Ilmuwan Berhasil Ciptakan Embrio Manusia Sintetis, Tanpa Perlu Proses Pembuahan
Embrio ini dibuat mirip sekali dengan embrio asli yang ada di tahap perkembangan awal manusia.
Dalam sebuah penelitian baru, para ilmuwan telah berhasil menciptakan embrio manusia sintetik dari sel induknya tanpa proses pembuahan.
Embrio ini dibuat mirip sekali dengan embrio asli yang ada di tahap perkembangan awal manusia. Walaupun begitu, embrio sintetis ini tidak memiliki jantung atau otak awal.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Bagaimana para ilmuwan meneliti lukisan gua tersebut? Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh arkeolog Indonesia Adhi Augus Oktaviana menggunakan teknik yang disebut pencitraan seri U ablasi laser, yang menurut mereka dalam penelitian tersebut adalah “aplikasi baru dari pendekatan ini”.
-
Kapan kata pengantar dianggap penting dalam karya ilmiah? Meski bukan bagian dari isi, namun dalam suatu karya ilmiah, kata pengantar bukan sebuah formalitas.
Tiruan jabang bayi ini hanya mengandung sel yang bisa berkembang menjadi komponen penting seperti plasenta, kantung kuning telur, dan embrio itu sendiri.
Penemuan ini dikerjakan oleh ilmuwan asal Universitas Cambridge dan Institut Teknologi California, Profesor Magdalena Żernicka-Goetz, seperti dilansir Greek Reporter, Jumat (16/6).
Magdalena menjelaskan di zaman ini, menghasilkan model yang menyerupai embrio manusia sangat mungkin terjadi dengan cara memprogram ulang sel induk embrionik.
Embrio sintetis ini dibuat sebagai alat penting untuk mendapatkan wawasan tentang efek kelainan genetik. Selain itu, embrio ini membantu untuk menyelidiki faktor biologis yang memengaruhi keguguran berulang.
Namun, ahli tidak bisa memastikan penggunaannya untuk tujuan medis dalam waktu dekat.
Ada beberapa faktor yang menghalangi embrio ini dilegalkan untuk diimplan pada rahim manusia.
Pembuatan embrio sintetis ini memicu keprihatinan terkait etika dan legalitas. Implantasi mereka ke dalam rahim pasien dilarang oleh hukum.
Selain itu, masih belum pasti apakah entitas ini memiliki kapasitas untuk berkembang melampaui fase awal pengembangan.
Pembuatan embrio manusia sintetis ini terinspirasi dari penelitian sebelumnya terkait sel punca yang ada di tikus.
Sel itu dapat mengatur dirinya sendiri menjadi struktur yang menyerupai embrio awal, lengkap dengan saluran usus, jaringan otak, dan bahkan jantung.
Reporter magang: Yobel Nathania
(mdk/pan)