Ilmuwan Yakin Manusia Akan Segera Bertemu Alien, Catat Waktunya
Para ilmuwan di seluruh dunia semakin optimis dalam mencari tanda-tanda kehidupan di planet yang berada di luar tata surya kita.
Astronom kini tidak lagi mempertanyakan apakah ada kehidupan lain di alam semesta ini selain di Bumi, mereka justru mempertanyakan kapan kita akan menemukan alien.
Ilmuwan Yakin Manusia Akan Segera Bertemu Alien, Catat Waktunya
Para ilmuwan di seluruh dunia semakin optimis dalam mencari tanda-tanda kehidupan di planet yang berada di luar tata surya kita. Sebagian dari mereka bahkan percaya penemuan ini hanya tinggal masalah waktu, bahkan mungkin dalam beberapa tahun ke depan.
Sebuah misi yang dipimpin oleh ilmuwan menuju Jupiter bahkan menyatakan akan "mengejutkan" jika tidak ada kehidupan di salah satu bulan es milik planet tersebut.
-
Bagaimana alien bisa bepergian ke luar angkasa? Mengutip Indy100, Rabu (27/3), artikel penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of British Interplanetary Society menginvestigasi berbagai faktor yang mungkin dihadapi oleh peradaban asing di berbagai objek astronomi.
-
Dimana alien mungkin tinggal? Meskipun konsep tentang UFO dan piring terbang sering diidentikkan dengan fiksi ilmiah, realitasnya mungkin jauh berbeda.
-
Dimana tengkorak yang berbentuk mirip alien ditemukan? Ketiga tengkorak ini ditemukan di lubang pemakaman situs arkeologis Hermanov di Kroasia pada tahun 2013.
-
Apa yang ditemukan NASA di 17 planet di luar tata surya? Dalam analisis baru, NASA telah mengungkapkan bahwa terdapat 17 eksoplanet yang ditemukan yang kemungkinan menampung lautan di bawah permukaan yang terkubur di bawah lapisan es tebal.
-
Di mana mayat alien itu ditemukan? Dilansir dari laman the Independent, Maussan mengatakan mayat itu berusia lebih dari 1.800 tahun dan ditemukan terkubur di suatu daerah di Cusco, antara Kota Palpa dan Nazca, Peru pada 2017.
-
Dimana alien mungkin terjebak? Bisa jadi mereka terjebak di luar sana, di planet mereka sendiri tanpa seorang pun bisa tahu.
Belakangan ini, Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) milik NASA telah mendeteksi petunjuk menarik tentang kehidupan di sebuah planet di luar tata surya kita, yang menambah semangat para peneliti dalam pencarian ini.
Sejumlah misi lainnya yang sedang berlangsung atau akan segera dimulai menjadi lomba ilmiah terbesar dalam sejarah manusia - mencari kehidupan di luar Bumi.
Profesor Catherine Heymans, Astronom Kerajaan Skotlandia, berkata, "Kita hidup di alam semesta yang tak terbatas, dengan jumlah bintang dan planet yang tak terbatas. Dan sudah jelas bagi banyak dari kita bahwa kita tidak bisa menjadi satu-satunya kehidupan cerdas di luar sana. Sekarang, kita memiliki teknologi dan kemampuan untuk menjawab pertanyaan apakah kita sendirian di kosmos."
Sumber: BBC
Para astronom sekarang dapat menganalisis atmosfer planet yang mengorbit bintang jauh, mencari bahan kimia yang hanya dapat dihasilkan oleh organisme hidup, seperti yang terjadi di Bumi.
Penemuan pertama yang menarik perhatian datang dari planet bernama K2-18b, yang berjarak 120 tahun cahaya dari Bumi. Di atmosfer planet ini, para peneliti mendeteksi tanda-tanda kemungkinan gas yang dihasilkan oleh organisme laut sederhana di Bumi.
Planet ini berada dalam "zona Goldilocks," yaitu jarak yang tepat dari bintangnya sehingga suhunya ideal untuk keberadaan air yang penting bagi kehidupan.
