Mengapa Negara-Negara Arab Membantu dan Mendukung Israel? Pengamat Ungkap Motivasinya
Ketika Iran menyerang Israel pada April lalu, negara Zionis itu dibantu dan didukung negara Arab seperti Yordania.
Ketika Iran menyerang Israel pada April lalu dengan menembakkan lebih dari 300 rudal dan drone, negara-negara yang menjadi sekutu membantu Israel menghalau serangan Iran.
Amerika Serikat dan Inggris menembak jatuh rudal-rudal yang diarahkan ke negara Zionis tersebut. Tak hanya itu, Prancis juga ikut berpatroli di wilayah tersebut, kendati tidak jelas apakah negara tersebut ikut menembak jatuh rudal dan drone Iran, seperti dikutip dari laman Deutsche Welle, Kamis (31/10).
- Ini Daftar Negara Arab yang Bersekongkol dengan Israel dalam Isu Palestina
- Menteri Israel Tegaskan Masa Depan Israel Mencakup Wilayah 7 Negara Arab Ini
- Negara Muslim Ini Bantu Israel Tembak Jatuh Rudal Iran
- Sambil Menangis, Gadis Gaza Ngaku Jenuh dengan Penderitaan 'Negara-Negara Arab Aku Tidak akan Maafkan'
Tidak hanya dibantu sekutunya dari Barat, Israel juga dibantu dan didukung negara Arab seperti Yordania. Negara kerajaan tersebut mengizinkan pesawat tempur Israel dan AS melintas di wilayah udaranya. Yordania juga membantu menembak jatuh rudal atau drone Iran yang memasuki wilayah udaranya.
Pada malam Iran menyerang Israel, warga Yordania mendengar aktivitas udara yang riuh, seperti dilaporkan Reuters. Foto-foto pecahan drone yang ditembak jatuh di selatan ibu kota Amman juga viral di media sosial.
“Negara-negara Teluk, termasuk Arab Saudi, mungkin juga memainkan peran tidak langsung, karena mereka menjadi tuan rumah bagi sistem pertahanan udara, pengawasan, dan pengisian bahan bakar Barat yang sangat penting dalam upaya tersebut,” tulis media Inggris, The Economist.
Di media sosial, sejumlah orang justru merayakan keterlibatan negara Arab dalam membantu Israel. Mereka mengatakan hal ini membuktikan negara-negara Arab dan Israel dapat bekerja sama dan Israel tidak sendirian di Timur Tengah.
“Serangan Iran juga menggalang dukungan internasional baru terhadap Israel, termasuk dari negara-negara Arab utama yang kritis terhadap serangan Gaza namun tetap mendukung respons militer Israel terhadap serangan pesawat tak berawak tersebut,” jelas Direktur Program Timur Tengah dan Afrika Utara di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa, Julien Barnes-Dacey, dalam sebuah pernyataan.
Mitra yang Baik
Kendati Yordania mengkritik perang genosida Israel di Jalur Gaza, Palestina, negara ini secara teratur bekerja sama dengan pemerintah Israel secara diam-diam.
Pihak berwenang Yordania, yang juga menganggap AS sebagai sekutu penting, harus menyeimbangkan semua kepentingan yang bersaing, stabilitas politik, dan pertahanan diri. Jordan dengan cepat mengatakan bahwa dalam membantu Israel, mereka sebenarnya membela diri.
“Beberapa benda yang memasuki wilayah udara kami tadi malam dicegat karena merupakan ancaman bagi masyarakat dan wilayah berpenduduk kami,” kata pemerintah Yordania dalam sebuah pernyataan.
Emile Hokayem, dari Institut Internasional untuk Studi Strategis, mengatakan keterlibatan Yordania adalah bagian dari bukti bahwa Yordania adalah mitra yang baik bagi AS.
Seimbangkan Kepentingan
Sementara itu, Arab Saudi harus menyeimbangkan kepentingannya sendiri, aliansi internasional dan realpolitik dengan munculnya perang Israel di Gaza.
Saudi juga berencana normalisasi hubungan dengan Israel, namun dengan syarat pendirian negara Palestina. Hal ini disampaikan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman saat bertemu Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken pada 15 Oktober 2023. Hal ini diungkapkan jurnalis investigasi AS, Bob Woodward dalam buku terbarunya, War.
Konflik sektarian Sunni-Syiah di Timur Tengah yang telah berlangsung sejak lama dianggap sebagai salah satu alasan sejumlah negara Arab membantu Israel menghadapi serangan Iran.
“Bagi pemain regional, khususnya Arab Saudi dan Yordania – yang dilaporkan telah mencegat drone Iran – argumennya adalah bahwa mereka berhak menjaga wilayah udara kedaulatan mereka,” kata Masoud Mostajabi, wakil direktur Program Timur Tengah di Dewan Atlantik yang berbasis di AS.