Hilang 60 Tahun Lalu, Hewan Langka Ini Muncul Kembali di Hutan Papua
Hewan langka dan unik ini terakhir kali terlihat 60 tahun lalu.
Hilang 60 Tahun Lalu, Hewan Langka Ini Muncul Kembali di Hutan Papua
Para ilmuwan baru-baru ini menemukan kembali spesies mamalia yang sudah lama hilang di Pegunungan Cyclops di Indonesia. Mamalia ini muncul kembali setelah setengah abad lebih menghilang.
Keberadaan hewan ini terakhir kali terekam 60 tahun lalu.
Hewan ini digambarkan memiliki duri seperti landak, moncong seperti trenggiling, dan ada tahi lalat di kakinya. Mamalia langka ini diidentifikasi sebagai Echidna berparuh panjang. Ia dinamai Attenborough, diambil dari nama naturalis Inggris David Attenborough.
Echidna berparuh panjang difoto untuk pertama kalinya oleh kamera jejak pada hari terakhir ekspedisi empat minggu yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Universitas Oxford.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di Papua Nugini? Hasil penelitian menunjukkan, tengkorak manusia yang ditemukan di pantai utara Papua Nugini pada 1929 diperkirakan merupakan korban tsunami tertua di dunia.
-
Hewan apa yang ada di Jogja Exotarium? Dilansir dari Liputan6.com, salah satu koleksi satwa yang ada di Jogja Exotarium adalah kura-kura sulcata. Kura-kura ini biasanya tinggal di Gurun Sahara. Spesies kura-kura dataran terbesar ketiga di dunia ini merupakan satu-satunya spesies dalam genus Centrochelys.
-
Apa yang dipelajari dalam ilmu biologi? Biologi adalah studi tentang organisme hidup dan bagaimana mereka menjalani proses kehidupan.
-
Pohon apa yang ditemukan oleh ilmuwan di Pegunungan Nguru? Pada Juli 2023, ahli botani Andrea Bianchi sedang mengemudi di Pegunungan Nguru di bagian timur Tanzania ketika dia melihat polong lebar di pohon yang tumbuh di ladang jagung dekat jalan.Dia berhenti dan menemukan tidak hanya satu tetapi dua pohon Millettia sacleuxii, spesies yang sebelumnya diketahui telah punah oleh para ilmuwan.
-
Apa ciri khas unik yang dimiliki Pohon Pelawan di Bangka Belitung? Pohon yang tumbuh di Bangka Belitung ini memiliki ciri khas yang unik serta sebagai penghasil madu liar yang sulit didapat.
-
Bagaimana para ilmuwan mempelajari tulang belakang dan tulang rusuk Tiktaalik yang tersembunyi? Makalah yang menggambarkan rekonstruksi baru ini, yang menggunakan microcomputed tomography (micro-CT) untuk memindai fosil dan mengungkap tulang belakang serta tulang rusuk ikan yang sebelumnya tersembunyi di bawah batu, diterbitkan pada 2 April dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.
Setelah turun dari pegunungan di akhir perjalanan, ahli biologi James Kempton menemukan gambar-gambar makhluk kecil itu berjalan melalui semak-semak hutan pada kartu memori terakhir yang diambil dari lebih dari 80 kamera jarak jauh.
Foto: Expedition Cyclops/Handout via Reuters
"Saya berteriak kepada rekan-rekan saya yang masih tinggal... dan berkata 'kami menemukannya, kami menemukannya' - saya berlari dari meja kerja saya ke ruang tamu dan memeluk teman-teman saya."
Sumber: Reuters
Echidna memiliki nama yang sama dengan makhluk mitologi Yunani yang digambarkan sebagai sosok setengah wanita, setengah ular. Tim menggambarkan mamalia ini sebagai makhluk pemalu yang menghuni lubang dan aktif pada malam hari. Ini membuatnya sangat sulit ditemukan.
"Alasan mengapa ia tampak berbeda dari mamalia lainnya karena ia adalah anggota dari monotremata, yaitu kelompok bertelur yang terpisah dari mamalia lainnya sekitar 200 juta tahun yang lalu," jelas Kempton.
Spesies ini hanya tercatat satu kali secara ilmiah sebelumnya, oleh seorang ahli botani Belanda pada tahun 1961. Spesies echidna yang berbeda dapat ditemukan di seluruh Australia dan dataran rendah Papua Nugini.
Dalam perjalanan ini, tim Kempton selamat dari gempa bumi, malaria, dan bahkan lintah melekat pada bola mata mereka. Mereka bekerja sama dengan desa setempat, Yongsu Sapari untuk menavigasi dan menjelajahi medan terpencil di timur laut Papua ini.
Echidna turut menjadi simbol dalam budaya lokal. Ada tradisi yang menyatakan konflik diselesaikan dengan mengirim salah satu pihak yang berselisih ke hutan untuk mencari mamalia itu dan yang lainnya ke laut untuk mencari ikan marlin, menurut tetua Yongsu Sapari yang dikutip oleh universitas.
Kedua makhluk tersebut dianggap sangat sulit untuk ditemukan sehingga seringkali memerlukan waktu puluhan tahun atau satu generasi untuk menemukannya. Namun, begitu ditemukan, hewan-hewan tersebut melambangkan berakhirnya konflik dan kembalinya hubungan yang harmonis.
Sumber: Reuters