Israel Bangun Tempat Peristirahatan Mewah di Tepi Pantai Gaza, Khusus Untuk Memanjakan Tentara yang Terlibat Genosida
Tempat ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, mulai dari berbagai jenis makanan sampai tukang pijat.
Militer Israel membangun sebuah "tempat peristirahatan tepi pantai" di Jalur Gaza, tempat melepas penat bagi tentaranya yang terlibat dalam perang genosida dan pembersihan etnis di Gaza.
Situs berita Israel, Ynet melaporkan pada Senin (23/12), tempat ini "terletak di tengah kehancuran wilayah musuh, memberikan tentara kesempatan istirahat yang langka dari misi melelahkan mereka di Jalur Gaza".
- Tentara Israel Akui Sengaja Bantai Warga Sipil di Gaza, Dari 200 yang Dibunuh Hanya 10 Mayat Terkonfirmasi Hamas
- Israel Sudah Bangun Pangkalan Militer Permanen di Gaza, Segini Luasnya
- Menteri Israel Serukan Tentara Tembak Anak-Anak dan Perempuan Gaza yang Dekati Perbatasan
- Kelaparan Ekstrem, Warga Palestina yang Terjebak di Jalur Gaza Terpaksa Memakan Rumput
Tempat ini dilengkapi sejumlah fasilitas seperti perawat, konselor kesehatan mental, dokter umu, dokter gigi, sampai tukang pijat. Selain itu, terdapat tempat ngopi, disediakan sarapan prasmanan, tempat barbeku, makanan penutup, dan kembang gula.
Di salah satu pojok tersedia teks-teks kitab suci dan peralatan ibadah Yahudi, seperti dikutip dari The Cradle, Selasa (24/12).
Tersedia juga stasiun pengisian daya ponsel agar para tentara penjajah tetap bisa menghubungi keluarga mereka di Israel. Tak hanya itu, fasilitas ini dilengkapi mesin cuci dan pengering agar para tentara bisa mencuci seragam mereka.
"Kami belajar memasak sendiri selama operasi pertempuran, dan kami mendapat makanan segar beberapa kali dalam sepekan," kata Sersan Yaron Rabinovitc dari Batalyon ke-50 Brigade Nahal.
“Setiap peleton mendapat satu hari di sini setiap 10 hari," cetusnya.
“Kamu tahu ini Gaza, kan? Namun kami telah menciptakan suasana seperti di rumah sendiri di sini, dengan es kopi, espresso, protein shake, roti panggang, shakshuka, buah segar, dan bahkan es krim pada hari-hari hangat,” sesumbar Chief Warrant Officer David Turjeman, kepala layanan makanan untuk Komando Selatan.
Angkatan Darat juga telah membangun pabrik desalinasi yang mampu memproduksi 60.000 liter air minum setiap hari, sementara di satu sisi warga Gaza kekurangan air bersih.
“Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya di zona pertempuran,” kata Kolonel Michael Azulai, petugas logistik Komando Selatan.
“Pengerahan fasilitas ini mencerminkan kesiapan kami untuk operasi jangka panjang, bahkan jika gencatan senjata dicapai dalam konteks pertukaran sandera.”