Fosil Gigi Hiu Raksasa Berusia 290 Juta Tahun Ditemukan, Bentuknya Unik Seperti Kelopak Bunga
Hiu pemilik gigi ini dianggap sebagai raksasa zaman purba karena panjangnya sampai belasan meter.
Fosil Gigi Hiu Raksasa Berusia 290 Juta Tahun Ditemukan, Bentuknya Unik Seperti Kelopak Bunga
Sebanyak tujuh gigi Petalodus berusia 290 juta tahun dengan bentuk kelopak ditemukan di batu kapur Qianshi di Kota Yangquan, Provinsi Shanxi, China utara. Berdasarkan temuan yang diperoleh, spesimen tersebut memiliki ciri berbentuk kelopak dengan mahkota seperti sekop dan akar panjang berbentuk lidah.
Sumber: Arkeonews
Gai Zhikun dari Institut Paleontologi Vertebrata dan Paleoantropologi Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS) menyatakan, hiu dengan gigi berbentuk kelopak merupakan hewan yang sangat misterius dan primitif yang hidup sekitar 360 juta hingga 250 juta tahun yang lalu.
-
Fosil apa yang ditemukan di China? Sebuah penemuan baru dari nenek moyang plesiosaurus bernama Chusaurus xiangensis telah ditemukan di Fauna Nanzhang-Yuan'an di Provinsi Hubei, China. Fosil ini terdiri dari dua tulang lengkap.
-
Apa yang ditemukan oleh tim ahli paleontologi di China? Tim ahli paleontologi internasional menemukan bekas jejak kaki kecil dinosaurus seukuran kucing sekitar 100 juta tahun lalu di China.
-
Fosil apa yang baru-baru ini ditemukan di China? Ahli arkeologi menemukan kerangka rahang bawah berumur 300.000 tahun di Hualongdong, China.
-
Fosil spons laut purba apa yang ditemukan peneliti di Cina? Dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada 5 Juni di jurnal Nature, ahli geobiologi dari Virginia Tech, Shuhai Xiao, dan para kolaboratornya melaporkan spons laut berusia 550 juta tahun dari "tahun-tahun yang hilang" dan mengusulkan bahwa spons laut yang paling awal belum memiliki kerangka mineral, sehingga memberikan parameter baru dalam pencarian fosil-fosil yang hilang.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli paleontologi di wilayah tenggara Tiongkok? Saat ini, para ahli paleontologi di wilayah tenggara Tiongkok telah menemukan dinosaurus yang bahkan lebih besar dari versi velociraptor yang ditampilkan dalam film.
-
Apa yang ditemukan di China selain fosil Stegosaurus? Penemuan ini terjadi pada 2017 di Daerah Otonomi Manchu Fengning, Provinsi Hebei Utara, China, bersama dengan nenek moyang primitif Triceratops.
Foto: Arkeonews
Raksasa Zaman Purba
Fosil gigi hiu ini memiliki ukuran yang sebanding dengan gigi hiu putih besar. Penulis studi lainnya, Lin Xianghong dari CAS mengatakan bahwa hiu ini merupakan raksasa prasejarah dengan panjang tubuh mencapai 3 hingga 5 meter.
Sejauh ini, fosil spesies hiu ini telah ditemukan di beberapa lokasi sekitar belahan bumi utara. Fosil hiu yang ditemukan di China dan Jepang ini menunjukan bahwa hiu ini memiliki kemampuan bergerak melintasi lautan. Selain itu, hiu ini merupakan predator dengan kemampuan berenang yang luar biasa, menurut para ahli.
Foto: Arkeonews
"Bukti fosil yang melimpah mengungkapkan bahwa Yangquan adalah laut dangkal yang hangat dan tembus cahaya di dekat khatulistiwa lebih dari 200 juta tahun yang lalu, sempurna untuk keberadaan berbagai jenis kehidupan laut."
Bai Zhijun dari Biro Perencanaan dan Sumber Daya Alam Kota Yangquan dan salah satu penulis studi.
Gigi hiu merupakan salah satu fosil yang paling banyak ditemukan. Salah satu alasan utamanya adalah gigi hiu seperti kebanyakan gigi lainnya yang terbuat dari dentin dengan jaringan keras yang mengalami klasifikasi dan tidak mudah rusak.
Sumber: Arkeonews
- Nyamuk Jantan Ternyata Pernah Jadi Serangga Penghisap Darah, Temuan Fosil Tertua Berusia 145 Juta Tahun Ini Buktinya
- Penemuan Gigi Berusia 300 Juta Tahun Ungkap Spesies Baru Hiu Purba
- Fosil Kura-kura Laut Berusia 6 Juta Tahun Simpan Jejak DNA Hewan Purba
- Setumpuk Perhiasan Emas Berusia 1800 Tahun Ditemukan Dalam Peti Mati Gadis Romawi, Diyakini Jadi Pelindung di Akhirat
Selain itu, dentin tersebut bersifat lebih keras dan padat dibandingkan tulang. Namun, gigi hiu selalu berbeda-beda, tergantung spesiesnya. Diperkirakan ada sekitar 25.000 sampai 50.000 gigi hiu yang hilang dari berbagai spesies berbeda.
Studi ini diterbitkan dalam edisi terbaru Acta eologica Sinica edisi bahasa inggris.
Sumber: Arkeonews