Israel di Ambang Keruntuhan, 46.000 Usaha Tutup Sejak 7 Oktober
Diperkirakan akan ada 60.000 usaha yang tutup di Israel sampai akhir 2024.
Diperkirakan akan ada 60.000 usaha yang tutup di Israel sampai akhir 2024.
-
Apa yang dilakukan Israel terkait perang dengan Hamas? Menteri Keamanan Nasional Israel, Itmar Ben-Gvir mengatakan, pemerintah Israel akan membagikan 4.000 pucuk senapan serbu.
-
Bagaimana pasukan Israel bisa mengalahkan pasukan gabungan Mesir, Suriah, Libanon dan Yordania? Dalam Perang itu, Israel Berhasil Mengalahkan Lawan-Lawannya Pasukan gabungan Mesir, Suriah, Libanon dan Yordania mengerahkan pasukan mereka melawan Israel, tetapi militer Israel lebih unggul.
-
Mengapa Hizbullah menyerang Israel? Dalam pernyataannya, Hizbullah menegaskan penargetan terhadap posisi-posisi Israel dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina yang gigih di Jalur Gaza dan juga untuk mendukung perlawanan mereka yang berani.
-
Apa yang ditemukan oleh para tentara Israel di perbatasan Gaza? Dua tentara cadangan Israel baru-baru ini menemukan sebuah lampu minyak kuno dari zaman Bizantium yang berumur 1.500 tahun di perbatasan Gaza.
-
Di mana kejadian tentara Israel melempar jasad warga Palestina terjadi? Dilansir Middle East Eye, video tersebut memperlihatkan tiga tentara memanjat ke atas atap, memegangi mayat-mayat dan melemparkannya satu per satu dari atas atap.
-
Siapa saja yang terlibat dalam perang melawan Israel? Mereka menyiapkan angkatan perang kedua negara untuk menyerbu Israel. Mesir akan menyerbu melalui SInai, sementara Suriah akan menyerang Israel melalui Dataran Tinggi Golan. Sekutu Hafez Al Assad adalah Presiden Mesir, Anwar Sadat.
Israel di Ambang Keruntuhan, 46.000 Usaha Tutup Sejak 7 Oktober
Sebanyak 46.000 usaha di Israel tutup yang merupakan akibat dari agresi brutal mereka ke Jalur Gaza, Palestina yang berdampak besar terhadap perekonomian negara Zionis tersebut. Demikian menurut laporan koran berbahasa Ibrani, Maariv pada 10 Juli, menyebut Israel sebagai "negara dalam keruntuhan".
"Ini angka yang sangat besar meliputi banyak sektor. Sekitar 77 persen usaha yang telah tutup sejak awal perang, atau sekitar 35.000 usaha, merupakan usaha kecil dengan lima karyawan, dan yang paling rentan dalam perekonomian," jelas CEO firma layanan informasi dan manajemen risiko kredit Israel CofaceBdi, Yoel Amir, kepada Maariv.
Menurut laporan tersebut, industri yang paling rentan terdampak adala industri konstruksi dan akibatnya juga berdampak ke seluruh ekosistem yang beroperasi di seputar industri tersebut seperti keramik, AC, aluminum, material bangunan, dan lainnya.
- Tak Puas Bantai Manusia, Tentara Israel juga Tembaki Domba Hingga Kuda di Gaza Sampai Mati
- Warga Israel Mulai Berbondong-Bondong Kabur ke Luar Negeri, Merasa Tidak Aman di Negara Sendiri
- Israel Terima 50.000 Ton Senjata dari AS Sejak 7 Oktober, Dikirim 607 Kali dari Udara dan Laut
- Militer Israel Akui Tentaranya Bunuh Dua Warga Mereka yang Ditawan Hamas di Gaza
"Semua ini sangat hancur," menurut peringkat risiko CofaceBdi, dikutip dari The Cradle, Jumat (12/7).
Sektor perdagangan juga sangat terdampak. Termasuk sektor jasa dan industri seperti mode, furnitur, peralatan rumah tangga, hiburan, transportasi dan pariwisata.
Laporan tersebut juga menyebutkan saat ini Israel berada dalam situasi di mana hampir tidak ada wisatawan asing yang berkunjung.
“Kerusakan terhadap dunia usaha terjadi di seluruh negeri, dan hampir tidak ada sektor yang tidak terkena dampaknya," kata laporan tersebut.
Sektor pertanian juga terdampak, yang utamanya terpusat di wilayah selatan dan utara Israel, di mana kedua wilayah itu dianggap zona pertempuran aktif karena ancaman serangan kelompok perlawanan Palestina dan Hizbullah Lebanon.
Yoel Amir memperkirakan akan ada 60.000 usaha yang akan tutup di Israel sampai akhir 2024.
Serangan Hizbullah berdampak buruk pada bisnis dan pendidikan lokal di wilayah utara. Puluhan ribu pemukim terpaksa mengungsi.
“Tujuan kami untuk menguras perekonomian musuh… telah tercapai,” kata pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah pada 10 Juli.
Operasi maritim tentara Yaman juga berkontribusi pada runtuhnya perekonomian Israel. Pemasukan dari pelabuhan-pelabuhan utama di Israel seperti pelabuhan Eilat di selatan anjlok.
Di akhir 2024, PDB Israel merosot tajam hampir 20 persen.