Isinya Bikin Penasaran
Arkeolog menemukan dua sarkofagus atau peti mati kuno di di Nekropolis Hisardere, distrik Iznik, Bursa, Turki. Sarkofagus ini memiliki desain yang unik dan sangat indah.
Penggalian dilakukan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata di bawah arahan akademisi Departemen Arkeologi Universitas Dokuz Eylul, Dr. Aygun Ekin Meric. Aygun Ekin Meric, yang juga dosen di departemen tersebut, menyampaikan nekropolis atau pemakaman kuno itu digunakan secara ekstensif selama abad kedua dan ketiga masehi. Sumber: Arkeonews
-
Bagaimana para arkeolog menyelidiki sarkofagus ini? Melalui analisis awal, para arkeolog mula-mula melakukan rontgen pada sarkofagus tersebut kemudian menggunakan kamera endoskopi. Di dalam sarkofagus tersebut, mereka menemukan kerangka seorang wanita bersama sejumlah benda lain termasuk cermin.
-
Bagaimana bentuk Sarkofagus Tomok? Sarkofagus Tomok ini kondisinya cukup terawat dengan bentuk persegi panjang lalu di bagian atasnya semakin melebar seperti sebuah kapal atau biasa disebut Solu Bolon dalam bahasa Batak.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di saluran pembuangan kuno Romawi? Arkeolog menemukan patung dewa Yunani, Hermes, dengan panjang 2 meter, di Bulgaria tenggara yang berdekatan dengan perbatasan Yunani.
-
Bagaimana para ilmuwan menentukan asal-usul mumi-mumi Tarim Basin? Namun, analisis genetik yang dilakukan pada tiga belas mumi yang diawetkan dengan baik menunjukkan bahwa, tidak seperti yang diperkirakan sebelumnya, tubuh-tubuh tersebut bukan milik para migran yang membawa teknologi dari Barat.
-
Apa yang ditemukan di dalam sarkofagus? Di dalam sarkofagus tersebut, mereka menemukan kerangka seorang wanita bersama sejumlah benda lain termasuk cermin.Agnès Balmelle, wakil direktur ilmiah dan teknis di INRAP Grand Est mengatakan kepada berita lokal Le Parisen: “Sungguh luar biasa, ini pertama kalinya kami menemukan makam utuh dan belum pernah dijarah. Benda itu disegel oleh delapan batang besi, dan kami adalah orang pertama yang menjelajahinya.”
-
Mengapa arkeolog mengambil sampel tanah di kuburan kuno? Selama penggalian, arkeolog juga mengambil sampel tanah untuk dikirim dan dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan data tentang lingkungan dan flora, selain analisis antropologi tulang-tulang.
Sampai saat ini, tim menemukan total enam sarkofagus di wilayah tersebut termasuk dua yang ditemukan baru-baru ini.
Foto: IHA
Isi Sarkofagus
Arkeolog menemukan kerangka mumi berasal dari abad kedua Masehi.
Bikin Arkeolog Terpukau
Meric menambahkan, dua liang lahat unik dari abad ketiga masehi juga ditemukan. Dia juga mengataka betapa indahnya dua sarkofagus yang ditemukan timnya.
"Selain sarkofagus, ada liang lahat, khususnya dari abad ketiga masehi, unik bagi Iznik, dan tidak ada yang seperti ini di tempat lain, dengan interior yang dilukis dan dihiasi dengan ornamen-ornamen. Pada saat bersamaan, dua sarkofagus terbaru ini sangat menonjol."
Dr. Aygun Ekin Meric, akademisi Departemen Arkeologi Universitas Dokuz Eylul.
- Arkeolog Temukan Kota Kuno Abad Ke-6 SM yang Selama Ini Hilang, Ada Benteng dan Pemandian Air Panas
- Arkeolog Temukan Piring Bangsa Maya dari Periode 1.100 Tahun Lalu, Ada Gambar Roh Pelindung
- Arkeolog Temukan Sepatu Kulit Romawi Berusia 1700 Tahun, Bentuk Solnya Unik
- Arkeolog Temukan Kota Hilang Bangsa Maya di Tengah Hutan Meksiko, Begini Wujudnya
Sumber: Arkeonews
Meric menambahkan, dua sarkofagus ini dibuat pada masa Kekaisaran Romawi, pada abad kedua Masehi. Keduanya diletakkan berdampingan. Sarkofagus ini dihias dengan relief Eros di ketiga sisinya. Foto: IHA
Meric mengatakan sarkofagus digali dalam penggalian ilegal yang dilakukan di wilayah tersebut sejak 1989 dan area tersebut diambil alih pada 2018 dan penggalian ilmiah dimulai pada 2019. Foto: IHA
"Nama seorang perempuan disebut. Basilika ini dibangun untuk menghormati perempuan tersebut. Tidak ada namanya, hanya julukan feminin yang diabadikan."
Dr. Aygun Ekin Meric, akademisi Departemen Arkeologi Universitas Dokuz Eylul.
Sumber: Arkeonews