Ilmuwan Temukan Bukti Migrasi Manusia Pertama ke Indonesia
Penelitian ini mengisi kesenjangan signifikan dalam sejarah genetik Kepulauan Wallacea dan wilayah Papua Barat di Indonesia.
Ilmuwan dari Universitas Adelaide dan The Australian National University (ANU) menemukan bukti genomik pertama migrasi manusia purba dari Nugini ke Wallacea—sebuah kepulauan yang meliputi Timor-Leste dan ratusan pulau berpenghuni di Indonesia bagian timur.
Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal PNAS dan disebut mengisi kesenjangan signifikan dalam sejarah genetik Kepulauan Wallacea dan wilayah Papua Barat di Indonesia. Wilayah ini, yang dikenal karena keragaman genetik dan linguistiknya yang kaya yang sebanding dengan benua Eurasia, dianalisis melalui 254 genom yang baru diurutkan, seperti dikutip dari laman SciTech Daily, Selasa (14/1).
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di Papua Nugini? Hasil penelitian menunjukkan, tengkorak manusia yang ditemukan di pantai utara Papua Nugini pada 1929 diperkirakan merupakan korban tsunami tertua di dunia.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli paleontologi? Para ahli paleontologi menemukan spesies cumi-cumi vampir yang sebelumnya tidak diketahui.
-
Bagaimana para ahli paleontologi meneliti pertumbuhan dan perkembangan spesies paus purba ini? Melalui analisis detail gigi dan tulang Tutcetus menggunakan pemindaian CT (CT-Scan), tim merekonstruksi pertumbuhan dan perkembangan pola spesies ini.
-
Apa yang ditemukan para ahli paleontologi di Afrika Selatan? Para ahli paleontologi menemukan fosil bintang laut brittle atau biasa dikenal bintang rapuh, dari era Devonian di 'unit atas' Formasi Baviaanskloof di Afrika Selatan.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli paleontologi di wilayah tenggara Tiongkok? Saat ini, para ahli paleontologi di wilayah tenggara Tiongkok telah menemukan dinosaurus yang bahkan lebih besar dari versi velociraptor yang ditampilkan dalam film.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan yang dapat mengubah pemahaman kita tentang manusia purba? Para ilmuwan menemukan artefak berusia 500.000 tahun yang dapat mengubah pemahaman tentang kehidupan manusia purba. Penelitian yang diterbitkan di Nature Journal mengungkap penemuan alat kayu di Air Terjun Kalambo, Zambia.
Dalam studi ini, ilmuwan menggabungkan bukti linguistik dan arkeologi. Menurut para ilmuwan, masyarakat Wallacea telah mengalami transformasi akibat penyebaran gen dan bahasa dari Papua Barat dalam 3.500 tahun terakhir – periode yang sama ketika para pelaut Austronesia secara aktif berbaur dengan kelompok Wallacea dan Papua.
“Rekan-rekan saya di Proyek Keragaman Genom Indonesia telah mempelajari struktur genetika Indonesia yang kompleks selama lebih dari satu dekade, tetapi studi komprehensif ini memberikan konfirmasi bahwa leluhur Papua tersebar luas di seluruh Wallacea, yang menunjukkan migrasi historis dari Nugini,” kata penulis utama studi, Dr Gludhug Ariyo Purnomo, dari Fakultas Ilmu Biologi Universitas Adelaide.
“Dengan menghubungkan titik-titik antara genetika, linguistik, dan arkeologi, kini kita mengakui Papua Barat sebagai pusat bio-budaya yang penting dan tempat peluncuran pelaut Papua historis yang kini menyumbang hingga 60 persen leluhur Wallacea modern.”
Terisolasi 45.000 Tahun
Penelitian genomik juga menjadi semakin penting untuk mengembangkan obat-obatan baru yang disesuaikan dengan latar belakang genetik tertentu.
“Di era pengobatan presisi, memahami struktur genetik kelompok manusia sangat penting untuk mengembangkan pengobatan yang bermanfaat daripada yang berbahaya, dengan Wallacea dan Nugini yang kurang terwakili dalam survei genomik sebelumnya,” papar Dr Gludhug.
- Arkeolog Temukan Permukiman Manusia Pertama di Tajikistan Berusia 150.000 Tahun, Berisi Perkakas Batu Sampai Tumbuh-tumbuhan
- Ilmuwan Berhasil Ungkap 13 DNA Manusia Purba yang Hidup 10.000 Tahun Lalu, Keturunannya Masih Hidup Sampai Sekarang
- Mengguncang Teori Evolusi, Ikan Purba Ini Dijuluki Fosil Hidup Tertua di Dunia, Hidup di Perairan Indonesia
- Misteri Musnahnya Seluruh Manusia di Inggris 8.000 Tahun Lalu Terungkap, Penyebabnya Mengerikan
Associate Professor Ray Tobler, dari ANU, mengatakan Wallacea telah terisolasi selama lebih dari 45.000 tahun sejak kedatangan kelompok manusia pertama, dan para migran Papua dan Austronesia yang baru-baru ini datang menata ulang budaya Wallacea dengan memperkenalkan bahasa-bahasa baru yang beragam dan bercampur untuk menciptakan lanskap linguistiknya yang kaya.
“Temuan kami menunjukkan bahwa migrasi Papua dan Austronesia begitu luas sehingga sebagian besar telah menimpa leluhur para migran pertama, sehingga pemulihan migrasi kuno ini dari data genetik menjadi tantangan,” kata Profesor Tobler, yang juga merupakan Adjunct Fellow di Pusat DNA Kuno Australia Universitas Adelaide.
Tantangan Rekonstruksi
Menurut para peneliti, ada tantangan dalam merekonstruksi pergerakan manusia di masa lalu menggunakan data genetik modern karena migrasi dan pergerakan historis.
“Ada juga begitu banyak pergerakan di Wallacea dalam beberapa ribu tahun terakhir, karena perdagangan rempah-rempah dan perbudakan, sehingga mengaburkan hubungan antara geografi dan genetika,” kata Tobler.
“Apa yang kita ketahui tentang Wallacea dan Nugini hanyalah puncak gunung es, tetapi penggunaan DNA purba dapat membantu mengatasi sebagian tantangan ini dan membantu kita memahami asal-usul dan warisan perjalanan manusia ke wilayah tersebut yang telah berlangsung puluhan ribu tahun.”