Berselisih Paham Soal Agama, Pendeta di Malaysia Bunuh Ibu Kandung dan Mayatnya Disimpan 3 Tahun di Kulkas
Hasil otopsi menunjukkan cedera pada bagian dada korban akibat trauma benda tumpul,
Seorang pendeta di Malaysia, Deanesh Narayanan Nair (53) ditangkap pada Selasa (26/11) setelah didakwa atas pembunuhan ibunya dan menyimpan jasadnya di dalam freezer selama lebih dari tiga tahun. Menurut laporan media, pembunuhan tersebut terjadi antara 21 hingga 26 Maret 2021.
Dilansir Channel News Asia, Rabu (27/11), Deanesh dilaporkan telah memukul ibunya, Catherine Daniel yang berusia 77 tahun, hingga tewas. Setelah insiden tersebut, ia membungkus tubuh ibunya menggunakan handuk dan plastik sebelum menyimpannya di dalam freezer di rumah mereka yang terletak di Taman Overseas Union Garden, Kuala Lumpur.
- Gara-Gara Cekcok Warisan, Adik Bakar Kakak Perempuan saat Salat hingga Tewas
- Awas! Benturan di Kepala Ternyata Mempengaruhi Kecerdasan Seseorang
- 70 Pantun Agama Islam Lucu, Menghibur Sekaligus Menebar Ilmu
- Berziarah ke Makam Kyai Damar, Konon Utusan Wali Songo dan Tokoh Penyebar Agama Islam di Semarang
Akhirnya, jasad Catherine ditemukan pada 12 November lalu setelah Deanesh menghubungi pihak kepolisian untuk menyerahkan diri. Saat dihadapkan di Pengadilan Magistrate di Kuala Lumpur, Deanesh dijerat dengan dakwaan pembunuhan berdasarkan Pasal 302 KUHP. Jika terbukti bersalah, ia dapat dijatuhi hukuman mati atau penjara selama 30 hingga 40 tahun, serta hukuman cambuk minimal 12 kali.
Polisi menyatakan hasil autopsi awal menunjukkan Catherine mengalami cedera pada bagian dada akibat trauma benda tumpul, yang menjadi penyebab kematiannya. Setelah penangkapan Deanesh, pihak kepolisian menemukan pria itu berada di dekat freezer ketika mereka tiba di lokasi kejadian. Proses otopsi dilakukan di Pusat Medis Universitas Malaya untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kondisi tubuh korban.
Pelaku Menderita Stroke
Sebelum tragedi ini terjadi, tetangga mengungkapkan mereka tidak pernah melihat Catherine sejak dimulainya Perintah Pengendalian Pergerakan (MCO) yang diberlakukan oleh pemerintah Malaysia pada tahun 2020 sebagai langkah penanganan pandemi Covid-19.
Berdasarkan informasi dari tetangga, Catherine tinggal di rumahnya sendiri, tetapi sering mengunjungi putranya yang tinggal sendiri dan belum menikah. Mereka menyebutkan Deanesh jarang keluar rumah dan pintunya umumnya dalam keadaan tertutup.
Walaupun demikian, para tetangga menggambarkan Deanesh sebagai sosok yang bersahabat dan selalu menyapa mereka saat bertemu di luar.
"Dia selalu ramah dengan tetangga. Jika saya melihatnya di luar, dia akan menyapa dan menanyakan kabar saya," ungkap salah satu tetangga, sambil menambahkan bahwa Deanesh pernah mengalami stroke.
Perselisihan Soal Agama
Kepala Polisi Kuala Lumpur, Rusdi Mohd Isa, mengungkapkan, setelah penangkapan, Deanesh mengakui telah membunuh ibunya pada tahun 2021. Alasan di balik tindakan tersebut adalah keinginannya untuk "mengantarkannya ke surga" setelah terjadi perselisihan terkait keyakinan agama. Pengakuan ini mendorong penyelidik untuk lebih mendalami motif yang melatarbelakangi pembunuhan ini.
Pada sidang di Pengadilan Magistrate, Deanesh terlihat hadir menggunakan kursi roda tanpa didampingi pengacara. Dia menyatakan bahwa dia memahami dakwaan yang dibacakan oleh Majelis Hakim Atiqah Mohamed.
Mengingat kasus ini berada dalam yurisdiksi Pengadilan Tinggi, tidak ada permohonan yang diajukan selama sidang berlangsung. Pengadilan juga menolak permohonan jaminan untuk Deanesh dan menetapkan tanggal 7 Februari tahun depan sebagai kelanjutan persidangan. Saat ini, hasil post-mortem, laporan medis, dan pemeriksaan DNA masih dalam proses menunggu. Di sisi lain, polisi telah mengumpulkan pernyataan dari 13 saksi yang terlibat dalam penyelidikan ini.