Burung Super Langka 'Separuh Jantan, Separuh Betina' Tertangkap Kamera Lagi Setelah 100 Tahun
Burung Super Langka 'Setengah Jantan, Setengah Betina' Tertangkap Kamera Lagi Setelah 100 Tahun
Honeycreeper hijau 'setengah betina, setengah jantan' ini diamati antara Oktober 2021 dan Juni 2023
-
Bagaimana cara membedakan burung puter pelung jantan dan betina? Salah satu cara untuk membedakan burung puter pelung jantan dan betina adalah melalui postur tubuhnya. Jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih besar, dengan bulu ekor yang lebih panjang. Sementara itu, betina memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dan bulu ekornya lebih pendek.
-
Mengapa Kākāpō disebut "burung hantu burung beo"? Julukan "burung hantu burung beo" diberikan karena wajah mereka yang mirip burung hantu dan juga karena mereka aktif pada malam hari.
-
Dimana burung-burung langka dan eksotis ini bisa ditemukan? Kepulauan Galápagos adalah salah satu tempat yang menjadi suaka margasatwa bagi beberapa jenis hewan langka dan menarik.
-
Kapan Buah Lahung berbuah? Faktanya, pohon buah Lahung hanya akan berbuah ketika musim panas datang, maka dari itu buah ini sangat langka dan jarang dijumpai di pasaran.
-
Kenapa burung kedasih menitipkan telurnya di sarang burung lain? Alasan mengapa burung kedasih melakukan perbuatan ini adalah untuk meningkatkan peluang kelangsungan hidup telurnya.
-
Apa yang membedakan burung unta dengan burung yang bisa terbang? Biasanya, burung tidak bisa terbang tidak memiliki tulang lunak, yaitu tulang melekat erat pada otot dada atau otot terbang burung yang bisa terbang.
Burung Super Langka 'Separuh Jantan, Separuh Betina' Tertangkap Kamera Lagi Setelah 100 Tahun
Ahli ornitologi di Kolombia berhasil memotret seekor burung honeycreeper hijau liar (Chlorophanes spiza) dengan bulu yang jelas terbagi menjadi setengah hijau dan setengah biru. Bulu hijau dimiliki oleh betina sementara biru dimiliki honeycreeper jantan.
Honeycreeper hijau 'setengah betina, setengah jantan' ini diamati antara Oktober 2021 dan Juni 2023 di sebuah stasiun pemberian makan di Villamaría, di departemen Caldas, Kolombia.
Honeycreeper hijau adalah spesies tangkai kecil yang sangat menarik dalam keluarga burung Thraupidae. Burung ini umum dan mudah dikenali di wilayahnya, mulai dari Meksiko selatan hingga Brasil tenggara.
Mereka seringnya memakan nektar, buah, dan serangga, dan sering mengunjungi tempat yang menyediakan buah.
- Burung Ini Bisa Terbang "Tanpa" Mengepakkan Sayapnya
- Burung Ini Mampu Terbang 10 Bulan Nonstop, Makannya saat Melayang di Udara
- Sedang Bangun Tempat Parkir, Pekerja Temukan Patung Wanita Cantik Romawi Berusia 1.800 Tahun
- Sosok Dukun dan Bayi yang Ditemukan dalam Makam Berusia 9.000 Tahun Akhirnya Terungkap, Ternyata Ada Hubungan Darah
Bulu honeycreeper menjadi penentu jenis kelamin. Honeycreeper betina berwarna hijau rumput, sedikit lebih pucat di bagian bawah, sementara jantan berwarna biru aqua dengan kepala dan dagu berwarna hitam.
Warna paruh juga bersifat seksual dimorfik: jantan memiliki mandibula kuning cerah dan rahang atas bawah, dengan kulmin hitam. Sementara betina memiliki mandibula kuning lebih kusam dan rahang atas hitam. Anak burung sebagian besar menyerupai betina.
Meskipun jantan memiliki sayap dan ekor sedikit lebih panjang daripada betina, terdapat variasi yang signifikan di dalam setiap jenis kelamin dan banyak tumpang tindih. Namun, tampaknya tidak ada perbedaan massa yang signifikan antara laki-laki dan perempuan.
Fenomena honecreeper langka ini dikenal ginandromorfi bilateral.
“Ginandromorfi bilateral adalah kondisi di mana satu sisi dari suatu organisme menunjukkan karakteristik jantan dan yang lainnya betina,” jelas Profesor Hamish Spencer dari Universitas Otago, seperti dilansir Sci News.
“Kondisi ini ditemukan pada sejumlah besar kelompok hewan, terutama yang bersifat seksual dimorfik. Pada burung, fenomena ini diyakini muncul sebagai akibat dari kesalahan selama meiosis telur, dengan pembuahan ganda berikutnya oleh sperma yang terpisah,” sambung Spencer.
“Sebagai akibatnya, satu sisi burung memiliki sel betina heterogametik (ZW) dan sisi lainnya memiliki sel jantan homogametik (ZZ).”
Ini menjadi kasus ginandromorfi kedua yang tercatat pada honeycreeper hijau dalam lebih dari 100 tahun.
“Banyak pengamat burung bisa menghabiskan sepanjang hidup mereka tanpa melihat ginandromorfi bilateral pada spesies burung manapun. Fenomena ini sangat langka pada burung. Ini sangat mencolok, saya sangat beruntung bisa melihatnya,” ujar Profesor Spencer.
“Foto-foto burung ini membuat penemuan ini menjadi lebih signifikan karena mereka bisa dibilang yang terbaik dari semua spesies burung ginandromorfi bilateral liar yang pernah ada.”
“Gynandromorph penting untuk pemahaman kita tentang penentuan jenis kelamin dan perilaku seksual pada burung.”
Makalah tim ini dipublikasikan dalam Journal of Field Ornithology.