Profesor Nikku Madhusudhan dari Institute of Astronomy di Universitas Cambridge memimpin penelitian ini dan mengatakan jika petunjuk tersebut terbukti, itu akan mengubah cara kita memahami pencarian kehidupan di alam semesta. Dia memprediksi dalam waktu lima tahun akan ada "transformasi besar" dalam pemahaman kita tentang kehidupan di alam semesta.
- Ilmuwan Temukan "Permata Tersembunyi" di Galaksi Bima Sakti, Ternyata Enam Dunia Alien yang Saling Terhubung
- Temuan Mengejutkan, Ilmuwan Ungkap Ada Bongkahan Planet Alien di Dalam Bumi
- Asal Usul Manusia Memikirkan Keberadaan Alien
- Kontroversi Temuan 'Mayat Alien' di Meksiko, Begini Komentar Keras Ilmuwan
Meski JWST sangat kuat, ia memiliki batasan. Oleh karena itu, NASA merencanakan Observatorium Planet Layak Huni (HWO) yang dijadwalkan akan diluncurkan pada 2030-an.
Pada saat yang sama, Extremely Large Telescope (ELT) akan mulai beroperasi di gurun Chili. Teleskop ini memiliki cermin terbesar dari semua instrumen yang pernah dibangun dan dapat memberikan detail yang jauh lebih baik tentang atmosfer planet daripada teleskop sebelumnya.
Semua teleskop ini menggunakan teknik yang telah digunakan oleh ahli kimia selama berabad-abad untuk menganalisis bahan kimia dalam benda berdasarkan cahaya yang mereka pancarkan.
Sementara beberapa peneliti fokus pada planet yang jauh, yang lain lebih tertarik pada planet di tata surya kita. Bulan es Europa milik Jupiter dianggap sebagai salah satu tempat yang paling mungkin untuk menemukan kehidupan. Bulan ini memiliki lautan di bawah lapisan esnya, dengan semburan uap air menuju ruang angkasa.
Misi Clipper NASA dan Jupiter Icy Moons Explorer (Juice) dari Badan Antariksa Eropa (ESA) akan tiba di sana pada awal 2030-an.
NASA juga akan mengirim pesawat luar angkasa bernama Dragonfly untuk mendarat di salah satu bulan Saturnus, Titan. Planet ini memiliki danau dan awan yang terbuat dari bahan kimia berbasis karbon, yang dipercayai merupakan bahan penting bagi kehidupan.
Meskipun Mars saat ini terlalu tidak ramah untuk organisme hidup, para astrobiologis percaya bahwa planet ini pernah subur, dengan atmosfer yang tebal, samudera, dan kondisi yang mendukung kehidupan.
Nasa's Perseverance rover saat ini mengumpulkan sampel dari kawah yang dulu dianggap sebagai delta sungai kuno. Misi terpisah pada 2030-an akan membawa batuan itu ke Bumi untuk dianalisis, mencari jejak mikrofosil organisme sederhana yang sudah lama punah.
Beberapa ilmuwan juga mencari tanda-tanda sinyal radio dari peradaban alien.Dalam waktu 30 tahun, kita telah bergerak dari tidak memiliki bukti adanya planet yang mengorbit bintang lain menjadi penemuan lebih dari 5.000 planet yang dapat dipelajari dengan detail yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh para astronom dan astrobiologis.
Semua elemen yang diperlukan telah tersedia untuk penemuan yang akan menjadi lebih dari sekadar terobosan ilmiah yang luar biasa.
Menurut Dr. Subhajit Sarker dari Universitas Cardiff, anggota tim yang mempelajari K2-18b, "Jika kita menemukan tanda-tanda kehidupan, itu akan menjadi revolusi dalam ilmu pengetahuan dan juga akan menjadi perubahan besar dalam cara manusia melihat dirinya sendiri dan tempatnya dalam alam semesta."