Ilmuwan Temukan Fosil Hewan Paling Awal di Bumi Berusia 555 Juta Tahun, Berbentuk Pipih dengan Tanda Tanya di Bagian Tengah
Fosil ini ditemukan di wilayah pedalaman Australia Selatan.
Ilmuwan menemukan fosil hewan paling awal yang hidup di Bumi berusia 555 juta tahun di pedalaman Australia Selatan, di Taman Nasional Nilpena Ediacara. Fosil ini ditemukan Scott Evans, asisten profesor geologi di Departemen Ilmu Bumi, Kelautan dan Atmosfer Universitas Negeri Florida, dan tim ahli paleontologi dari berbagai lembaga.
Fosil ini merupakan hewan laut purba dan membantu menjawab bagaimana kehidupan berevolusi di Bumi. Quaestio simpsonorum adalah hewan pertama yang menunjukkan asimetri kiri-kanan yang pasti, sebuah tanda penting perkembangan evolusi, seperti dikutip dari Phys.org, Kamis (17/10).
-
Apa yang ditemukan ahli paleontologi di Victoria, Australia? Ahli paleontologi baru-baru ini berhasil mengidentifikasi bagian atas tengkorak kiri spesies dinosaurus megaraptorid yang masih terpelihara dan hampir lengkap di Victoria, Australia.
-
Di mana fosil hewan purba ditemukan di Sumedang? Dua fosil hewan purba yakni gading gajah dan tempurung kura-kura belum lama ini ditemukan di Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
-
Apa yang ditemukan oleh para ahli paleontologi? Para ahli paleontologi menemukan spesies cumi-cumi vampir yang sebelumnya tidak diketahui.
-
Siapa yang menemukan fosil-fosil hewan purba tersebut? Ekspedisi untuk mengumpulkan fosil-fosil ini dilakukan pada tahun 2011 dan 2014 oleh para ilmuwan dari Zoological Society of London (ZSL).
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di Australia? Ilmuwan di Australia menemukan fosil dinosaurus jenis pterosaurus berusia 100 juta tahun.
-
Siapa yang menemukan fosil hewan purba ini? Fosil-fosil tersebut ditemukan sekitar 25 tahun yang lalu oleh ahli paleontologi Elizabeth Smith dan putrinya Clytie ketika mereka sedang memeriksa sisa-sisa tambang opal.
Taman Nasional Nilpena Ediacara kaya akan fosil hewan purba, yang menjadi saksi akan sejarah evolusi: periode penting di mana organisme bersel tunggal mulai berevolusi menjadi hewan pertama yang kompleks dan terlihat di planet ini.
"Hewan ini berukuran sedikit lebih kecil dari ukuran telapak tangan dan memiliki bentuk tanda tanya di tengah tubuhnya yang membedakan sisi kiri dan kanan,” kata Evans.
Evans menambahkan, ini adalah salah satu hewan pertama yang mampu bergerak sendiri.
Program Genetik Dasar
Para peneliti mengatakan Quaestio berperilaku seperti ruang hampa Roomba laut kecil, mengonsumsi nutrisi dari ganggang mikroskopis, bakteri, dan organisme lain saat bergerak di sepanjang dasar laut. Kumpulan mikroba tersebut membentuk lapisan organik, seperti lapisan lendir berisi nutrisi di dasar laut, yang membentuk tekstur tertentu yang terawetkan dalam lempengan batu yang membentuk lapisan fosil taman nasional tersebut. Para peneliti menemukan jejak Quaestio dalam tekstur lapisan yang menjadi fosil ini.
“Sebagai fosil hewan tertua, biota Ediacara, dapat memberi tahu kita banyak hal tentang proses perkembangan awal,” kata Evans.
- Ilmuwan Temukan Fosil Kecebong Purba Tertua Berusia 161 Juta Tahun, Ukurannya Setelapak Tangan
- Ilmuwan Temukan Spesies Baru Kecoak dari Fosil Berusia 180 Juta Tahun, Punya Warna Sayap Unik
- Ilmuwan Temukan Sayatan Pada Fosil Mamut Berusia 39.000 Tahun, Ungkap Jejak Manusia Pertama di Kutub Utara
- Berkat Fosil Batang Kayu Berusia 30 Juta Tahun, Ilmuwan Temukan Hutan Purba Tersembunyi di Pulau Tanpa Pohon
“Menentukan ekspresi gen yang diperlukan untuk membangun bentuk-bentuk ini memberikan metode baru untuk mengevaluasi mekanisme yang bertanggung jawab atas permulaan kehidupan kompleks di planet ini," paparnya.
“Karena hewan saat ini menggunakan program genetik dasar yang sama untuk membentuk sisi kiri dan kanan yang berbeda, kita cukup yakin bahwa gen yang sama bekerja untuk menghasilkan fitur-fitur ini pada Quaestio, hewan yang telah punah selama lebih dari setengah miliar tahun. ."
Tim peneliti juga terdiri dari ilmuwan dari Universitas California, South Australian Museum dan Universitas Adelaide. Temuan mereka diterbitkan dalam jurnal Evolution & Development.