Empat Spesies Baru Dinosaurus Ditemukan di Chile, Punya Cakar dan Bisa Terbang
Para ilmuwan berhasil mengungkap empat spesies baru dinosaurus dari fosil tulang yang ditemukan di sebuah situs di Chile.
Para ilmuwan berhasil mengungkap empat spesies baru dinosaurus dari fosil tulang yang ditemukan di sebuah situs di Chile. Ini termasuk megaraptor, menurut studi baru tim ilmuwan yang diterbitkan pada 11 Januari.
Fosil ini ditemukan pada 2021 di Cerro Guido, berlokasi di Lembah Las Chinas di Chile selatan, dekat dengan perbatasan Argentina. Tulang-tulang ini lalu dibawa ke laboratorium.
-
Kapan diare dianggap serius? Jika diare berlangsung lebih dari 2 hari, anak mungkin mengalami masalah yang lebih serius.
-
Kenapa Tahu Siksa dinamai begitu? Iman mengatakan, nama tahu siksa sebenarnya berasal dari proses membuatnya sebelum disajikan.Tahu kuning awalnya dipanggang di atas wajan atau nampan besi yang diberi minyak goreng sedikit. Katanya, memanggang tahu dengan cara tersebut mirip seperti penyiksaan.
-
Kapan Sai dilakukan? Sa’i merupakan salah satu rukun dalam rangkaian ibadah haji.
-
Siapa Pak Sadimin? Di Desa Gempol hiduplah seorang saksi sejarah yang diperkirakan sudah berusia 105 tahun bernama Pak Sadimin.
-
Kenapa Sambal Beser digemari? Walau begitu, cita rasa sambal yang memakai ini diklaim lebih pedas dan segar dibanding jenis olahan tanpa hewan beser.
-
Siapa yang berperan sebagai Dini di sinetron Bidadari Surgamu? Salah satu aktris yang mencuri perhatian adalah Mentari De Marelle. Memerankan tokoh Dini di sinetron tersebut, kehadirannya pun membawa warna baru pada jalan cerita sinetron ini.
Menurut para peneliti, fosil ini berasal dari sekelompok dinosaurus yang belum pernah teridentifikasi di daerah tersebut.
"Selalu menggembirakan dalam hal ilmiah menemukan sesuatu yang belum ditemukan atau digambarkan sebelumnya di Lembah Las Chinas, di mana kami biasanya menemukan sisa fosil baru," jelas Direktur Chilean Antarctic Institute (Inach) dan tim penelitian, Marcelo Leppe kepada AFP.
Tim memastikan fosil-fosil tersebut, terdiri dari gigi dan pecahan tulang postcranial, berasal dari empat spesies dinosaurus yang berbeda, salah satunya megaraptor. Dinosaurus ini merupakan anggota keluarga theropoda.
Dikutip dari Greek Reporter, dinosaurus karnivora ini hidup antara 66 juta sampai 75 juta tahun lalu sekitar akhir periode Kapur. Mereka berada di atas ranta pakaian karena cakar raptor, gigi kecil untuk mencabik-cabik, dan tungkai atas yang besar.
"Salah satu karakteristik yang memungkinkan kami untuk mengidentifikasi dengan sangat yakin bahwa mereka milik megaratorids adalah, pertama-tama, giginya sangat melengkung ke belakang," kata Jared Amudeo, seorang peneliti di Universitas Chile.
Menurut Amudeo, mereka juga menemukan dua spesimen dari famili Unenlagiinae, yang berkerabat dekat dengan famili velociraptor.
Peneliti juga menemukan fosil dua burung jenis berbeda; Enantiornithe dan Ornithurae.
Enantiornithes — juga dikenal sebagai enantiornithines dan enantiornitheans — adalah kelompok burung Mesozoikum, atau "burung" yang paling beragam dan tersebar luas, yang dikenal hingga saat ini. Hampir semuanya memiliki paruh dan jari bercakar di setiap sayapnya, tetapi sebaliknya menyerupai burung modern.
Ornithurae adalah kelompok alami yang terdiri dari nenek moyang Ichthyornis, Hesperornis, dan semua burung modern, serta semua keturunan dari nenek moyang yang sama. Nama Ornithurae adalah kata Yunani yang berarti “ekor burung.”
Hasil studi ini diterbitkan dalam Journal of South American Earth Sciences pada Desember lalu.
(mdk/pan)