Ilmuwan Temukan Fosil Burung Predator Terbesar yang Pernah Ada, Hidup 12 Juta Tahun Lalu dan Beratnya 156 Kilogram
Fosil burung teror ini ditemukan di La Venta, Kolombia.
Jutaan tahun yang lalu “burung teror” berkaki panjang, berparuh besar dan pemakan daging mengintai wilayah Amerika dan menjadi predator puncak pada ekosistem darat.
Menariknya, para ilmuwan baru-baru ini menemukan salah satu fosil burung terror yang diyakini menjadi yang terbesar yang pernah ditemukan.
-
Bagaimana Burung Paruh Kodok berburu mangsanya? Meski tak jago terbang, paruh yang lebar memudahkan mereka untuk menangkap serangga sebagai mangsa utamanya.
-
Kenapa Pemkab Purwakarta menyebar burung hantu di sawah? Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, punya cara tak biasa untuk menghentikan hama tikus yang merugikan petani. Mereka menyebar pasukan burung hantu itu di area persawahan sebagai predator alami tikus.
-
Di mana burung prasejarah ini ditemukan? Imparavis attenboroughi ditemukan di wilayah timur laut Tiongkok pada sekitar 120 juta tahun yang lalu atau pada masa Kapur Awal.
-
Kenapa penyu belimbing disebut sebagai hewan purba? Penyu belimbing merupakan sejenis penyu raksasa dan satu-satunya jenis dari suku Dermochelyidae yang masih hidup hingga sekarang. Hewan purba ini sudah mendiami bumi sejak 100 juta tahun yang lalu.
-
Kapan Burung Enggang Gading dinyatakan punah? Burung Kuau Bergaris Ganda, bagian dari genus Argusianus, dikenal hanya melalui beberapa bulu yang ditemukan dan dikirim ke London untuk diteliti. Hingga kini, keberadaan burung ini tidak pernah terungkap di alam liar. Berdasarkan hasil penelitian, burung ini dinyatakan punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), menambah daftar panjang spesies Indonesia yang telah lenyap.
-
Apa yang ditemukan di hutan purba tersebut? Ratusan fosil batang pohon dan bagian lain dari pohon ditemukan di hutan purba ini.
Dilansir dari laman CNN, ahli paleontologi telah menganalisis fosil tulang kaki dari burung terror yang ditemukan di situs Kolombia yang disebut La Venta.
Burung itu diyakini merupakan spesies baru dari burung teror sekitar 12 juta tahun lalu dan memiliki tinggi mencapai 2,5 meter dengan berat mencapai 156 kilogram.
Fosil burung teror atau dikenal sebagai Phorusrhacids sebagian besar ditemukan dari situs-situs di Argentina yang kebanyakan memiliki berat sekitar 5 kilogram dan 100 kilogram.
“Mereka adalah satu-satunya kelompok burung yang mencapai peran predator puncak, spesies yang berevolusi dan pada dasarnya menaklukkan Amerika Selatan selama Miosen (sekitar 23,03 juta hingga 5,33 juta tahun yang lalu),” kata ahli paleontologi Federico Javier Degrange, di Universitas Nasional Córdoba, Argentina.
Tinggal di wilayah tropis
Spesies baru tersebut, sedikit lebih tinggi namun kalah berat daripada burung teror lain dari wilayah Brasil yang disebut Paraphysornis brasiliensis, yang tingginya 2,4 meter dengan berat lebih dari 180 kilogram.
- Ilmuwan Ungkap Asal Usul Fosil yang Ditemukan 20 Tahun Lalu, Ternyata Milik Burung Predator Berusia 12 Juta Tahun Setinggi Hampir 3 Meter
- Begini Jadinya Kalau Predator Raksasa yang Hidup 12 Juta Tahun lalu Bertarung
- Ilmuwan Temukan Fosil Burung Predator Paling Awal yang Punah 66 Juta Tahun Lalu, Kakinya Kuat Sampai Bisa Tangkap Dinosaurus
- Pemburu Temukan Fosil Monster Laut Berusia 80 Juta Tahun, Panjangnya 6 Meter dan Deretan Giginya Bisa Hancurkan Cangkang
Fosil bagian tulang kaki tersebut ditemukan sekitar 20 tahun lalu oleh seorang kurator di Museo La Tormenta, di Gurun Tatacoa, Kolombia. Meski begitu, para ahli tidak yakin dari mana tulang tersebut berasal.
Namun setelah Degrange melihat fosil tersebut dari struktur dan ciri-ciri fosil tersebut, ia yakin bahwa fosil tersebut adalah milik burung teror.
Penemuan di Kolombia menunjukkan burung teror dapat berkembang biak di habitat yang beragam dan dapat membantu menjelaskan bagaimana dan kapan phorusrhacids berdiversifikasi ke utara.
"Sampai ditemukannya kembali fosil hewan ini, terdapat kesenjangan geografis yang besar antara Argentina dan Brasil, serta Amerika Serikat, tempat burung-burung teror lainnya ditemukan. Hal ini menunjukkan bahwa, beberapa spesies burung teror hidup di lingkungan yang lebih tropis," ujarnya.
Predator Puncak dalam Ekosistem Darat
Penemuan burung terror di La Venta meningkatkan harapan untuk penemuan lebih banyak fosil burung terror di wilayah lain di Amerika Selatan, mungkin di Chili, kata Karen Moreno seorang penasehat paleontologi.
Tamuan ini memberikan pandangan baru tentang hubungan predator dan mangsa serta keseimbangan ekologi di habitat tropis La Venta.
"Kita dapat mengatakan dinosaurus (burung, sebagai contoh) masih berada di puncak rantai makanan pada Miosen Amerika Selatan," imbuh Moreno.
Meski dianggap predator puncak, burung teror juga tetap rentan terhadap kepunahan yang berasal dari perubahan iklim.
Para ahli masih terus melakukan penelitian lebih lanjut terkait kepunahan tersebut serta bagaimana burung purba itu dapat berevolusi menjadi lebih besar, kata Degrange.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti