2.600 Tahun Lalu Seorang Tentara Menulis Surat di Sekeping Tanah Liat, Begini Isinya
Arkeolog baru menemukan isi tulisan yang ada di tembikar itu dengan teknologi pemindaian.
Pada 600 SM di wilayah yang kini adalah Israel, seorang tentara bernama Hananyahu mengirimkan sepucuk surat untuk temannya yang bernama Elyashiv.
2.600 Tahun Lalu Seorang Tentara Menulis Surat di Sekeping Tanah Liat, Begini Isinya
Ostracon
Dia menulis pesannya pada sekeping tembikar (tanah liat) yang ditemukan arkeolog pada 1965. Selama bertahun-tahun, sarjana ahli alkitab dan peneliti mempelajari sisi bagian depan potongan tembikar yang tertulis dengan tinta. Potongan tembikar itu biasa disebut ostracon, bisa dipakai untuk menulis kwitansi, daftar atau bahkan surat.
-
Siapa yang menulis pesan di batu nisan? Menurut Profesor Jonathan Price dari Universitas Tel Aviv, pesan itu ditulis sendiri oleh Jacob dalam aksara Yunani.
-
Kapan surat kuno itu ditulis? Surat itu dilipat dan diikat dengan tali, lalu disimpan di dalam sebuah botol kaca bening berukuran kecil atau vial. Botol ini disimpan dalam sebuah periuk tembikar.'Itu sejenis vial yang dikalungkan para wanita berisi garam wangi,' kata ketua tim dan kepala dinas arkeologi untuk kota Eu, Guillaume Blondel, dikutip dari BBC, Jumat (20/9).
-
Siapa yang menulis surat itu? Surat itu sebenarnya ditulis oleh fisikawan Hungaria, Leo Szilard dengan bantuan ilmuwan lain, namun ditandatangani Einstein untuk menarik perhatian presiden karena statusnya sebagai salah satu ilmuwan terbesar sepanjang masa.
-
Siapa yang menulis surat? Dari siswi baru, Dewi Cahya
-
Bagaimana prasasti itu ditulis? Prasasti ini ditulis di bawah tanda salib merah di samping struktur batu besar. Prasasti itu berisi kutipan Mazmur 86 dalam bahasa Yunani yang ada di dalam Perjanjian Baru.
-
Apa isi pesan surat kuno itu? 'P.J Féret, penduduk Dieppe, anggota dari berbagai komunitas intelektual, melakukan penggalian di sini pada Januari 1825. Dia melanjutkan penyelidikannya di daerah yang luas ini yang dikenal dengan nama Cité de Limes or Caesar’s Camp.'
Peneliti kemudian mampu mengungkap kata-kata dalam bahasa Ibrani yang berisi pesan tentang uang dan Yahweh yang dia kirimkan kepada temannya Elyashiv.
Tapi belum lama ini peneliti baru menyadari ada pesan lain di sisi belakang keping tembikar itu. Selama lebih dari 50 tahun arkeolog mengira bagian belakang tembikar itu kosong karena tintanya tidak terlihat.
Anggur
Kini dengan teknologi pemindaian multispektral, peneliti mampu mengungkap tiga baris kalimat yang tersembunyi pada pesan di tembikar kuno itu.
Pesan itu berbunyi:
"Kalau masih ada anggur, kirimkan."
Dilansir laman the New York Times, arkeolog mempublikasikan temuan mereka itu di jurnal PLoS One.
"Menguak isi surat dari Hananyahu setelah 2.600 tahun membuat saya merinding," kata Shira Faigenbaum-Golovin, mahasiswa doktoral di Universitas Tel Aviv dan penulis penelitian ini. "Saya sangat terkejut melihatnya."
Lebih dari 17 kata yang terdiri dari 50 karakter ada di sisi belakang ostracon. Dalam pesannya, Hananyahu meminta dikirimkan anggur dan dia akan memberi imbalan apa saja yang diinginkan Elyashiv. Selain itu juga ada permintaan barang yang tidak diketahui.
Pos militer
Peneliti juga menggunakan teknologi pemindaian untuk mengungkap empat kalimat tambahan di bagian depan keping tembikar itu. Dalam kalimat itu juga ada pembahasan soal perak dan minyak antara kedua orang itu. Ostracon tersebut ditemukan di sebuah lokasi yang dulunya adalah pos militer yang dikenal sebagai Benteng Arad di gurun, bagian dari Kerajaan Judah. Pada 586 SM kerajaan itu dihancurkan oleh pasukan Babylonia yang dipimpin Raja Nebuchadnezzar.