Horor di Penjara Israel, "Sipir Memukuli Kami dengan Brutal Sampai Pingsan"
Horor di Penjara Israel, "Sipir Memukuli Kami dengan Brutal Sampai Pingsan"
Tahanan yang baru dibebaskan ungkap perlakukan kejam di penjara Israel.
Horor di Penjara Israel, "Sipir Memukuli Kami dengan Brutal Sampai Pingsan"
-
Di mana tahanan Palestina dipenjara? Ada 19 penjara di Israel dan satu di Tepi Barat yang diduduki Israel yang mengurung tahanan Palestina.
-
Apa yang dilakukan tentara Israel terhadap tahanan Palestina? Dengan posisi tangan terikat dan tanpa busana, para tahanan tersebut diperdaya sebagai perisai hidup untuk masuk ke rumah dan terowongan hancur di Jalur Gaza.
-
Apa bentuk penyiksaan yang dialami tahanan Palestina di penjara Israel? Salah satu tahanan, Fadi Bakr, seorang mahasiswa hukum dari Kota Gaza, menggambarkan interogasi selama empat hari sebagai "empat hari terburuk dalam hidupnya". Sebelum diinterogasi, dia dibawa ke "ruang disko". Di ruang itu musik diputar dengan volume keras hingga telinganya mengeluarkan darah.Tahanan lain bersaksi bahwa selama diinterogasi dia dipaksa duduk di atas tongkat logam yang menembus duburnya. Pernyataannya sangat mirip dengan laporan Unrwa yang mengutip seorang tahanan yang bersaksi bahwa para interogator "membuat saya duduk di atas sesuatu seperti tongkat logam panas dan rasanya seperti api".
-
Di mana kejadian tentara Israel melempar jasad warga Palestina terjadi? Dilansir Middle East Eye, video tersebut memperlihatkan tiga tentara memanjat ke atas atap, memegangi mayat-mayat dan melemparkannya satu per satu dari atas atap.
-
Apa yang dialami para tahanan Palestina di penjara Sde Teiman? Koresponden stasiun televisi Alaraby itu mengatakan kepada pngacaranya Khaled Mahajneh, semua tahanan Palestina di penjara itu mengalami penyiksaan, pemerkosaan, dan hinaan luar biasa tanpa henti, sampai dibunuh.
-
Apa yang dialami pria Palestina selama ditahan di penjara Israel? Pria itu dibebaskan oleh Otoritas Zionis Yahudi Israel dengan kondisi memprihatinkan akibat kelaparan dan penyiksaan yang dilakukan kepadanya.
Muhammad Nezzal, seorang remaja laki-laki Palestina berusia 16 tahun asal Jenin, mengungkap perlakuan buruk yang ia terima di penjara Negev Israel.
Nezzal kerap dipukuli dengan kejam hingga ia dibebaskan dalam kondisi tangan dan jarinya patah.
"Salah satu petugas sipir penjara memukuli kami secara brutal, punggung saya sangat sakit," ungkapnya dalam sebuah video yang dibagikan akun milik Middle East Monitor di platform Instagram pada 28 November.
Tak cukup di situ, ia juga menjadi korban kelalaian medis karena tangannya yang patah tidak segera ditangani.
Ketika ditanya apakah mereka memberikan pertolongan pertama, Nezzal mengatakan, "Tidak. Mereka tidak memberikan pertolongan apapun." Ia baru mendapatkan pertolongan setelah dibebaskan dan tangannya baru diberikan perawatan oleh Palang Merah.
Nezzal menjadi salah satu tahanan dari gelombang keempat pembebasan. Ia mengatakan beberapa tahanan kehilangan kesadaran akibat pukulan oleh pasukan Israel di penjara, seperti yang dilaporkan oleh Anadolu Agency.
Remaja ini ditangkap tiga bulan yang lalu di Kabatiye, yang terkait dengan Jenin di Tepi Barat, dan menjadi "tahanan administratif" selama enam bulan. Ia menyebutkan bahwa pasukan Israel secara terus-menerus melakukan razia di sel dan memukuli para tahanan.
"Ada yang pingsan akibat pukulan di penjara. Ada seorang tahanan; setelah kehilangan kesadaran akibat pukulan, mereka mengeluarkannya dari sel, dan saya pikir mungkin dia sudah meninggal, tetapi kami tidak bisa mengetahui apapun tentangnya.
Pasukan pendudukan menyerang kami dengan brutal. Mereka memukuli beberapa tahanan sampai mereka pingsan, dan yang lain menangis karena kekejaman penyiksaan," ujarnya.
Nezzal, yang bebas dengan keadaan jari patah, memar di tangan, dan bagian tubuhnya yang lain, mengatakan sebulan terakhirnya di penjara terasa seperti 20 tahun.
Ketika ditanya bagaimana kondisi di penjara Negev, Nezzal menggambarkannya sebagai "horor". Ia melaporkan satu rekan selnya tewas akibat mendapat pukulan bertubi-tubi dan para tahanan yang lebih tua dipukuli dan dipaksa tidur di lantai.
"Kalau saya masih muda jadi saya masih bisa menahannya, tapi bagaimana dengan mereka yang sudah tua?"
Sementara ibunya tampak terus menangis di samping Nezzal. Ia menangisi nasib putranya, tak tahan mendengar apa yang dialaminya selama menjadi tahanan. Ia juga menyatakan kehilangan komunikasi dengan Nezzal sejak ditahan.
"Sejak mereka menangkap dan menahannya di penjara, aku tidak tahu apa-apa. Tidak ada telepon, tidak ada kunjungan. Saya juga baru tahu tangannya patah ketika dia dibebaskan," terangnya.
"Semoga Allah membalaskan dendam kami kepada mereka," serunya.
Dalam kesepakatan pertukaran tahanan yang mulai berlaku Jumat lalu, 50 warga Israel dibebaskan dari tawanan Hamas dan sebagai gantinya 150 wanita dan anak Palestina dibebaskan dari penjara Israel.
Pembebasan dilakukan secara bertahap, dibagi dalam empat kelompok selama empat hari jeda kemanusiaan, yang diperpanjang pada Senin malam untuk dua hari tambahan.