Ilmuwan Takjub, Dua Hewan Ini Bisa Menyatu Jadi Satu Makhluk
Tim menemukan fakta mengejutkan ini ketika memelihara populasi hewab ini dalam sebuah tangki air.
Sekelompok ilmuwan yang meneliti ubur-ubur sisi, Mnemiopsis leidyi, menemukan hal mengejutkan. Seekor makhluk ini bisa menyatu dengan ubur-ubur lainnya menjadi satu individu dan berbagi beberapa fungsi bagian tubuh.
Tim menemukan fakta mengejutkan ini ketika memelihara populasi ubur-ubur sisir di dalam tangki air laut sebagai bagian dari proyek penelitian. Mereka melihat seekor individu yang sangat besar dengan bentuk tubuh yang aneh karena dua ekor ubur-ubur menyatu.
-
Bagaimana Danau Laut Tawar terbentuk secara ilmiah? Dari segi ilmiah, danau ini terbentuk akibat adanya aktivitas tektonik dan vulkanik yang sudah berlangsung selama ribuan tahun.
-
Apa yang dipelajari dalam ilmu biologi? Biologi adalah studi tentang organisme hidup dan bagaimana mereka menjalani proses kehidupan.
-
Bagaimana ubur-ubur mendapatkan pengakuan dalam dunia ilmu pengetahuan? Namun, baru pada saat Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya pada tahun 1859, “semua makhluk hidup menunjukkan variasi ciri fisik dari waktu ke waktu sebagai proses seleksi alam”, ubur-ubur baru mendapat pengakuan.
-
Hewan apa yang ditemukan oleh ilmuwan? Ilmuwan menemukan kerangka dua spesies baru kucing bergigi atau bertaring pedang yang tidak diketahui sebelumnya. Makhluk ini hidup di Afrika sekitar 5,2 juta tahun lalu.
-
Siapa yang menjelaskan evolusi ubur-ubur dalam bukunya? Kemudian, ahli zoologi dan naturalis Jerman Ernst Haeckel, dalam bukunya menjelaskan tentang evolusi yang terjadi pada banyak organisme.
-
Bagaimana para ilmuwan mempelajari bulu dinosaurus dan burung kuno? Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Ecology and Evolution, para ahli paleontologi telah mempelajari bulu dari tiga makhluk purba dengan cermat, termasuk dinosaurus non-unggas Sinornithosaurus yang hidup sekitar 125 juta tahun yang lalu di China. Mereka juga melihat Confuciusornis, burung purba dari waktu dan tempat yang sama. Setelah melakukan pemeriksaan menyeluruh menggunakan sinar-X dan cahaya inframerah, para ilmuwan menemukan keberadaan protein yang disebut corneous beta-proteins (CBPs) dalam struktur kimia bulu tersebut.
"Saya sangat kaget," kata penulis studi, Dr Kei Jokura dari Universitas Exeter, Inggris dan Institut Nasional Ilmu Pengetahuan Alam di Okazaki, Jepang, kepada IFL Science.
Saat menemukan hal ini, Jokura sedang sendiri dan langsung menghubungi rekan peneliti lainnya.
Jokura juga menemukan penelitian lama yang relevan dengan ubur-ubur sisir yang dia temukan. Jokura mengatakan fusi pada ubur-ubur sisir pernah dilaporkan pada 1937.
“Saya juga cukup kaget saat menemukan makalah itu,” cetusnya.
Fungsi Tubuh Sama
Didorong oleh gambaran awal tentang keberhasilan percobaan pencangkokan pada jaringan ctenophore, tim memutuskan untuk menjalankan percobaan mereka sendiri. Mereka mengumpulkan ubur-ubur sisir dari tempat terpisah yang ditemukan pada hari berbeda dan menyimpannya dalam kontak dekat setelah sebagian tubuh mereka diambil.
- Ilmuwan Ungkap Perubahan Iklim Bisa Picu Perceraian Hewan, Begini Penjelasannya
- Ilmuwan Temukan Fakta Baru Bumi Makin Menakutkan saat Dilihat dari Ruang Angkasa
- Menarik, Inilah 9 Hewan yang Cuma Makan Tapi Tidak Buang Air Besar
- 11 Hewan yang Bisa Hidup Tanpa Minum Air, Ada yang Mampu Bertahan Hingga 20 Tahun!
Sembilan dari 10 eksperimen menunjukkan bahwa ubur-ubur sisir berhasil menyatu dan ubur-ubur yang telah menyatu ini bertahan hidup selama tiga pekan. Ubur-ubur ini mengembangkan fungsi tubuh yang sama termasuk kontraksi otot yang tersinkronisasi.
“Kami terkejut saat mengamati bahwa rangsangan mekanis yang diterapkan pada satu sisi ctenophore yang menyatu menghasilkan kontraksi otot yang tersinkronisasi di sisi lainnya,” kata Jokura dalam sebuah pernyataan.
Saluran pencernaan dua ubur-ubur ini juga menjadi satu, termasuk sistem saraf mereka.
Kesadaran Diri
Menyatunya dua ekor ubur-ubur ini diduga karena kurangnya kesadaran diri.
“Temuan kami menunjukkan bahwa ctenophore mungkin tidak memiliki sistem allorecognition, yaitu kemampuan untuk membedakan antara diri sendiri dan orang lain,” tambah Jokura.
Jokura berencana untuk mengungkap fenomena tersebut dengan fokus penelitian di masa depan pada sistem saraf ubur-ubur sisir yang menyatu, menggunakan pencitraan langsung untuk mengamati secara langsung bagaimana sinyal listrik bergerak di antara mereka.
Studi ini dipublikasikan di jurnal Current Biology.