Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata, Tapi Israel Tak Mau Akhiri Perang di Gaza
Negosiasi gencatan senjata berlangsung di Kairo, Mesir.
Negosiasi gencatan senjata berlangsung di Kairo, Mesir.
-
Siapa yang mencatat kebiadaban Israel di Gaza? Ini salah satu kebiadaban Israel yang diungkap Euro-Med Monitor. Kebiadaban dan kekejian Israel selama operasi genosida mereka di Jalur Gaza, Palestina, tak ada habisnya. Baru-baru ini, lembaga pemantau HAM Eropa, Euro-Med Monitor mengungkapkan kebiadaban Israel yang sangat di luar akal manusia.
-
Apa yang dilakukan Israel terkait perang dengan Hamas? Menteri Keamanan Nasional Israel, Itmar Ben-Gvir mengatakan, pemerintah Israel akan membagikan 4.000 pucuk senapan serbu.
-
Kapan gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Gaza dimulai? Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza akan dimulai pada Jumat pukul 7 pagi waktu setempat, dengan gelombang pertama sandera akan dibebaskan pada pukul 4 sore, demikian keterangan juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari kemarin.
-
Apa yang ditemukan oleh para tentara Israel di perbatasan Gaza? Dua tentara cadangan Israel baru-baru ini menemukan sebuah lampu minyak kuno dari zaman Bizantium yang berumur 1.500 tahun di perbatasan Gaza.
-
Kapan agresi Israel di Jalur Gaza dimulai? Sejak agresinya dimulai pada 7 Oktober 2023, Israel telah membunuh 37.626 orang, sekitar 75 persen di antaranya adalah anak-anak, wanita dan orang tua.
-
Apa isi selebaran yang dijatuhkan Israel di Gaza? Selebaran Ramadan yang ditulis dalam bahasa Arab itu berisi seruan agar "memberi makan mereka yang membutuhkan dan berbicaralah yang baik". Di saat yang sama ratusan ribuan penduduk Gaza saat ini sedang kelaparan karena blokade Israel terhadap makanan dan air bersih.
Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata, Tapi Israel Tak Mau Akhiri Perang di Gaza
Proses negosiasi gencatan senjata antara pasukan perlawanan Palestina, Hamas dan Israel berlangsung di Kairo, Mesir. Menurut laporan media, Hamas menerima kesepakatan gencatan senjata tersebut.
Dikutip dari laman Haaretz, Minggu (5/5), Hamas mendapat jaminan dari Amerika Serikat (AS) terkait penarikan penuh pasukan penjajah Israel dari Jalur Gaza dan pasukan Israel tidak akan melanjutkan pertempuran jika semua tawanan telah dibebaskan.
Koran Arab Saudi, Al-Sharq melaporkan pada Sabtu pagi, Hamas diperkirakan akan mengumumkan pihaknya menerima tawaran gencatan senjata dan pembebasan tawanan tersebut. Tawaran gencatan senjata ini diusulkan oleh Mesir.
Namun menurut laporan Haaretz, pejabat Israel menyatakan “Israel dalam keadaan apa pun tidak akan setuju untuk mengakhiri perang sebagai bagian dari kesepakatan untuk membebaskan sandera kami.”
- Menteri Garis Keras Israel Halangi Kesepakatan Gencata Senjata di Gaza
- Hamas Tegaskan Jika Israel Tak Angkat Kaki dari Gaza, Maka Tak Ada Kesepakatan Gencatan Senjata
- Hamas Ternyata Sudah Teken Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza, Tapi Israel Terus Cari Alasan Baru buat Menggagalkannya
- Hamas dan Jihad Islam Tolak Usulan Mesir Soal Gaza Demi Imbalan Gencatan Senjata Permanen
Dikutip dari laman Asharq Al-Awsat, Hamas tetap mengajukan syarat gencatan senjata dapat terlaksana jika Israel benar-benar menarik diri dari Gaza, syarat yang diajukan sebelumnya tapi ditolak Israel.
"Perjanjian apapun yang dicapai harus memenuhi tuntutan nasional kali; mengakhiri agresi secara komplet dan permanen, penarikan menyeluruh dan penuh penjajah dari Jalur Gaza, mengembalikan para pengungsi ke rumah-rumah mereka tanpa pembatasa, dan pertukaran tahanan yang nyata, selain rekonstruksi dan mengakhiri blokade," jelas pejabat Hamas dan penasihat pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Taher Al-Nono kepada Reuters.