Dua Kerangka Sepasang Kekasih Berusia 5.800 Tahun Ini Saling Berpelukan, Diduga Mati Dirajam
Kerangka ini ditemukan di salah satu situs pemakaman Neolitiakum terbesar di Eropa.
Kerangka ini ditemukan di salah satu situs pemakaman Neolitiakum terbesar di Eropa.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di kuil kuno berusia 2.800 tahun di Yunani? Para arkeolog yang sedang menggali sebuah kuil kuno berusia 2.800 tahun di sebuah tempat suci di Yunani menemukan serangkaian artefak menarik. Mereka juga menemukan sayap tanah liat yang kemungkinan adalah bagian dari sphinx atau putri duyung, serta sebagian dari sebuah kalung emas.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog dalam fosil nenek moyang manusia berusia 50.000 tahun? Analisis genetik terhadap penemuan berusia 50.000 tahun ini telah mengungkap sisa-sisa tiga virus yang terkait dengan patogen manusia modern, dan para peneliti juga meyakini virus ini dapat diciptakan kembali.
-
Bagaimana arkeolog menentukan usia makam kuno tersebut? Penelitian awal mengatakan makam tersebut berbentuk kerucut yang terpotong, berasal dari masa Praklasik Tengah sekitar 1200 hingga 400 SM. Namun, berdasarkan karakteristik bahan yang terbentuk, makam tersebut berasal mendekati masa Praklasik Awal sekitar 2500 hingga 1200 SM.
-
Bagaimana para arkeolog mengetahui asal manik-manik di makam kuno? Arkeolog Moisés Valadez Moreno dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) mengungkapkan bahwa sebagian besar manik-manik ini berasal dari 186 mil (300 kilometer), arah timur menuju Teluk Meksiko.
-
Di mana arkeolog menemukan pemukiman Neolitikum yang berusia 7.000 tahun itu? Arkeolog menemukan pemukiman Neolitikum berusia sekitar 7.000 tahun di dekat Kutná Hora, sebelah timur Praha di Republik Ceko.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di makam kuno Wuwangdun? Penggalian situs makam Wuwangdun di Provinsi Anhui, China timur, mengungkap temuan yang luar biasa—tumpukan daun dengan uratnya yang masih terlihat jelas.
Dua Kerangka Sepasang Kekasih Berusia 5.800 Tahun Ini Saling Berpelukan, Diduga Mati Dirajam
Kerangka sepasang kekasih ditemukan pada 2015 lalu di Gua Alepotrypa, Peloponnese, Yunani. Penemuan ini sangat langka dan luar biasa, pasalnya kedua kerangka tersebut dalam posisi saling berpelukan
Dikutip dari Greek Reporter, hasil tes DNA dua kerangka tersebut baru-baru ini menunjukkan mereka berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kerangka ini berasal dari tahun 3.800 SM dan berusia 5.800 tahun.
Arkeolog Yunani, Anastasia Papathanasiou yang bekerja di situs gua tersebut sejak 1980-an mengatakan kemungkinan pasangan itu meninggal saat sedang berpelukan atau posisinya diatur saling berpelukan sesaat setelah mereka meninggal.
- Arkeolog Temukan Reruntuhan Gerbang Situs Suci di Kota Berusia 2900 Tahun, Berasal dari Peradaban Tertua Eropa
- Kerangka Remaja Berusia 30.000 Tahun Ungkap Masa Pubertas Manusia Purba, Hasilnya Mengejutkan
- Arkeolog Temukan Kerangka Aneh di Makam Mewah Berusia 2.000 Tahun, Berbalut Kain Kafan dan Ada Gambar Anjing Neraka Kepala Tiga
- Mencekam Sampai Bikin Merinding, Arkeolog Temukan 'Kota Orang Mati' Berusia 4.500 Tahun di Mesir, Berisi Lebih dari 300 Makam Mumi
"Itu pelukan yang sangat natural," kata Papathanasiou, menambahkan bahwa posisi itu tidak tampak diatur seperti itu.
Foto: Kementerian Kebudayaan Yunani
Mati Dirajam
Beberapa laporan media mengklaim pasangan tersebut mati karena dirajam. Namun Papathanasiou mengatakan tidak ada bukti terkait klaim tersebut. Penyebab kematian pasangan ini masih misterius.
Kuburan sepasang kekasih ini ditemukan di dekat kuburan seorang anak dan bayi baru lahir. Ditemukan juga kuburan ketiga berisi kerangka pria muda dan wanita muda yang saling berhadapan dalam posisi meringkuk, lutut mereka menopang dagu.
"Jenis penguburan dalam posisi meringkuk ini biasa di zaman Neolitikum, tapi penguburan dua orang secara spesifik dengan saling berpelukan itu salah satu contoh paling awal yang diketahui," jelas arkeolog George Papathanassopoulos kepada Athens-Macedonia News Agency.
Sebanyak 31 persen dari kerangka yang ditemukan di gua tersebut memiliki tanda-tanda kekerasan yang disebabkan oleh batu, kerikil, maupun pentungan. Ini diduga karena dulunya mereka hidup di zaman yang penuh kekerasan. Menurut laporan National Geographic, luka yang mereka alami tidak mematikan dan ada yang sudah sembuh, tapi temuan ini menunjukkan frekuensi luka atau trauma kepala tertinggi yang ditemukan di satu lokasi pemakaman Neolitikum Yunani.Menurut data dan analisis terbaru, gua tersebut tampaknya digunakan dari Zaman Neolitikum Awal sampai Akhir (6000-3200 SM) dan dijadikan sebagai tempat tinggal dan pemakaman. Di akhir Zaman Neolitikum Akhir (3200 SM), gempa bumi dahsyat mengguncang wilayah tersebut, menyebabkan pintu gua tertutup batu dan para penghuni terkubur di dalamnya.
Gua Alepotrypa adalah salah satu situs pemakaman Neolitikum terbesar di Eropa. Ada sekitar 170 kerangka manusia di dalamnya. Gua ini telah digali sejak 1970.
Foto: George Fournaris, CC 4.0/Wikipedia