Israel Sudah Bangun Pangkalan Militer Permanen di Gaza, Segini Luasnya
Militer Israel berencana membagi wilayah Jalur Gaza menjadi utara, tengah, dan selatan.
Militer Israel sudah membangun pangkalan militer permanen di Gaza. Hal itu menandakan Israel berencana menetap dalam jangka panjang dan membagi Jalur Gaza menjadi tiga wilayah terpisah. Demikian dilaporkan harian berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth (Ynet) kemarin.
Menurut laporan koran itu, militer Israel berencana memisahkan wilayah utara, tengah, dan selatan Gaza menjadi tiga bagian terpisah.
- Kejinya Israel Serang Tenda Pengungsi Hingga Warga Gaza Banyak yang Terbakar Hidup-Hidup
- Tentara Israel Sudah Bangun 4 Pos Militer di Gaza, Ternyata Ini Tujuannya
- Menteri Israel Serukan Tentara Tembak Anak-Anak dan Perempuan Gaza yang Dekati Perbatasan
- Israel Umumkan Tarik Mundur Ribuan Pasukan dari Gaza, Ternyata Ini Alasannya
Koridor Netzarim yang baru dibangun pada awal bulan perang kali ini telah membagi wilaya Gaza menjadi dua: utara dan selatan. Koridor itu, kata Yedioth Ahronoth, memegang peran penting dalam rencana Israel ini.
Namun informasi ini kini sudah dihapus dari situs Ynet.
Harian Israel itu pada Agustus lalu melaporkan, Netzarim kini sudah berubah menjadi pangkalan militer besar, sekitar delapan kilometer panjangnya dan tujuh kilometer lebar, termasuk ada pusat penahanan dan fasilitas interogasi serta bangunan tinggal permanen bagi tentara Israel.
Di pangkalan itu juga sudah dilengkapi dengan listrik, air, dan fasilitas komunikasi serta pos pemeriksaan untuk tahanan Palestina yang kini sudah diusir dari wilayah utara ke selatan.
Tidak seorang pun bisa kembali
Pengamat Israel Ben Tzion Macales dua hari lalu melaporkan tentara Israel juga sudah membangun koridor baru di wilayah Jabalia, Gaza utara yang diberi nama Koridor Meflasim, dengan membelah kawasan Beit Hanoun, Beit Lahia, dan Jabalia dari Kota Gaza.
Pasukan Israel secara tidak resmi sudah menerapkan Rencana Besar di Gaza utara yang bertujuan membunuh atau mengusir sisa-sisa penduduk Palestina untuk mengubah wilayah itu menjadi zona militer permanen.
"Tidak seorang pun bisa kembali ke wilayah utara. Tidak ada yang balik lagi dan tidak akan pernah ada yang bisa kembali," ujar Brigadir Jenderal Itzik Cohen kepada jurnalis awal pekan ini seraya mengatakan 50.000 warga Palestina sudah dipaksa pergi dari utara.
Kota Jabalia dan kamp pengungsi di dalamnya kini menjadi target pembantaian dan pembersihan etnis yang sudah berlangsung lebih dari sebulan.
Pemimpin redaksi harian Haaretz Aluf Benn menulis dalam artikel yang diterbitkan 9 September, militer Israel akan mengambil alih wilayah utara Jalur Gaza dari perbatasan sebelumnya hingga ke Koridor Netzarim. Kita bisa memprediksi kawasan itu akan secara bertahap diubah menjadi pemukiman Yahudi dan pencaplokan wilayah oleh Israel."