Kapan Manusia Pertama Kali Berciuman? Ilmuwan Ungkap Faktanya
Temuan terbaru ilmuwan membantah catatan sebelumnya yang menyatakan bukti ciuman pertama kali ditemukan di India.
Temuan terbaru ilmuwan membantah catatan sebelumnya yang menyatakan bukti ciuman pertama kali ditemukan di India.
-
Apa bukti ciuman di Mesopotamia? Bukti yang ditemukan terdiri dari lempengan tanah liat yang diukir dengan aksara paku (cuneiform), yang merupakan bentuk penulisan kuno yang digunakan oleh orang Mesopotamia, yang berada diantara sungai Eufrat dan Tigris, yang sekarang adalah wilayah Irak dan Suriah.
-
Siapa yang meneliti ciuman di Mesopotamia? Penelitian ini dilakukan oleh tim ilmuwan dari Universitas Copenhagen.
-
Dimana ciuman pertama tercatat? Buktinya adalah sebuah lempengan tanah liat yang ditemukan di wilayah yang saat ini merupakan bagian dari Irak dan Suriah.
-
Kapan ciuman pertama terjadi? Menurut bukti baru yang ditemukan, tampaknya para leluhur kita mungkin sudah berciuman sejak 4.500 tahun yang lalu.
-
Kenapa ilmuwan meneliti ciuman? Karena belum jelas asal usulnya, para ilmuwan mencoba melakukan riset pada perilaku primata.
-
Bagaimana perilaku ciuman berkembang? Dengan demikian, bisa jadi ciuman muncul sebagai sisa perilaku leluhur ketika kera saling merawat secara bersamaan. Lameira menulis bahwa pada manusia, ciuman mungkin bertahan karena efek hedonik tambahan yang menyenangkan secara fisik.
Kapan Manusia Pertama Kali Berciuman? Ilmuwan Ungkap Faktanya
Aktivitas intim cinta yang romantis identik dengan berciuman, tapi kapan manusia pertama kali melakukan aktivitas romantis tersebut?
Peneliti baru-baru ini menemukan, ternyata aktivitas berciuman ini pertama kali dilakukan satu milenium atau 1000 tahun lebih awal dari temuan sebelumnya.
Sebelumnya, catatan ciuman paling awal yang terkenal berasal dari India pada sekitar tahun 1.500 SM.
Namun, beberapa catatan tentang ciuman romantis Mesopotamia berasal dari setidaknya 2.500 SM, menurut penelitian yang diterbitkan Science.
"Di Mesopotamia kuno, yang merupakan nama untuk budaya manusia purba yang ada di antara sungai Eufrat dan Tigris di wilayah Irak dan Suriah saat ini, orang-orang menulis dengan aksara paku di atas lempengan tanah liat," papar salah seorang penulis, Dr Troels Pank Arbøll, seorang peneliti di bidang pengobatan Mesopotamia kuno di Universitas Copenhagen, Denmark.
"Ribuan lempengan tanah liat ini telah bertahan hingga hari ini, dan berisi contoh yang jelas bahwa berciuman dianggap sebagai bagian dari keintiman romantis pada zaman dahulu, seperti halnya berciuman dapat menjadi bagian dari pertemanan dan hubungan antar anggota keluarga," lanjutnya.
"Oleh karena itu, berciuman tidak boleh dianggap sebagai kebiasaan yang berasal dari satu wilayah saja dan menyebar dari sana, tetapi tampaknya telah dipraktikkan di berbagai budaya kuno selama beberapa ribu tahun."
Dalam makalah mereka, para peneliti menyatakan ciuman romantis atau seksual jauh lebih jarang ditemukan di budaya manusia, meskipun ciuman persahabatan dan orang tua tampak universal di seluruh budaya manusia.
Namun, beberapa teks Mesopotamia dengan jelas menggambarkan kebiasaan ini secara romantis—terutama untuk pasangan yang sudah menikah.
"Mempertimbangkan ribuan teks paku yang tersedia, hanya ada sedikit contoh di mana ciuman romantis-seksual digambarkan. Terlepas dari itu, ada beberapa contoh jelas yang menggambarkan bahwa ciuman dianggap sebagai bagian biasa dari keintiman romantis pada zaman kuno," tulis para peneliti dalam makalahnya.
Makalah tersebut menyatakan dua sumber Mesopotamia yang "sangat jelas" berasal dari sekitar 1.800 SM.
"Salah satunya menggambarkan bagaimana seorang wanita yang sudah menikah hampir disesatkan oleh ciuman dari pria lain, dan yang lainnya menggambarkan seorang wanita yang belum menikah bersumpah untuk tidak berciuman dan melakukan hubungan seksual dengan pria tertentu," tulis para peneliti.
Hal ini menunjukkan bahwa berciuman tidak disukai jika tidak dilakukan di antara pasangan yang sudah menikah.
Para peneliti mengatakan, penelitian sebelumnya—seperti studi tahun 2022 ini—telah menunjukkan bahwa asal-usul ciuman di India mungkin terkait dengan penyebaran virus tertentu, seperti virus herpes (HSV-1). Namun, para peneliti meyakini kisahnya tidak sederhana karena ada banyak catatan sebelumnya tentang ciuman dan virus yang mirip herpes.
"Jika praktik berciuman tersebar luas dan mapan di berbagai masyarakat kuno, efek berciuman dalam hal penularan patogen kemungkinan besar lebih atau kurang konstan," kata salah satu penulis Dr Sophie Lund Rasmussen, seorang peneliti di Universitas Oxford, Inggris, dan Universitas Aalborg, Denmark.