Ikan Paus Ini Hidup Sejak Zaman Purba, Punya Paruh Seperti Tang dan Telurnya Beracun
Ikan ini juga disebut "fosil hidup" karena masih eksis sejak jutaan tahun lalu.
Ikan ini juga disebut "fosil hidup" karena masih eksis sejak jutaan tahun lalu.
-
Bagaimana fosil-fosil ikan laut dalam ini memberikan bukti tentang kehidupan mereka di masa lalu? Fosil yang baru ditemukan ini langka dan tidak biasa. Mereka terdiri dari penggalian berbentuk mangkuk yang dihasilkan oleh ikan purba dalam mencari makanan, serta jejak berkelok-kelok yang dihasilkan oleh ekor ikan yang berenang, menggores lantai dasar laut yang berlumpur.
-
Kapan fosil-fosil ikan laut dalam ini diperkirakan hidup? Fosil-fosil yang baru ditemukan ini berasal dari periode Kapur Awal (130 juta tahun yang lalu).
-
Di mana fosil hewan laut purba ini ditemukan? Penemuan ini bermula ketika pada 1983, anggota Royal Ontario Museum menjelajahi Canadian Rockies dan menemukan lapangan fosil yang sangat luas di Taman Nasional Yoho, menurut studi yang diterbitkan pada 21 Juni dalam Journal of Systematic Palaeontology.
-
Kapan fosil hewan purba ini ditemukan? Fosil-fosil tersebut ditemukan sekitar 25 tahun yang lalu oleh ahli paleontologi Elizabeth Smith dan putrinya Clytie ketika mereka sedang memeriksa sisa-sisa tambang opal.
-
Di mana fosil-fosil ikan laut dalam ditemukan? Andrea Baucon, seorang peneliti di Universitas Genova (Italia) yang memimpin studi ini berhasil menemukan fosil-fosil ikan laut dalam di daerah NW Apennines, dekat Piacenza, Modena, dan Livorno (Italia).
-
Bagaimana para ahli paleontologi meneliti pertumbuhan dan perkembangan spesies paus purba ini? Melalui analisis detail gigi dan tulang Tutcetus menggunakan pemindaian CT (CT-Scan), tim merekonstruksi pertumbuhan dan perkembangan pola spesies ini.
Ikan Paus Ini Hidup Sejak Zaman Purba, Punya Paruh Seperti Tang dan Telurnya Beracun
Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan tentang keajaiban evolusi yang terjadi pada sekelompok ikan purba yang disebut gar. Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Evolusi pada 4 Maret, para peneliti menemukan bahwa gar, dengan genomnya yang berubah sangat lambat, mungkin merupakan fosil hidup utama di antara semua vertebrata yang memiliki rahang.
Gar, yang terdiri dari tujuh spesies yang diketahui, ditemukan di perairan Amerika Utara.
Ikan ini mampu bertahan di berbagai lingkungan, mulai dari air tawar hingga air asin.
Tubuhnya berbentuk seperti anak panah dan paruh panjang yang berfungsi seperti tang, serta telur beracun yang efektif melindungi mereka dari predator.
Para peneliti menemukan gar memiliki laju evolusi molekuler yang jauh lebih lambat daripada vertebrata berahang lainnya. Dalam penelitian ini, mereka menganalisis data dari 1.105 ekson, wilayah pengkodean DNA, dari 471 spesies vertebrata berahang. Hasilnya menunjukkan gar telah mengalami perubahan genom yang sangat lambat, hingga tiga kali lebih lambat daripada kelompok besar vertebrata lainnya.
- Ilmuwan Teliti Tulang Fosil Ikan Berusia 375 Juta Tahun, Temuannya Bikin Kaget
- Ilmuwan Temukan Fosil Cakar Kepiting Raksasa, Kondisinya Sangat Utuh Meski Terkubur 8,8 Juta Tahun
- Ikan Paus Ternyata Jago Nyanyi, Ilmuwan Ungkap Makna di Balik Lantunan Misteriusnya
- Apakah Ikan Bisa Tenggelam di Air? Jawaban Ilmuwan Ternyata Mengejutkan
Selain itu, penelitian ini juga membahas tentang proses hibridisasi antara spesies gar yang berbeda, hal tersebut memungkinkan mereka untuk menghasilkan keturunan yang subur. Bahkan, gar dapat melakukan hibridisasi dengan spesies lain yang telah diisolasi secara genetis selama jutaan tahun, menunjukkan kemampuan adaptasi dan kelangsungan hidup yang luar biasa.
"Penelitian ini membuka pintu untuk memahami lebih dalam mekanisme perbaikan DNA yang efisien pada gar, yang dapat memiliki implikasi besar bagi kesehatan manusia di masa depan," jelas ahli biologi evolusi dari Universitas Yale, Dr. Thomas J. Near, dikutip dari Popular Science.
Melalui penelitian ini, para ilmuwan meyakini fosil hidup bukanlah kebetulan evolusi yang aneh, tetapi merupakan cerminan dari proses evolusi yang terjadi di alam. Mereka menegaskan, pemahaman lebih lanjut tentang evolusi gar dapat memberikan wawasan baru tentang kehidupan dan kesehatan manusia, serta membantu dalam penelitian medis di masa depan.