Cadangan Emas Terbesar Dunia Ditemukan Senilai Rp36 Triliun, Di Sini Lokasinya
Cadangan emas di tempat ini diperkirakan sebesar 38 ton.
Cadangan Emas Terbesar Dunia Ditemukan Senilai Rp36 Triliun, Di Sini Lokasinya
Baru-baru ini dilaporkan bahwa sebuah cadangan emas besar senilai sekitar USD2,38 miliar atau sekitar Rp36 triliun ditemukan di Urad Middle Banner, Inner Mongolia, China.
-
Di mana artefak emas tertua di dunia ditemukan? Pada 2016, arkeolog menemukan sebuah manik-manik emas kecil dengan diameter 4 milimeter dan diduga sebagai artefak emas tertua di dunia. Manik-manik ini ditemukan di sebuah permukiman prasejarah di Bulgaria, berasal dari sekitar tahun 4500 sampai 4600 SM.
-
Kapan artefak emas tertua di dunia ditemukan? Pada 2016, arkeolog menemukan sebuah manik-manik emas kecil dengan diameter 4 milimeter dan diduga sebagai artefak emas tertua di dunia. Manik-manik ini ditemukan di sebuah permukiman prasejarah di Bulgaria, berasal dari sekitar tahun 4500 sampai 4600 SM.
-
Siapa yang menemukan artefak emas tertua di dunia? Pada 2016, arkeolog menemukan sebuah manik-manik emas kecil dengan diameter 4 milimeter dan diduga sebagai artefak emas tertua di dunia. Manik-manik ini ditemukan di sebuah permukiman prasejarah di Bulgaria, berasal dari sekitar tahun 4500 sampai 4600 SM.
-
Apa keunggulan investasi emas dibandingkan investasi lainnya? Investasi emas menjadi pilihan lantaran nilai logam mulia yang konsisten, pengembalian yang andal, dan likuiditas yang tinggi.
-
Kapan harga emas mengalami kenaikan yang signifikan? Menurut data yang dikeluarkan NASDAQ di New York, Amerika Serikat, selama periode tersebut, harga emas naik dari 35 dolar per saham menjadi 850 dolar per saham .
-
Apa itu cairan paling mahal di dunia? Cairan paling mahal di dunia ternyata bukanlah air atau minyak bumi yang menjadi sumber komoditas banyak negara. Cairan termahal ini ternyata berasal dari bisa kalajengking.
Penemuan ini terjadi selama eksplorasi geologis di Tambang Emas Tugurige. Total emas diperkirakan mencapai sekitar 38 ton, tersebar di area sekitar 2,52 kilometer persegi bawah tanah. Langkah-langkah eksplorasi terus dilakukan untuk mendukung pengembangan dan pemanfaatan tambang emas ini.
Sumber: Greek Reporter
Urad Middle Banner memiliki beragam jenis deposit mineral, termasuk batubara, minyak, besi, timah-seng, silika, grafit kristal, granit, emas, dan perak.
Foto: AMNA
Sementara cadangan emas yang terbukti di wilayah tersebut mencapai 143 ton dari total cadangan sekitar 300 ton. Tingkat ekstraksi emas tahunan sekitar 4,8 ton, membuatnya salah satu dari sepuluh besar di China.
Mongolia, yang memiliki beberapa deposit emas terbesar di dunia, menjadi pemain utama dalam industri pertambangan emas global. Sumber daya emas utamanya terletak di tiga wilayah, South Gobi, Altai Tavan Tolgoi, dan Khangai Mountains.
- Baru Belajar Pakai Pendeteksi Logam, Pria ini Temukan Bongkahan Emas Terbesar yang Pernah Ada, di Sini Lokasinya
- Cara Mudah Mengetahui Emas Palsu dengan Melihat Fisiknya
- Emas Ternyata Sudah Digunakan Sejak 4000 Tahun Sebelum Masehi, Kini Harga Terus Naik dan Jadi Buruan Masyarakat
- Sedang Tamasya di Ladang, Pria Ini Temukan Bongkahan Emas Terbesar, Nilainya Fantastis
Dengan produksi tahunan sekitar 24 hingga 28 ton, Mongolia merupakan produsen emas terbesar ke 13 di dunia. Ekspor Mongolia didominasi oleh emas, menyumbang sekitar 80 persen dari total ekspor, dan lebih dari 70 persen dari investasi asing di negara tersebut.
Penemuan deposit baru di Mongolia terjadi ketika harga emas mencapai rekor baru, mencapai USD2.100 atau sekitar Rp32 juta per ons.
Diperkirakan harga emas akan terus meningkat di tahun mendatang, didorong oleh ketidakpastian geopolitik, potensi pelemahan dolar AS, dan kemungkinan pemotongan suku bunga.
Emas, dikenal sebagai aset pelabuhan aman, telah menunjukkan kinerja positif selama konflik Israel-Hamas dan harapan akan pemotongan suku bunga.
Hasil survei terbaru oleh World Gold Council menunjukkan bahwa 24 persen bank sentral berencana untuk meningkatkan cadangan emas mereka dalam setahun ke depan, mencerminkan ketidakpastian terhadap dolar AS sebagai aset cadangan.